Hari ini, kamis 31 Januari 2008, penulis menghadiri perayaan pentahbisan para diakon SVD, O.CARM, SMM di Katedral Malang. Penthabis adalah Uskup Herman Yosef, O.Carm. Dalam kotbahnya, ditekankan bahwa kharism dan spiritualitas Tarekat adalah bekal bagi rahmat tugas perutusan Yesus yang dikukuhkan dalam tahbisan diakon. Bekal yang lain untuk melaksanakan tugas perutusan Yesus adalah iman yang rasional, yang telah dibentuk di panti pendidikan STFT. Semuanya itu disempurnakan dalam Doa sebagai kekuatan para diakon yang bertugas utama adalah sebagai pelayan Sabda, pelayan altar dan pelayan karya amal/sosial.
Tanpa doa yang kuat aktivis sosial akan merasa kering dan endingnya adalah meninggal tahbisan yang mulia itu. Ada banyak romo yang semangat sebagai aktivis, tetapi lemah di doa. Doa yang amburadul mematikan semua yang lain. Doa itu jantung hidup seorang tertahbis. Doa menghadirkan yang Jauh yaitu Tuhan yang tidak kelihatan secara lahiriah. Doa mendekatkan diri dengan sang pemiliki kehidupan. Doa adalah membuat kita merasakan kehadiran Tuhan sebagai teman dan kawan yang setia selalu mendampingi kita. Hanya dengan kekuatan doa sebagai yang mengikat diri secara erat dengan Tuhan, maka dari ikatan erat itu, tertahbis dapat mengalirkan rahmat Tuhan Yesus kepada sesama melintas batas.