Jumat, Februari 08, 2013

Homili Jumat 8 Februari 2013


BUKAN TAKUT MENYATAKAN KEBENARAN
Ibr 13 : 1- 8; Mrk 6 : 14 – 29
Homili Jumat 8 Februari 2013
Dari Surabaya Untuk Dunia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Mengapa Markus menulis kisah karya Yohanes disampaikan secara singkat di dalam perikope ini sedangkan kematian Yohanes dikisahkan secara deteil panjang lebar? Karena yang mau ditekankan di sini adalah resiko yang semestinya ditanggung seorang nabi dalam mewartakan kebenaran sebagai ekspresi jati dirinya. Seorang nabi mengutamakan pewartaan kebenaran Allah yang menyelamatkan orang di dalam freim iman dan kemanusiaan tanpa mundur selangkapun oleh karena aneka wajah tekanan bahkan ancaman nyawa sekalipun.

Keberanian Yohanes secara lantang mengatakan amoral Herodes melahirkan antipatinya terhadap Yohanes berpuncak pada pemenggalan kepala Yohanes. Kematian Yohanes adalah sebuah kematian yang terhormat karena memperjuangkan kebenaran Tuhan dalam freim kemanusiaan dan keimanan kepadaNya.
Ketika seseorang berhadapan dengan serdadu dan saudagar yang menguasai wilayah para penguasa di negerinya, seringkali berpikir mempertimbangkan berkali-kali untuk mengungkapkan kebenaran moral yang dilanggar para penguasa kepada publik, baik secara lisan melalui media elektronik maupun melalui tulisan dalam media cetak, karena menghindari ancaman kematian yang segera menyusulnya. Jalan yang ditempuh seringkali melewati jalan aman yaitu tahu tapi bisu untuk mengungkapkannya.

Kalau kita diminta untuk memilih antara “lebih baik tidak mengatakan apa-apa tentang pelanggaran moral para pemimpin yang sedang memimpin kita dan hidup kita aman dalam masa jabatannya yang temporal” atau “lebih baik mengatakan secara lantang kepada publik tentang pelanggaran  moral para penguasa yang sedang berkuasa  lalu segera disusul kematian nyawa, yang melahirkan penderitaan bagi keluargadan , anak isteri”, maka dapat dipastikan bahwa sekalipun para penguasa itu melanggar moral secara publik, lebih baik memilih diam dari pada berbicara dan segera disusul dengan kematian nyawa.

Kalau memang benar benih pandangan di atas sedang bersemi di lahan hati kita berarti sedang kita alami betapa merananya hati nurani kita dalam menghadirkan peran kenabian di dalam kehidupan kita sebagai oang yang beriman kepada Kristus sang Nabi yang sejati. Secara spiritual kenabian Yohanes yang dihadirkan dalam mengungkapkan kritik kenabian terhadap pelanggaran moral yang dilakukan penguasa Herodes, sungguh membangkitkan kembali peran kenabian kita dalam konteks sosial kita pada zaman ini.

Kita semestinya menghadirkan peran kenabian dalam komunitas sosial tanah air kita secara tertata dalam jaringan kenabian yang tercipta agar kita sendiri tidak mati konyol dalam mewartakan kebenaran yang dilanggar para serdadu dan saudagar yang sedang berkuasa. Jaringan kenabian yang tertata rapi dapat menjadi tempat yang tepat bagi kita memperjuangkan kebenaran secara lantang untuk menyentuh hati dan menyadarkan pelanggar kebenaran untuk bertobat. Pertobatan para pelanggar kebenaran berarti si pelanggar moral berjalan dari amoral menuju jalan kebenaran dan berjalan dalam kebenaran untuk menyelamatkan diri dan sesama yang dipimpin. Di sini peran kenabian kita dihadirkan untuk menghidupkan semua orang baik pewarta kebenaran maupun pelanggar kebenaran bukan untuk mematikan, sehingga semua berjalan bersama sang kebenaran yang sejati.