Rabu, Januari 09, 2013

Kotbah Misa Tahun Baru, Selasa 1 Januari 2013



MENJADI PENYALUR RAHMAT

HR SP Maria Bunda Allah
Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
Renungan Natal dan Tahun Baru Bersama
Selasa 1 Januari 2013
Keluarga TIMOR di TIMIKA-FREEPORT - PAPUA,
Selasa O1-O1-2013

dan Misa Tahun Baru
Selasa 1 Januari 2013
di Stasi Mile 32 St. Gregorius,
Paroki St. Petrus Karang Senang SP3


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita semua kenal pipa air. Kita juga kenal St. Maria yang menjadi Ibu Yesus. Yang menjadi pertanyaan di awal renungan ini adalah: Apa persamaan antara Pipa dengan St. Perawan Maria Bunda Allah? Persamaan antara Pipa dengan Sta. Perawan Maria Bunda Allah sebetulnya terletak pada : Perannya sebagai penyalur.


Pipa Air berfungsi menyalurkan air dari sumbernya sampai ke dalam rumah sehingga seluruh anggota keluarga dalam rumah boleh menikmati air dari sumbernya melalui pipa tersebut.


Sta. Maria Bunda Allah adalah penyalur rahmat dari Tuhan sebagai sumber rahmat sempurna kepada semua manusia sehingga manusia mengalami keselamatan dalam Yesus.


Sebagai penyalur, ada satu ciri yang ada dalam dirinya. Pipa air sebagai penyalur air dari sumber air kepada manusia, tidak pernah mengeluh dalam memberikan diri sebagai tempat aliran air yang memuaskan dahaga manusia melintas batas, tanpa membeda-bedakan.


Bunda Maria sebagai penyalur rahmat, tidak ingat diri, tidak egois, selalu mengingat dan mengutamakan keselamatan banyak orang, mengutamakan kebaikan banyak orang, mengutamakan kesejahteraan banyak orang, mengutamakan kedamaian dan kebahagiaan banyak orang.


Pada Hari Raya St. Perawan Maria Bunda Allah ini, kita menyadari Bahwa Tuhan Yesus adalah rahnat terbesar yang Tuhan berikan kepada kita untuk keselamatan universal, melalui Bunda Maria Bunda Allah.

Tuhan Yesus Kristus disebut sebagai Adam Baru, sangat berbeda dengan Adam Pertama yang disebut sebagai Adam Lama. Adam Lama memporakporandakan Firdaus yang indah sempurna yang diberikan Tuhan, dengan dosa egoisme dan kesombongannya. Sedangkan Yesus Kristus sebagai Adam Baru, menciptakan kembali Firdaus yang telah hilang itu, dan membuka pintu bagi banyak orang untuk masuk di dalam Firdaus Baru di dalam diriNya.


Yesus Kristus adalah Penyalur Rahmat dari Tuhan kepada manusia dan menjadi pintu bagi manusia menuju Tuhan di dalam Surga, melalui Korban di Salib, wafat, dan bangkit pada hari ketiga.


Kita masuk Tahun Baru dengan Pribadi Baru. Syaratnya satu,  jadikan diri penyalur rahmat bagi sesama. Sesama itu adalah keluarga besar Timor di Timika. Sesama itu adalah Keluarga kita di Timor yang kita tinggalkan. Sesama itu adalah mereka yang ada di sekitar kita lintas batas.


Untuk itu kita harus korban. Korban pikiran, tenaga, dan materi. Ini kita miliki berarti kita adalah manusia baru di tahun baru. Kita harus korban dalam kehidupan sosial masyarakat, maupun dalam kehidupan iman kita, untuk kepentingan bersama.

Dasar korban kita adalaha Iman kita akan Yesus yang berkorban bagi keselamatan kita. Maka kita pun harus berkorban untuk keselamatan sesama. Dengan itu kita merayakan Tahun Baru Pribadi Baru.

Kotbah Misa Tutup Tahun, Senin 31 Desember 2012



MENINGGALKAN MANUSIA LAMA 
DI TAHUN LAMA

SIAP MENGENAKAN MANUSIA BARU 
DI TAHUN BARU



(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18).
Renungan Misa Akhir Tahun
Senin 31 Desember 2012
Gereja Bethlehem Kuala Kencana
Freeport – Timika - Papua

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Pengantar Misa:


Perayaan Tutup Tahun 2012 berarti sebuah perayaan yang berbicara soal Waktu, Saat, Kesempatan, Peluang. Kata waktu sendiri berasal dari bahasa Latin, dari kata "TEMPUS" artinya KETERBUKAAN, LAPANGAN atau KEKOSONGAN.



