Jumat, November 23, 2012

Kotbah Misa Harian, Sabtu 24 November 2012



ALLAH KEHIDUPAN
BUKAN KEMATIAN

 Why 11:4-12;  Luk 20:27-40
Misa Harian, Sabtu 24 November 2012
Di Biara St. Maria Ursulin Darmo Surabaya

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kelahiran adalah awal kehidupan babak pertama di dunia. Kehidupan babak kedua atau babak final diawali dengan kematian babak pertama.


Ada tiga kemungkinan untuk mengalami kehidupan babak kedua atau babak final.  Ada yang melewati jalan tol menuju surga tempat kehidupan yang abadi. Mereka yang langsung masuk surga adalah orang-orang yang menyiapkan diri dalam segi kerohanian secara lengkap dan utuh selama menjalani kehidupan babak pertama di dunia.


Ada yang melewati proses pemurnian di ruang antara yang berada antara kamar kehidupan babak pertama di dunia dan bilik kehidupan babak akhir di Surga. Proses permunian di ruang antara ini dikenal dengan ruang api pencucian. Mengapa disebut sebagai ruang antara? Disebut demikian karena ruang ini berada di antara kamar kehidupan babak pertama dengan kamar kehidupan babak final, dan dibatasi oleh tirai atau sekat yang ditembusi lewat kematian setelah kehidupan babak pertama. Mereka tidak melewati jalan mulus atau jalan tol menuju kehidupan babak final di surga dan harus melewati babak pemurnian karena mereka mengakhiri hidup di dunia ini tanpa melewati sebuah proses persiapan rohani yang matang dan lengkap. Karena itu mereka masuk di ruang antara itu untuk persiapan diri secara spiritual sebelum masuk ke dalam kehidupan babak final di Surga.


Bagaimana mereka mempersiapkan diri untuk memasuki surga? Mereka tidak dapat memurnikan diri sendiri dari lumpur dosa dan salah yang mengotori tubuh iman mereka. Mereka  sudah ada di ruang antara  yaitu ruang tempat pemurnian diri. Mereka sudah di ruang antara itu yang dibatasi tirai yang memisahkan antara ruang hidup kita di dunia dengan ruang hidup abadi di Surga.


Mereka melihat kita tetapi kita tidak melihat mereka secara fisik. Hanya dengan mata rohani kita dapat berkomunikasi dengan mereka. Hanya dengan mata iman kita dapat berdialog dengan mereka. Hanya dengan mata spiritual kita dapat kontak dengan mereka.


Bukan hanya kita yang dapat berkomunikasi dengan mereka tetapi juga para kudus dan para malaikat di surga dapat membangun komunikasi dengan mereka. Sarana paling utama berdialog dengan mereka yang ada di ruang antara adalah doa yang berpuncak di dalam Ekaristi. Di Dalam Ekaristi persatuan iman antara gereja ziarah dengan gereja jaya senantiasa mendoakan mereka yang ada di ruang antara.


Doa dan Ekaristi yang dipanjatkan kepada Tuhan memberi daya pengampunan atas dosa para penghuni ruang antara itu sehingga mereka yang dikotori oleh salah dan dosa, kembali dalam keadaan tubuh rohani yang bersih dan dengan berpakain hati yang bersih dalam artian spiritual, mereka boleh melewati tirai batas yang membatasi ruang antara dengan ruang jaya abadi, sehingga mereka mengalami kehidupan babak akhir di dalam Kerajaan Abadi di Surga. Artinya mereka yang tinggal di ruang antara karena masih kotor karena berkubang di dalam lumpur dosa itu tidak dapat membantu dan menyelamatkan diri sendiri, tetapi kita bersama para Kudus dan Para Malaikat di Surga dapat membantu dan menyelamatkan mereka dalam doa jemat gereja ziarah bersekutu dalam iman dengan Gereja Jaya Abdi di Surga.


Dasar iman kita adalah Allah adalah Tuhan Orang Hidup. Allah bukanlah Tuhan Orang Mati. Artinya dalam iman kepada Allah yang ada adalah kehidupan bukan kematian.