Rabu, Januari 09, 2013

Kotbah Natal Siang, Selasa 25 Desember 2012



MENUJU TERANG ATAU GELAP

Yes 52:7-10; Ibr 1:1 - 6; Yoh 1:1-18

Selasa Natal Siang, 25 Desember 2012
Paroki St. Petrus Karang Senang, SP 3,
Keuskupan TIMIKA

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita mengenal Laron dalam hidup kita. Laron muncul di musim hujan. Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Laron adalah sebagai berikut. Pada saat kegelapan tiba, Laron akan terbang meninggalkan kegelapan dan selalu mencari dan mendatang atau terbang menuju Terang. Kalau dikontraskan dengan manusia yang berdosa, apa perbedaan antara Laron dengan pendosa?


Perbedaan antara pendosa dan Laron sebetulnya terletak di sini. Pendosa adalah pribadi yang berjalan dari Terang menuju Kegelapan. Terang yang dimaksud adalah Tuhan Yesus. Kegelapan yang dimaksud adalah dosa yang menyesatkan. Sebaliknya Laron ketika berada di dalam kegelapan malam, dia akan terbang menuju Terang.


Dalam Injil Natal Siang ini menampilkan kelompok- kelompok yang menghidupi spiritualitas Laron dan gaya hidup pendosa yang tidak bertobat. Orang-orang yang menolak Yesus lahir sebagai Sang Terang Sejati adalah orang yang berjalan meninggalkan Tuhan Yesus sebagai Sang Terang Sejati yang membawa keselamatan universal, menuju kegelapan dosa yang mengahancurkan dirinya sendiri.



Sebaliknya orang yang menerima kelahiran Tuhan Yesus sebagai Sang Terang Sejati adalah orang yang berjalan meninggalkan kegelapan dosa menuju Sang Terang Sejati, hidup dan bertumbuh serta berkembang di dalam arahan Sang Terang Sejati itu.


Penerima Sang Terang Sejati itu adalah para gembala dan para majus diberi tempat yang sangat istimewa. Mengapa? Orang majus mewakili kelompok berpengetahuan yang memiliki kerinduan mencari kebenaran yang sejati yang ditemukan di dalam Tuhan Yesus Sang Terang yang sejati. Para gembala mewakili kelompok pekerja yang mempunyai kerinduan untuk menemukan makna di balik kerja kerasnya.


Kedua kelompok ini mempunyai pertanyaan yang sama: di mana raja org yahudi dilahirkan. Mereka tidak pusing dengan pertanyaan siapa dia. Mereka lebih fokus pada tempat dimana dia terlahir. Kebenaran Sejati, Makna Sejati dari segala sesuatu, ada di Kandang Bethlehem, tempat Yesus dilahirkan. Kandang Bethlehem menyatukan orang Kecil dan Orang Besar. Kandang Bethlehem menyatukan aneka perbedaan. Maka itulah menjadi inti dari kita rayakan iman akan kelahiran Tuhan Yesus di Bethlehem.


Terang yang menyatukan aneka perbedaan antara "orang kecil" dan "orang besar" lahir di Bethlehem. Terang yang menyatukan aneka perbedaan dunia zaman ini ada dan lahir dari Terang Akal Budi dan Terang Hati Kita sebagai tempat Kandang Bethlehem yang hidup dan selalu ada bersama kita dimana dan kapanpun kita berada.


Maka rawatlah Bethlehem Hati Kita Masing-Masing sebagai tempat yang mengandung dan melahirkan Sang Terang Sejati yang meyatukan aneka perbedaan yang ada. Dengan demikian, perbedaan adalah berkat dan rahmat, bukan sebagai pembedaan yang membawa malapetaka atau kutukan.

Kotbah Misa Malam Natal, Senin 24 Desember 2012



KELAHIRAN:
MEMBAWA DAMAI
ATAU
KEHANCURAN

Yes 9 : 1-6; Tit 2 : 11-14; Luk 2 : 1-14

Malam Natal
Senin 24 Desember 2012

di Stasi SP5 dan Stasi SP7,
Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang
Keuskupan TIMIKA Untuk Dunia


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Semua manusia di dunia pasti dilahirkan bukan jatuh dari langit atau tumbuh dari dalam tanah. Ada yang dilahirkan bertumbuh dan hidup membawa kebaikan tetapi ada yang dilahirkan dan bertumbuh dan berkembang serta hidup membawa kejahatan bagi dunia. Ada yang lahir membawa sukacita, damai dan kegembiraan, tetapi ada yang dilahirkan, bertumbuh dan berkembang, hidup membawa kehancuran bagi sesama.


Ada tokoh-tokoh dalam Kitab Suci yang lahir dan hidupnya membawa damai dan ada yang membawa kehancuran. Adam dan Eva dilahirkan bertumbuh dan berkembang serta hidup membawa kehancuran yang merusak Firdaus yang indah dan rapi yang diberikan Tuhan.


