Rabu, Januari 09, 2013

Kotbah Misa Harian, Senin 7 Januari 2013



YESUS MELIRIK GALILEA TEMPAT BERMISI

Senin, 7 Januari 2013
Misa di Komunitas Ursulin
St. Maria Darmo Surabaya
1Yoh 3 : 22 - 4 : 6; Mat 4 : 12 - 17.23-35
Dari Surabaya Untuk Dunia

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Pada tanggal satu Januari 2013, ada Natal Bersama, keluarga besar Transmigran di Timika. Seorang tokoh keluarga Transmigran sempat mengatakan dalam komunikasi saat makan bersama itu bahwa NTT dikenal dunia sebagai sebuah Provinsi dengan sebutan Provinsi dengan seribu biara. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa banyak biara melirik NTT sebagai tempat yang pas untuk mendirikan komunitas biaranya di wilayah NTT, bukan di tempat lain?


NTT adalah sebuah tempat yang strategis dan terutama adanya orang-orang NTT yang selalu terbuka menerima kaum biarawan untuk mendirikan komunitas biaranya di wilayah NTT, dan setiap biara yang ada di sana mendapat banyak panggilan dari NTT untuk melanjutkan misi Yesus dalam biara tersebut.


Dalam Injil hari ini Yesus melirik Galilea tempat bermisi yang menjanjikan. Mengapa? Karena letak Galilea adalah tempat strategis, pusat keramaian dan kota perdagangan dan pusat pemerintahan. Galilea adalah tempat pertemuan bangsa-bangsa. Galilea adalah sebuah kota yang maju.


Sebuah kota yang maju selalu dicirikan oleh keterbukaan orang-orang setempat untuk berkembang maju termasuk di dalam bidang spiritual atau kerohanian. Yesus ketika mengalami kesulitan dalam misinya di Nazareth karena penolakan serta penangkapan terhadap Yohanes, Yesus melirik Galillea sebagai tempat misi yang menjanjikan. Galilea sebagai tempat bermisi yang menjanjikan itu terbukti ketika Yesus mulai bermisi di Galilea, banyak orang yang terbuka dan datang kepada Yesus. Mereka yang sakit disembuhkan. Mereka yang berdosa mulai bertobat.


Tanggal 26 Deseber 2012 lalu saya mengunjungi komunitas Ursulin di Timika. Ketika kami sharing misi, para suster yang berkarya di Timika mengatakan: kami berkarya harus fokus tidak menerima banyak tugas, agar bisa mencapai tujuan yang dicita-citakan. Fokus yang dimaksud adalah melayani di asrama secara baik agar pembentukan kualitas umat setempat dapat secara bertahap dicapai dan dimiliki.


Selama para suster berkarya di sana, ada harapan bahwa misi Timika sangat menjanjikan. Ada keterbukaan dari pihak Gereja lokal dalam hal ini pihak keuskupan, dan umat setempat. Ada keterbukaan kota Timika yang semakin maju karena pusat pertambangan emas, banyak tenaga kerja dari seluruh Indonesia ada di Timika dan Freeport, dan kehidupan ekonomi Freeport di Timika sangat cepat perkembangannya. Umatnya sangat bervariasi dari sabang sampai merauke. Dengan demikian misi Ursulin di Timika ke depan akan berkembang dengan pesat.


Apalagi pengembangan misi Ursulin di bidang pendidikan, pasti akan cepat terealisir karena manajemen pendidikan ursulin dengan gaya subsidi silang dengan metode dan gaya manajemen yang sama di seluruh Indonesia. Kita mempersembahkan misi Ursulin dalam pendidikan kepada Yesus sang Pendidik dan Guru yang sejati, agar dalam Dia semua karya Misi Ursulin dapat berjalan dengan baik.

Hari Raya Penampakan Tuhan, Minggu 6 Januari 2013



MENJADI BINTANG DALAM MALAM


Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12

HR Penampakan Tuhan, Minggu 6 Januari 2013

Dari Kapela Soverdi Surabaya untuk Dunia.

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Bintang dalam malam menuntun para bangsa datang kepada Yesus sang Emanuel lahir di kandang Bethlehem. Bintang yang menuntun itu hadir dalam pertanyaan : bukan siapa tetapi dimana. Dimanakah Yesus Raja Orang Yahudi itu lahir?


