IKUT
YESUS & PRINSIP EKONOMI
Flp 2:12-18; Luk 14:25-35)
Kotbah Misa Harian, Rabu 7 Nopember 2012
Di Soverdi St. Arnoldus Surabaya
(Rm. Benediktus Bere Mali, SVD)
Kita hidup dalam aneka
konteks yang menyertai kita. Kita hidup dalam perkembangan ilmu ekonomi yang
sangat luar biasa. Kita juga hidup di antara kehidupan keagamaan yang beraneka
ragam. Kita hidup di antara ilmu kedokteran yang begitu cepat perkembangannya.
Kita juga hidup di antara perkembangan ilmu politik yang berkembang dengan
sangat pesat. Singkat kata, kita hidup di antara multidisplin ilmu yang
mengelilingi kita dengan prinsipnya masing-masing.
Masing-masing ilmu itu
hidup dan berkembang selalu berkaitan dengan kehidupan uang atau ekonomi. Seorang dokter melalui
pengorbanan di dalam prosfesinya untuk mendapat keuntungan material yang
sebesar-besarnya. Seorang ekonom memegang
prinsip ekonomi di dalam menjalankan perannya sebagai ekonom yaitu
dengan pengorbanan yang seminimal mungkin untuk memperoleh hasil yang
semaksimal mungkin, atau dengan biaya yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Dalam keadaan seperti ini, hari ini Gereja
mengingatkan kita atau mengajarkan kita sebuah prinsip yang sangat berbeda
dengan prinsip ilmu-ilmu profan. Gereja
memberikan pandangan yang lain tentang ilmu para pengikut Yesus di sepanjang
jaman, dibandingkan dengan ilmu profan di dalam perspektif ekonomi.
Lantas muncul
pertanyaan di dalam otak kita masing-masing,
apa perbedaan Prinsip pengikut Yesus dengan prinsip ekonomi? Perbedaan
keduanya ada di sini. Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Sebaliknya
prinsip pengikut Yesus adalah pengorbanan yang sebesar-besarnya untuk
memperoleh keselamatan yang sejati.
Prinsip mengikuti Yesus
itu diungkapkan di dalam SabdaNya pada
hari ini : "Jika seorang datang
kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya,
ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudarinya,
bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak
memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Pengikut Yesus harus seperti Yesus yang memegang prinsip di dalam seluruh
realitas hidupnya bahwa dengan pengorbanan yang sebesar-besarnya atau
pengorbanan yang sehabis-habisnya di jalan salib dan wafat di Salib kemudian
bangkit, memberikan keselamatan yang begitu luas dan dalam bagi seluruh dunia,
bagi semua manusia, dan alam semesta.
Barangsiapa masih berada di bawah kuasa prinsip ekonomi, dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil (keselamatan) yang
sebesar-besarnya adalah tidak layak menjadi pengikut Yesus.
Apakah
kita hidup di jaman ini sebagai orang beriman, murid dan pengikut Yesus, masih
ada dalam kuasa prinsip ekonomi?