Waktu disebut keterbukaan karena dialami semua orang. Waktu adalah Lapangan karena di dalamnya orang bermain-main dengan hidupnya sekaligus mengolah hidupnya. Maka mengolah hidup disamakan dengan mengolah waktu. Waktu disebut kekosongan karena semua yang pernah kita peroleh dalam hidup ini pada akhirnya kita akan berpisah dengan semua itu. Betapapun manusia merancang peradabannya untuk mempersiapkan masa depannya, namun pada akhir hidupnya kekosongan merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari.


Muatan dari seluruh pengalaman kita, baik dulu, kini dan nanti; kenangan, kenyataan, kerinduan dan harapan semuanya berakhir pada palang waktu. Merenungkan detik-detik terakhir tahun 2012 mengingatkan kita bahwa semuanya akan berlalu. Tahun Lama akan berlalu. Kita telah bertualang dalam waktu 365 hari, dan hari ini adalah hari yang terakhir.


Sebentar lagi kita berpisah dengan tahun lama. Perpisahan ini merupakan tanda bahwa pertualangan kita belum selesai. Pada pukul 24.00 lonceng akan dibunyikan sebagai tanda bahwa kita harus memulai lagi pertarungan yang sesungguhnya dalam tahun baru. Maka marilah pada titik perpisahan ini, kita mengenangkan semua yang pernah kita jumpai dalam hidup kita di masa lampau: anggota keluarga, kenalan, rekan kerja, pemimpin, bawahan, keberhasilan, kegagalan kita.


Kita tela menerima kasih karunia demi kasih karunia dari Tuhan selama pengalaman kita dalam tahun 2012. Dan kini kita persembahkan semuanya kepada Tuhan seraya memohon berkat Tuhan di dalam Perziarahan berikutnya di tahun 2013 yang sesaat lagi menyambut kita.


Homili:

Pada hari terakhir tahun 2012 ini, kita melihat kembali ke belakang seluruh tahun 2012, yang hampir sesaat lagi akan kita lalui. Ada keberhasilan, ada juga kegagalan yang kita alami sepanjang tahun 2012. Ada kesuksesan, dan ada juga kedukaan yang kita alami sepanjang tahun 2012. Ada pengalaman indah dan ada juga pengalaman yang tidak sedap yang dilukis di dalam lembaran tahun 2012. Pengalaman-pengalaman yang baik dan kurang baik sudah ada dalam lembaran tahun 2012, yang sesaat lagi akan kita tutup lembaran itu.


Tetapi pengalaman tahun 2012 itu menjadi "Guru yang paling bijaksana" yang mendidik kita, agar kita mengambil hikma dari pengalaman 2012 untuk memasuki dan mengisi lembaran tahun baru, tahun 2012.


Kita memasuki tahun baru dengan pribadi baru. Tahun lama dan pribadi lama kita tanggalkan, dan tahun baru dan pribadi baru kita kenakan.


Salah satu ciri pribadi baru adalah tahu bersyukur. Kita bersyukur atas semua pengalaman yang menjadi guru yang paling bijasana bagi kita dalam memasuki tahun yang baru. Terutama kita bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan yang tetap setia memberkati kita dalam seluruh perjalanan kita dalam tahun 2012 ini. Kita juga mohon berkat dan perlindungan Tuhan selama kita memasuki tahun 2013.


Kita baru merayakan Pengalaman Kelahiran Tuhan Yesus Kristus pada Hari Raya Natal. Kelahiran Tuhan Yesus disambut oleh dua pengalaman yang kontras seperti yang tercatat di dalam Kitab Suci pada perayaan tutup tahun ini. Pengalaman kontras itu adalah : ada pengalaman Pro Kristus, ada juga pengalaman anti Kristus, yang terlukis rapi dalam lembaran Kitab Suci, Bacaan I dan Bacaan Injil, yang kita dengarkan di ujung tahun, senin 31 Desember 2012, di dalam Gereja Ekumene, Gereja Bethlehem ini. Kelahiran Yesus sebagai Adam Baru, membawa sikap baru, membawa perubahan baru, membawa keselamatan universal, hanya disambut oleh orang yang mengenakan baju iman yang baru. Siapa yang menerima Yesus sebagai Adam Baru?


Mereka yang menerima kelahiran Tuhan Yesus adalah para gembala wakil orang kecil, yang di tengah kesibukan kerja mereka, mencari dan menemukan makna hidup dari kerjanya di dalam diri Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di kandang Bethlehem. Mereka yang pro Kristus Adam Baru itu adalah para majus, wakil kelompok elit, yang berpendidikan, orang yang ahli dalam bidang penelitian, mencari dan menemukan kebenaran sejati dalam diri Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di Kandang Bethlehem, bukan tempat yang lain. Baik para gembala maupun para majus, menemukan arti hidupnya di tempat yang sama yaitu Bethlehem tempat lahir Yesus Kristus Adam Baru.