Yesus dan Maria dilahirkan membawa perbaikan dan penataan kembali Firdaus yang telah hilang karena dosa Adam dan Eva, sehingga Firdaus yang telah hilang ditemukan kembali. 


Bagaimana proses penemuan kembali Firdaus yang telah hilang itu dalam  kelahiran Yesus dan Maria?  Para Nabi mewartakan secara sistematis bahwa Firdaus itu hilang karena dosa Adam dan Eva dan dapat ditemukan kembali dalam kelahiran Maria dan Yesus. Perayaan penemuan kembali Firdaus dalan Kelahiran Yesus dari Maria  itulah yang kita rayakan pada Malam Natal ini. Natal Yesus membawa damai bagi dunia melintas batas. Kelahiran Yesus selalu untuk menata kembali yang rusak akibat dosa, menjadi baik kembali dalam hal relasi dengan Tuhan dan sesama.

Kahiran Yesus dirayakan tepat pada sensus penduduk atas perintah Kaisar Agustus yang dikenal sebagai pejuang kedamaian. Tuhan mempunyai rencana yang indah pada waktunya. Yesus lahir pada zaman Kaisar Agustus, dan kelahirannya membawa damai.


Apa bedanya damai kaisar Agustus dan Yesus? Perbedaannya sebetulnya ada di dalam pernyataan berikut. Kaisar Agustus pejuang kedamaian dengan mengangkat senjata membunuh para musuh, sedangkan Tuhan Yesus mengangkat senjata cinta kasih memberi hidup bagi musuh untuk hidup damai dalam Tuhan tanpa kekerasan.                 


Kita merayakan Kelahiran Tuhan Yesus sang pembawa damai sejati. Kelahiran Tuhan adalah kelahiran kita. Kelahiran Tuhan Yesus selalu membawa damai sejati bagi semua melintas batas. Kelahiran kita pun harus membawa damai sejati bagi sesama tanpa membeda-bedakan. Dengan itu makna natal Tuhan Yesus lahir dan bertumbuh serta berkembang di dalam kandang betlehem hati kita. Selamat Natal 2012.

Kotbah Misa Harian, Senin Adven 24 Desember 2012



HIDUP RAGU ATAU YAKIN

2Sam 7:1-5, 8b-12, 16
Luk : 67 – 69

Senin Adven, 24 Desember 2012
Pastoran St. Yosef Kuala Kencana
Freeport – Keuskupan Timikia


P. Benediktus Bere Mali, SVD



Dalam hidup bersama, hidup di dalam keluarga dan di dalam komunitas, sering kita menjumpai teman-sahabat yang selalu memberikan kepastian dalam mengambil sebuah kebijakan untuk kehidupan bersama, tetapi ada juga pemimpin yang senantiasa memberikan keputusan-keputusan yang ambivalen antara ya atau tidak, yang penuh dengan keraguan bagi pemimpin dan juga bagi yang dipimpinnya.


Pemimpin yang kurang yakin bahkan selalu dibayangi oleh keraguannya di dalam menentukan sebuah keputusan untuk kebijakan bersama selalu mematahkan semangat anggota atau bawahannya untuk melakukan sesuatu yang lebih berkembang maju demi kebaikan bersama. Masing-masing anggota akhirnya berjalan sendiri-sendiri tanpa sebuah koordinasi yang terarah pada tujuan kehidupan bersama untuk kebaikan bersama.


Sebaliknya seorang pemimpin yang yakin dan pasti dalam mengambil sebuah keputusan sebagai sebuah kebijakan untuk kebaikan bersama, mudah menyatukan dan mengkoordinir anggota atau bawahan yang dipimpinnya, untuk bergerak membangun gerakan bersama di dalam memajukan kehidupan bersama untuk kebaikan bersama.


Zakharia adalah seorang imam yang setiap hari lebih banyak menghabiskan waktu hidupnya di Bait Allah. Tetapi hal itu tidak menambah dan meneguhkan kepastian imannya kepada Tuhan yang dia sembah dalam panggilannya sebagai seorang imam. Dia sepertinya doa di Gereja sebagai pelarian karena isterinya mandul, dan dijadikan aib dalam pandangan umum masyarakat pada waktu itu. Imannya pada Allah belum sempurna karena dia masih dalam keadaan yang selalu ragu-ragu.


Hal ini terbukti saat Malaikat Tuhan mewartakan bahwa isterinya akan mengandung dan melahirkan Yohanes, dalam usianya yang sudah mati haid, Zakharia ragu-ragu akan hal itu. Maka Allah membisukan Zakharia, hingga imannya menjadi pasti kepada berita Tuhan tentang kelahiran Yohanes karena berkat Roh Kudus Allah. Kepastian imannya itu terungkap dalam tulisan tangannya dalam keadaan bisu, bahwa anak yang lahir itu harus diberi nama Yohanes sesuai kehendak Allah, bukan berdasarkan kehendak manusia, kehendak pribadi Zakharia yang lebih memberikan nama sesuai adat keturunan dalam budaya Yahudi pada zamannya. Hal ini menegaskan bahwa Yohanes lahir bukan berdasarkan kehendak manusia tetapi berdasarkan kehendak Allah. Maka nama bayi yang lahir dari Elisabeth pun harus sesuai kehendak Allah bukan kehendak Zakharia.


