SASTERA SUKU BUNAQ
DI TIMOR TENGAH
*P.
Benediktus Bere Mali, SVD*
Di Soverdi ST.
ARNOLDUS SURABAYA, Minggu Pesta Keluarga Kudus dari Nazareth 28 Desember 2008
Pukul 17.30 – 20.00 WIB, P. Benediktus Bere Mali, SVD merekam Penjelasan Isi
Ringkas Buku BEI GUA yang ditulis oleh Louis Berthe. Hasil ringkasan isi buku
itu disampaikan oleh P. PIENIAZEK Josef SVD secara lisan, setelah beliau
membaca Buku BEI GUA berbahasa Prancis selama dua Minggu. Hasil ringkasan itu
kemudian direkam dan ditulis kemudian diedit oleh P. PIENIAZEK Josef SVD, lalu
menghasilkan Ringkasan Final sebagai berikut.
Kami melakukan hal
ini karena kami sendiri belum dapat berbahasa Perancis. Usah kecil ini
merupakan sebuah perbuatan mulia yaitu Menata
Mutiara Arema yang tercecer merupakan tugas dan tanggungjawab setiap putera dan
puteri "AREMA" arek-arek Marae", anak-anak Suku Buna’. Isi Buku
ini sebagai titik berangkat bagi setiap "AREMA" menata Kekayaan
Budaya yang tercecer.
Louis
Berthe mengadakan penelitian dua tahap.Tahap pertama 1957 –1959, kurang lebih
14 bulan. Tahap kedua 1966. Buku BEI GUA ini diterbitkan pada 1972. Claudine
Friedberg, Isteri Louis Berthe yang menerbitkannya. Menurut catatan kritis
Claudine Friedberg, isteri Louis Berthe ini, teks yang dikumpulkan dalam BUKU
BEI GUA itu tidak lengkap. Nyanyian-nyanyian tentang asal-usul suku Buna’ itu
dilagukan atau didaraskan oleh penyanyi khusus dalam Suku Buna’ yang
dilaksanakan pada pesta-pesta besar yaitu penguburan atau kematian dan pada
pesta panen.
Ada
banyak cerita mitos dalam Buku BEI GUA ini yang tidak dikenal atau belum
dimengerti kecuali oleh sumber asli yaitu orang-orang tua yang saat ini masih
mengenal baik ceritera-ceritera mitos asal-asul nenek moyang. Sementara itu
Claudine Friedberg mengakui bahwa teks yang dikumpulkan dalam buku BEI GUA ini
belum lengkap.
Judul Perjalanan mengandung dua arti pertama, perjalanan satu angkatan ke angkatan yang berikut atau lain. Kedua, perjalanan nenek moyang dari satu tempat ke tempat yang lain. Ada tiga cerita tentang sejarah asal-usul nenek moyang atau suku-suku atau keluarga-keluarga dalam suku Buna’ yaitu pertama, Oburu. Kedua, Sibiri. Ketiga, Luta. Selain itu ada empat tempat penting yang menjadi sorotan dalam cerita atau sejarah nenek moyang itu adalah pertama, Henes. Kedua Nualain. Ketiga, Gewal. Keempat, Lakmaras.
Nyanyian atau puisi Buna’ dalam buku BEI GUA membenarkan situasi sosial yang ada sekarang, situasi sosial politik yang ada sekarang. Bukan untuk menjelaskan asal-usul suku. Ada tiga kelompok atau kelas atau semacam kasta dalam suku Buna, yaitu kelompok bangsawan, kelompok biasa dan kelompok budak. Kelompok Oburu dipandang sebagai yang turun dari Surga atau dari atas.
Nyanyian
ini dinyanyikan pada kesempatan tertentu dan oleh orang tertentu yang ahli.
Khusus tentang penciptaan duniawi sebagai sesuatu yang tidak dinyanyikan karena
rahasia. Itu hanya diturunkan kepada generasi berikut pada saat dia hendak
meninggal. Penurunan itu hanya kepada orang tertentu saja.
