HIDUP DALAM "CYBERMISSIONARY"
Kotbah HR SP Maria dikandung tanpa Noda
Kej 3:9-15.20; Ef 1:3-6.11-12; Luk 1:26-38
Sabtu, 8 Desember 2012
Dari Jakarta Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Kompas, Kamis, 7 Desember 2012, hal. 7 menurunkan opini
dengan judul : "CYBERDEMOCRACY"
dari DKI. Artikel ini mewartakan pendidikan demokrasi di DKI,
dipublikasikan melalui Youtube dan telah diakses oleh mayoritas penduduk yang
menyukai pendidikan demokrasi di DKI dalam dunia internet khususnya di Youtube.
Membaca dan merenungkan tulisan dan isi artikel tersebut,
saya berpikir bahwa dunia maya mewartakan yang asli kepada dunia sehingga dunia
mengandung yang asli itu. Maksud dari yang asli dalam artikel itu adalah
pendidikan demokrasi yang baik dan benar harus diwartakan dalam dunia internet
sehingga dunia internet sebagai media yang paling cepat mewartakan yang baik
dan benar itu, sekaligus mengandung yang baik dan benar sehingga melahirkan
yang baik dan benar itu bagi semua manusia melintas batas.
Hari ini Hari Raya Santa Perawan Maria dikandung tanpa Noda.
Mengandung dan dikandung tanpa noda berarti menjadi kudus dan dijadikan kudus.
Kudus berarti diistimewakan, dikhususkan bagi Allah sumber kebaikan, kebenaran,
dan kedamaian, keadilan dan kejujuran. Artinya orang yang menguduskan dan
dikuduskan harus memiliki sifat-sifat Allah tersebut, yang menjadi karakter
pribadinya sendiri.
Maria adalah Orang Kudus yang mengandung Yang Maha Kudus yaitu
Yesus Putera Allah. Maria adalah Misionaris yang mewartakan Yesus dengan kepala
dan hati serta seluruh dirinya. Dengan Rahimnya ia mengandung Yesus dan
melahirkan Yesus sang juru selamat dunia.
Kita adalah Maria - Maria pada zaman ini. Kita mengandung
Yesus dan melahirkan Yesus bagi dunia. Kita membuat semua manusia mengandung
Yesus dan melahirkan Yesus seperti Maria.
Kita pun membuat dunia internet mengandung Yesus dan
melahirkan Yesus yang menyelamatkan dan mensejahteraan semua manusia melintas
batas.
Caranya adalah wartakanlah Injil di dalam dunia internet
yang diakses semua manusia lintas batas. Mewartakan Injil yang menyentuh otak
dan hati melalui media internet, FB, BB, Twitter, Youtube, dan sejenisnya, yang
dimiliki setiap manusia melintas batas.
Ketika semua pintu seolah-olah tertutup rapat untuk
mewartakan Injil, masih terbuka lebar pintu internet sebagai lahan yang paling
luas lintas batas untuk misionaris bermisi mewartakan Injil. Hidup dan hiduplah
dalam dunia "Cybermissionary." Dengan demikian kita memaksimalkan
dunia internet yang memiliki sisi putihnya, dan mengurangi atau mempertobatkan
para pemakai internet yang lebih pada sisi negatifnya.
http://www.facebook.com/notes/beny-mali/hidup-dalam-cybermissionary/10151198826598598
Tidak ada komentar:
Posting Komentar