Bethlehem menyatukan "orang kecil" dan "kaum elit". Bukan Bethlehem tetapi Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di Bethlehem yang menyatukan "orang kecil" dan "orang besar". Penyatuan ini memuat satu pesan inti. Kaum elit harus solider dengan orang kecil. Dengan itu, kaum elit dan orang kecil berjalan bersama sang sabda yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus Adam Baru. Sebaliknya orang yang egois adalah anti Kristus Adam Baru.


Yesus sebagai Adam Baru selalu dikontraskan dengan Adam Lama. Kontradiksi antara keduanya sebetulnya terletak di sini. Adam Lama memporakporandakan Firdaus Indah dan sempurna yang telah diberikan oleh Tuhan, dengan dosa egoisme dan dosa kesombongannya. Sedangkan Yesus sebagai Adam Baru yang lahir di Kandang Bethlehem, membawa pembaharuan, yaitu menata kembali Firdaus Baru dan mengantar semua orang berjalan menuju Firdaus yang baru.


Kita merayakan Perayaan Tutup Tahun di Gereja Bethlehem. Bagi saya Gereja ini dibangun atas dasar Teologi Kelahiran Yesus Kristus Adam Baru di Bethlehem yang menyatukan "orang kecil" dan "kaum elit", untuk solider dengan sesama, untuk senantiasa berjalan bersama Sang Sabda yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus Adam Baru.  Setidak-tidaknya Gereja Bethlehem sebagai Gereja Ekumene ini telah menyatukan manusia lintas batas.  Semoga Tahun Baru ini, kita selalu berjalan bersama Yesus dalam seluruh Ziarah sepanjang Tahun 2013. Selamat Tinggal Tahun Lama. Selamat Datang Tahun Baru. Selamat menanggalkan manusia lama dan selamat mengenakan manusia baru dalam tahun baru.

Kotbah Misa Hari Minggu, 30 Desember 2012



KELUARGA MODEL
KELUARGA RETAK

1Sam 1 : 20 - 22 . 24 - 28;
1Yoh 3 : 1 - 2. 21-24;
Luk 2 : 41 – 52

Misa Keluarga Kudus
Minggu 30 Desember 2012
Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang
Keuskupan Timika – Papua - Indonesia


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Manusia yang miskin maupun kaya, yang pintar dan kurang pintar, yang unggul dan kurang unggul, yang hitam atau putih, yang maju atau terbelakang, pasti berasal dari sebuah keluarga. Kita semua yang merayakan Pesta Keluarga Kudus di Paroki SP3. St. Petrus Karang Senang, Keuskupan Timika ini adalah orang - orang yang bukan jatuh dari langit atau tumbuh dari dalam tanah, tetapi lahir dari sebuah keluarga.


Ada dua macam keluarga yang menjadi tempat kelahiran kita sebagai manusia. Ada keluarga yang menjadi keluarga model, ada keluarga yang di dalam perjalanannya menjadi sebuah keluarga yang berantakan.


Keluarga yang menjadi keluarga model adalah pasangan suami isteri yang tetap setia satu sama lain dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, dalam susah maupun senang, dalam sakit atàupun sehat, dalam semua tempat dan setiap saat, sampai mati.


Keluarga yang pada akhirnya dalam perjalanannya menjadi sebuah keluarga yang berantakan, adalah keluarga yang hanya mau setia saat dalam keadaan punya uang dan selalu senang, sedangkan dalam keadaan sulit dan sakit, dalam keadaan kekurangan uang, dalam tekanan, mulai meninggalkan keluarganya, dan beralih ke lain hati atau ke rumput tetangga yang lebih hijauh.



Keluarga Nazaret yang pestanya Gereja Katolik seluruh dunia rayakan pada hari ini adalah Keluarga model bagi keluarga di seluruh dunia. Kualitas yang menjadi syarat utama dari Keluarga Nazareth sebagai keluarga model adalah sebagai berikut. Kualitas keluarga Nazareth itu ada dalam para anggotanya. Maria adalah sebagai ibu dan mama memiliki kualitasnya yaitu mengatakan "Ya" pada kehendak Allah dalam setiap waktu dan semua tempat. Ya pada Allah itu dalam kata dan perbuatannya. Hal itu terkenal dalam viatnya : "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendakMu". Maria mengutamakan kehendak Allah dalan seluruh perjalanan hidupnya.


Yusuf suami Maria dan sebagai Bapak Keluarga, memiliki hati seorang pria yang tulus dan ikhlas kepada Maria dan kepada Tuhan. Yusuf dan Maria dalam proses kelahiran Yesus anaknya, pertama-tama bukan mengandalkan kehendak manusia tetapi seratus persen mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh perjalanan keluarganya dan kelahiran Yesus sebagai anak di dalam keluarga Nazareth.