Dalam Buku BEI GUA ini, melukiskan kekuasaan atau otoritas atau hak-hak dan sebagainya tidak bergantung pada material tanah atau luasnya wilayah geografis. Tetapi otoritas dan kewibawaan itu berdasarkan sumber berupa tanda otoritas yaitu LAMBANG atau SIMBOL khusus yaitu bisa Patung atau gambar atau emas dan senjata atau KALUK atau kekuatan magis yang berharga dalam dirinya sendiri. Lambang itu tersembunyi dan dapat dibawa ke tempat lain. Lambang itu memberi kekuatan dan kewibawaan bagi seseorang yang berkuasa atau memimpin suku Bunak. Lambang atau simbol itu menjadi kekuatan magis yang memberi kekuasaan dan kewibaan seorang penguasa dalam suku Buna’.
Perjalanan
nenek moyang itu terungkap dalam judul buku karena diceriterakan dari satu
tempat yang khusus ke tempat yang lain yang berbeda-beda. Dengan kata lain Buku
Bei Gua ini berisi cerita menyangkut orang-orang yang hidupnya nomaden.
Ceritera itu ada yang terputus-putus dan tidak logis atau ada lobangnya, ada
berbagai variasi cerita tentang perjalanan nenek moyang dalam menjelaskan
tentang satu pokok peristiwa. Tergantung orang mau menekankan atau membatasi
analisa yang terbatas pada satu variasi dari sudut pandang disiplin ilmu
tertentu untuk mengenal manusia suku Bunak yang multidimensi.
Dalam buku BEI GUA, melukiskan tentang tiga macam manusia yaitu pertama, berasal dari surga atau dari atas. Manusia berasal dari atas adalah Luta. Kedua, berasal dari bawah dari dalam tanah yang dikenal berasal dari tanaman yang tumbuh di atas tanah yaitu secara khusus Jeruk. Ketiga, manusia yang ada sekarang yang konkret.
Mengenai penciptaan manusia; ada tiga tingkatan yaitu OBURU,
LUTA, SIBIRI.
Cerita mengenai mengambil wanita dari suku yang lain. Pengambilan wanita dari suku lain menjadi anggota suku yang baru terfokus pada persaudaraan Malu dengan Aiba’a atau disingkat hubungan relasi adat Malu-Ai. Relasi adat malu-ai ini terus berkembang dalam kehidupan adat suku Bunak dewasa ini.
Wujud Tertinggi
: SATU MATA, SATU TANGAN, SATU TELINGA, SATU KAKI, TIDAK MENGANDUNG, TIDAK
MELAHIRKAN. Wujud Tertinggi dari langit ke tujuh, dari satu rumah adat, dari
satu mesbah yang pertama dan utama. SATU artinya bukan bilangan tetapi keutuhan
atau kesempurnaan atau kelengkapan.
Dari yang tertinggi ini turunlah ANA LIURAI dengan pasangan hidupnya yang melahirkan atau menciptakan Bulan dan Matahari. Kelahiran generasi selanjutnya lihat nama-nama dalam teks dalam Buku BEI GUA, bagian Cosmogoni.
OBURU:
Isteri mereka atau wanita dari babi hutan dan Jeruk. Isteri itu tidak dibeli tetapi hasil memburu babi hutan yang berubah menjadi manusia – isteri. Kemudian mereka melihat atau menemukan Jeruk dan dari jeruk ini berubah menjadi manusia. Isteri dari Jeruk yang berubah menjadi manusia.
SIBIRI :
Wanita yang pertama dari IKAN yang berubah menjadi manusia. Pengalaman ini waktu menangkap ikan.
LUTA :
Wanita itu dari hasil inces antara saudara dengan saudari, dan antara anak dengan ibunya.
Jaringan – hubungan antara masyarakat terjadi perkawinan dalam suku dan melalui suku luar melalui persekutuan, perjanjian dan sumpah dan sebagainya.
Ada dua (2) jalan yaitu Pertama, Dingin yaitu melalui persetujuan dan menjadi hubungan keluarga. Kedua, Melalui jalan panas yaitu melalui jalan perang antara satu suku dengan suku yang lainnya.
Ada dua (2) Jalan nenek moyang yaitu pertama,
penduduk asli dan kedua, pendatang – tapi tidak diketahui dari mana asalnya.