Setelah Zakharia memastikan imannya kepada Tuhan atas kelahiran Yohanes dan menulis nama Yohanes sebagai hitam di atas putih, mujizat terjadi atas diri Zakharia yang bisu kembali dapat berbicara.


Ucapan syukur atas kepastian imannya itu, Zakharia memulai dalam sukacita Tuhan memuliakan Tuhan dalam Kidung Zakharia. Orang yang mendapat rahmat berlimpah dari Tuhan dan sungguh menyadari betapa besar dan dalamnya rahmat Tuhan baginya, pasti tahu bersyukur dan berterimakasih serta memuji dan memuliakan Tuhan sebagai ungkapan imannya yang pasti kepada Tuhan.


Kita setiap hari menerima rahmat Tuhan berupa napas kehidupan yang kita terima, makanan dan minuman yang kita peroleh dari tanah ciptaan Tuhan, perhatian, cinta dan pengorbanan dari sesama kepada kita. Kita selalu memperolah bantuan dari sesama kita, yang membuat kita selalu hidup di dalam kecukupan. Kita harus tahu bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan dan memuji dan memuliakan Tuhan. Rahmat yang selalu kita terima dari Tuhan harus membuat kita pasti mengungkapkan iman kita kepada Tuhan sumber segala yang baik dan benar untuk kita. Kita tidak boleh meragukan Tuhan yang selalu menyertai dan memberkati kita di dalam setiap langkah hidup kita.

Kotbah Misa Harian, Minggu 23 Desember 2012



KUNJUNGAN YG MENEGUHKAN
ATAU MENGHANCURKAN

Mik 5 : 2- -5; Ibr 10 : 5-10; Luk 1 : 39-45
Minggu 23 Desember 2012
Kotbah Misa Hari Minggu IV Adven C
Di Gereja Bethlehem Kuala Kencana
Timika - Papua

P. Benediktus Bere Mali, SVD



Hari ini, Minggu, 23 Desember 2012, tepat pukul 07.00 Waktu Timika, saya untuk pertama kalinya mendarat di Bandara Timika dan mengunjungi Tanah TIMIKA-Papua.


Setelah tiba di Pastoran dan merayakan Ekaristi Pribadi, saya mengunjungi sebuah keluarga yang sakit tidak dapat berkomunikasi, untuk memberikan Komuni Kudus. Saat saya kunjung dan mendoakan serta memberkati Bapa Tom yang sakit, Bapa Tom sangat bersukacita. Kegembiraan itu diungkapkan di dalam senyumnya yang sangat mencerahkan. Keluarganya, isteri dan anak-anaknya juga sangat bersukacita karena dikunjungi pada hari Minggu Adven V ini.


Sebetulnya sukacita keluarga Bapak Tom, bukan karena saya, tetapi karena Yesus yang hadir dalam Hosti Kudus yang memberikan sukacita sejati kepada keluarga Bapak Tom. Yesus sendiri yang mengunjunginya dan membawa sukacita sejati bagi keluarga Bapak Tom.


Hari ini hari minggu adven ke-empat dalam tahun liturgi C. Tokoh utama yang ditampilkan di dalam masa penantian dan persiapan Natal ini adalah Maria Ibu Yesus. Maria sungguh secara pasti menyiapkan diri bagi kelahiran Tuhan Yesus. Maria membuka diri dan membuka Rahim Imannya yang mengandung Yesus sang Sukacita sejati bagi semua orang melintas batas.


Sukacita Yesus itu dirasakan ketika Maria Mengunjungi Elisabeth. Ketika Maria mengucapkan Salam sukacita kepada Keluarga Elisabeth, sukacita itu juga dirasakan oleh bayi yang ada di dalam rahim Elisabeth melonjak kegirangan. Kehadiran Maria adalah bagi sang sukacita sejati. Kunjungan Maria adalah sebuah kunjungan yang membawa berkat dan kegembiraan bagi yang dikunjungi.


Teladan Maria yang hadir selalu membawa sukacita Tuhan ini menjadi model bagi kehadiran kita untuk senantiasa membawa berkat dan sukacita bagi sesama. Ketika kita hadir membawa gosip dan irihati, dan kebencian maka kehadiran kita bukan kehadiran seperti Maria yang selalu membawa sukacita bagi sesama, tetapi kehadiran kita membawa kehancuran bagi sesama kita.


Apakah kehadiran saya selalu dirindukan orang atau kehadiran kita selalu ditolak oleh banyak orang?