Yesus adalah anak, dalam hídupNya selalu mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh perjalanan hidupNya. Yesus lahir atas kehendak Allah. HidupNya pun selalu mengutamakan kehendak Allah. Ketika saudara dan saudariNya bahkan orang tuaNya datang mencari dan berusaha menjumpaiNya, Yesus bersabda :"Saudara dan saudariKu adalah mereka yang mendengarkan dan melaksanakan Kehendak Allah." Ketika Yesus hilang dari keluarga, dan kemudian keluarga mencari dan menemukan Yesus di dalam Bait Allah, Yesus bersabda : "Mengapa kamu mencari Aku? Tidak kah kamu tahu bahwa aku harus berada di rumah BapaKU?". Ketika banyak orang memberikan kasih kepada sesama terbatas dan membeda-bedakan, Yesus bersabda : "Kasih itu seperti matahari yang menerangi jalan bagi semua orang tanpa membeda-bedakan." (Bdk.Mat 5:45). Kualitas itu memang sangat menegangkan, tetapi meskipun demikian, keluarga Nazareth dalam dinamikanya itu, tetap setia pada Tuhan dan di antara mereka satu terhadap yang lain.


Dengan itu keluarga Nazaret adalah Keluarga Kudus yang menjadi model bagi semua keluarga lintas batas. Keluarga yang utamakan Kehendak Allah selalu diselamatkan Tuhan yang mengasihi dan menyelamatkan melintas batas. Keluarga yang mengabaikan kehendak Allah, membawa keluarga menuju keretakan. Keluarga Kudus dari Nazareth doakanlah kami. Semoga kami selalu setia di dalam pekerjaan kami, dalam susah maupun senang.

Kotbah Misa Harian, Sabtu 29 Desember 2012



KRISTUS TERANG PARA BANGSA

(1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35)
Kotbah Misa Harian,
Sabtu 29 Desember 2012

Dari Pastoran
St. Yosef, RT 5,
Jl. Enggang No O6 B,
Kuala Kencana- TIMIKA



P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita ketika berada dalam Terang, kita tampil begitu berani, percaya diri, dan berjalan begitu yakin tanpa persoalan. Tetapi ketika kita berada dan berjalan di tempat yang gelap tanpa penerang, misalnya di tengah hutan, kita seperti paranoid, yang selalu merasakan musuh atau setan yang selalu mengancam di punggung atau di belakang atau di sekitar kita.


Kita sangat merindukan Terang di saat kita seperti orang yang paranoid yang sedang berjalan di dalam kegelapan malam di tengah hutan, agar sakit paranoid yang lahir dari konteks kegelapan malam di tengah hutan bisa terobati.


Tema Terang dan gelap adalah inti bacaan pada hari ini. Terang dan gelap itu seperti apa? Matahari memberi cahaya yang menerangi banyak orang tanpa batas dan tanpa membeda-bedakan. Kristus adalah Terang Sejati yang menerangi para bangsa tanpa batas dan tanpa diskriminasi. Kasih Tuhan bagi bangsa-bangsa melintas batas adalah karakter Terang Kasih Tuhan Yesus. Injil Matius 5:45 menegaskan "Terang Kasih Allah kepada para bangsa itu seperti Matahari yang menerangi semua orang melintas batas tanpa membeda-bedakan, dan seperti hujan yang turun bagi semua orang melintas batas."


Kristus Terang Kasih Para Bangsa adalah pokok iman orang yang percaya kepadaNya. Orang yang percaya dan beriman kepada Kristus Terang Kasih Para Bangsa Melintas batas, selalu hadir mempresentasikan diri sebagai terang kasih bagi sesama melintas batas. Saat mempresentasikan diri sebagai pembenci dan iri hati, maka kehadiran bukan sebagai terang tetapi sebagai kegelapan bagi sesama. Mengalpakan diri sebagai Terang di dalam hidup bersama berarti diri adalah orang yang dikuasai oleh benci dan iri hati serta dosa lainnya.

Menyambut Natal:Kelahiran Tuhan Yesus adalah penyambutan KRISTUS TERANG KASIH PARA BANGSA. Sambutan ini dengan pikiran, hati, kata dan seluruh diri sebagai kediaman Kristus Terang Kasih Para Bangsa melintas batas. Mengandung dan memancarkan Kristus Terang Kasih Para Bangsa, dalam relasi sosial hidup bermasyarakat dan hidup bersama banyak orang, adalah tugas perutusan nyata setiap kita yang telah menyambut Kelahiran Tuhan Yesus dalam Natal yang telah kita rayakan.