Ketua penyanyi itu mempunyai kesulitan tersendiri. Setiap ketua penyanyi dari tempat yang satu berbeda versinya dari ketua penyanyi dari tempat yang berbeda.
BUNA’ :
Ketua penyanyi itu mempunyai kesulitan tersendiri. Setiap ketua penyanyi dari tempat yang satu berbeda versinya dari ketua penyanyi dari tempat yang berbeda.
BUNA’ :
Pertama,
Secara struktur dipandang sebagai satu negara. Kedua, secara pembentukan
ritus-ritus yang paling kaya memiliki obyek organisasi sosial yang melarang
inces. Ketiga, hubungan perkawinan dalam keluarga-keluarga dalam relasi
malu-ai.
Pada suku Buna’ itu hubungan malu-ai itu dibentuk secara kontinyu dalam mengarungi waktu.
Beri tanda – sumber lambang – lambang kekuasaan itu dari dunia di atas.
Cerita tentang MAU IPI GULOQ:
Buruh babi hutan. Babi berubah menjadi dua wanita. Satu cantik sekali. Dua saudara rebut yang paling cantik. Mereka ribut dan akhirnya mereka saling membunuh. Lalu wanita yang cantik itu datang dan membangkitkan MAU IPI GULOQ itu, dengan menggunakan air khusus. Akhirnya Mau IPI GULOQ mendapat dua isteri itu dan menjadi Raja. Dua isteri itu dari babi hutan yang diburu yang telah berubah menjadi manusia, dan wanita itu berasal dari buah jeruk yang ditemukan di hutan dalam perburuan babi hutan. Jeruk itu berubah menjadi manusia, wanita yang sangat cantik sekali. Asa Paran merasa iri terhadap Mau IPI GULOQ. Maka Asa Paran menyuruh Mau Ipi GULOQ naik pohon lantas Asa Paran menumbangkan pohon itu dan MAU IPI GULOQ mati. Isterinya tidak tahu. Lantas dua anjing diutus pergi tempat kematian MAU IPI GULOQ karena kejahatan Asa Paran. Menemukan mayat MAU IPI GULOQ sudah berulat, tetapi dia dibangkitkan kembali oleh isterinya. Kemudian dia bangun dan normal sebagai manusia. Anjing itu menjadi dua wanita yang cantik. Kedua wanita dari kedua anjing yang berubah menjadi manusia itu menggunakan minyak itu membuat badan itu menjadi utuh kembali – sehat kembali. Asa Paran heran sekali ketika melihat MAU IPI GULOQ hidup dan sehat.
Kerangka ringkas Buku BEI GUA:
I. Penciptaan Manusia
II. Keluarga Oburu – Marobo __________ di sini
ada cerita tentang MAU IPI GULOQ memiliki 2 isteri yang awalnya dari babi hutan
dan jeruk yang menjadi manusia – wanita yang menjadi isteri MAU IPI GULOQ.
Kemudian dua isteri berikut dari dua ekor anjing yang menjadi manusia –wanita
yang membangkitkan Mau IPI GULOQ dan menjadi isteri MAU IPI GULOQ yang menjadi
Raja.
III. LUTA – DATO ZOPATA
IV. SIBIRI – KAILAUQ
V. A TURUL TUK – SIOL WA ______ Pertemuan 3 suku
yaitu Oburu, Sibiri dan Luta
VI. Tinggal Tetap dan Misi Dewa Kera yang berfungsi sebagai perantara.
VII. Sumpah Ikatan antara HULO – LEP ____ Dua
bambu yang magis dan keluarga – keluarga atau suku –suku.
VIII. Rumah- rumah atau keluarga-keluarga yang
sekarang tinggal di HENES PAQEL – HOL SOSEK _________ Ada dua bagian penting
dalam hal ini yaitu terdiri dari :Pertama, Pendasaran keluarga-keluarga di
HENES PAQEL – HOL SESUK. Kedua, Asal-usul dari tiga (3) rumah atau keluarga
bangsawan yaitu : Pertama , IU GEWEN – HOL LAPIT; kedua, LIANAIN BEIN MONE; HAU
POR.