HIDUP
MERASA : CUKUP vs SERAKAH
*P.Benediktus
Bere Mali, SVD*
Kita membaca koran
dan menonton televisi akhir-akhir ini memberikan aneka berita kepada kita.
Salah satu berita yang kita terima dari koran dan televisi dan internet adalah
koruptor yang berasal dari orang-orang yang memiliki jabatan, memiliki harta yang
lebih dan nama yang terhormat. Orang-orang yang tidak mempunyai kuasa, tidak
mempunyai harta yang lebih, tidak mempunyai nama, hidup secara cukup dengan apa
yang dimilikinya.
Pertanyaan kita
adalah mengapa orang yang mempunyai jabatan terpenting, mempunyai harta yang
lebih, mempunyai nama karena pendidikannya yang memadai, justru menjadi
koruptor yang dipublikasikan kepada publik lewat koran dan televisi dan internet?
Koruptor yang berlatarbelakang punya nama besar, kuasa, harta yang lebih,
karena dia hidup dalam pimpinan keserakahan bukan berdasarkan kecukupan, sesuai
kehendak pencipta yang disampaikan dalam doa Bapa Kami “ berilah kami makanan
secukupnya”. Keserakahan membuat orang
tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Orang yang serakah
akan dipimpin oleh prinsip ini : “saya mencuri maka saya ada”.
Injil hari ini
menampilkan penggarap-penggarap kebun anggur yang merasa tidak cukup dengan
hasil garapan yang ada tetapi justru dikuasai oleh keserakahan. Pemilik kebun
anggur telah murah hati memberikan kebun anggurnya dan hasilnya sudah cukup
untuk penggarap dan pemilik kebun itu mengutus utusannya untuk mengambil hasil
garapan itu untuk pemilik kebun anggur itu sesuai kesepakatan tetapi para utusan itu dibunuh
bahkan anaknya penggarap itu pun dibunuh. Hal ini terjadi karena penggarap itu
dikuasai oleh keserakahan yang sudah luar biasa.
Pemilik itu
menghadapi kepribadian penggarap seperti itu melahirkan kemarahannya kepada
penggarap itu. Pemilik itu mengambil kebun anggur itu dari para penggarap yang
tidak tahu adat itu dan kemudian pemilik kebun anggur itu memberikan kebun
anggur itu kepada penggarap-penggarap yang lain yang dapat menggarap kebun
anggur itu sesuai kehendak pemilik kebun anggur itu.
Pertanyaan kita
adalah siapa yang dimaksud dengan penggarap-penggarap yang lain itu? Penggarap
yang lama adalah orang-orang Israel dalam hal ini para ahli Taurat, imam-imam
kepala dan tua-tua Yahudi. Mereka telah menolak Tuhan Yesus. Sedangkan
penggarap-penggarap yang lain itu adalah bangsa-bangsa lain yang menerima Yesus
dan percaya kepadaNya, diberi kepercayaan untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Orang
Israel tidak dipercaya oleh pemilik kebun anggur untuk mengolah kebun anggur
sang pemilik. Sedangkan bangsa-bangsa lain dipercaya untuk menggarap kebun
anggur Tuhan.
Kita telah
dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Kepercayaan ini kita jalankan
sesuai pemilik kebun anggur yang telah memberikan kepercayaan kepada kita.
Orang mengatakan “hilang harta dapat dicari, hilang kepercayaan hilang
segala-galanya”.
Homili Senin 3
Juni 2013
Di Biara St.
Maria Ursulin Jl. Darmo Surabaya
Tobit 1:
1a.2a.3; 2:1b-8
Mzm 112
Mrk 12:1-12