Bintang itu menuntun ahli-ahli Taurat dan para pemuka agama Yahudi yang bergelut dalam keahlihannya sebagai ahli Kitab Suci, memberikan jawaban yang tepat, baik dan benar. Menurut Kitab Suci Raja Orang Yahudi itu lahir di Bethlehem.


Bintang itu hadir dan selalu setia menyertai serta menuntun pencarian para bangsa yang diwakili para majus yaitu Gaspar, Balthasar dan Melkior. Selama bintang di malam itu terus berjalan, para majus selalu berjalan. Saat bintang itu berhenti, disitulah tempat istirahat karena di situlah kediaman Raja abadi Yesus Raja Orang Yahudi dilahirkan.


Menemukan yang dicari sebagai yang terbaik dan terbenar mengesahkan semua pencariannya, menemukan makna hidup yang paling baik dan benar dalam diri Sang Emanuel Raja Orang Yahudi, memberikan kebahagiaan spiritual yang mendalam dan dapat terungkap dalam sebuah penghormatan dan apresiasi yang tinggi.


Kebahagiaan dan apresiasi yang mendalam dari para majus pencari dan penemu kebenaran dan makna hidup yang sejati dalam diri Yesus, diungkapkan dalam pemberian yang terbaik kepada Yesus yaitu hadiah terindah yang dipersembahkan kepadaNya sebagai Mesias. Hadiah itu adalah Emas, Mur dan Kemenyan.



Para Majus itu dikontraskan dengan Herodes. Pertentangan antara Herodes dengan Para Majus sangat tajam muncul dalam realitas ini. Herodes adalah pribadi anti Kristus Adam Baru sedangkan Para Majus adalah pro Kristus Adam Baru. Herodes mengungkapkan penolakannya terhadap Yesus dengan membunuh semua anak laki-laki di bawah dua tahun di Bethlehem, karena salah satu dari mereka itu akan menjadi Raja Yahudi. Puncak penolakan itu terletak pada membunuh Yesus di Kayu Salib. Sedangkan Para Majus adalah orang yang menerima Yesus dan menjadikan Yesus sebagai sentral pemenuhan kebaikan abadi dan kebenaran yang sejati yang dicari dan ditemukan dalam diriNya.



Kita masih ingat kehidupan Laron. Dia ketika berada dalam malam gelap pasti terbang mencari dan menumukan Terang Sinar Lampu dan isitirahat di dalam Terang itu. Kalau dibandingkan dengan orang yang dikuasai kegelapan dosa, di saat kegelapan malam mendatangi dirinya, semakin asik dalam kegelapan malam, yang membuat dirinya semakin menikmati kegelapan dosanya yang menghancurkannya bukan menyelamatkannya.



Dengan kata lain, Orang berdosa berjalan meninggalkan Terang Sejati yaitu Kristus Tuhan Adam Baru, sedangkan Laron saat malam gelap tiba, pastikan langkah berjalan menuju Terang yang menyelamatkannya. Kita belajar pada karakter Laron, makhluk hidup yang mencari terang di malam gelap tiba. Ketika kita berada pada persimpangan jalan menuju terang atau gelap,  apakah kita mau berjalan meninggalkan Terang dengan kegelapan dosa yang terus mendatangi kita walau tidak diundang?

Kotbah Misa Harian, Jumat 4 Januari 2013



YESUS  VERSUS IBLIS

1 Yoh 3:7-10; Yoh 1:35-42
Jumat 4 Januari 2012
Dari Pastoran Katolik St. Yosef
Kuala Kencana Freeport Timika
Untuk Dunia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

 Setiap kekuatan kesebelasan bola kaki akan bertanding  di lapangan Bolak kaki secara maksimal untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang telah ditentukan, agar pada akhir waktu itu, salah satunya memperoleh kemenangan sedangkan yang lainnya mengalami kekalahan.

Dalam lapangan  dunia kerohanian juga ada pertandingan  atau lebih tepat persaingan yang hebat antara orang-orang yang dipenuhi kekuatan Yesus dengan orang-orang yang dipenuhi kekuatan Iblis di dalam perjalanan peziarahan hidup sehari-hari.  Dipenuhi tenaga iblis tampak dalam aksinya yang merusak kehidupan  pribadi dan bersama terutama kehidupan abadi. Sebaliknya yang mengalami kepenuhan Roh Kudus Allah, Roh Yesus tampak dalam aksinya yang membangkitkan, menyegarkan, menghidupkan, membahagiakan serta menyelamatkan diri dan sesama serta banyak orang melintas batas.

Para murid yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang dipenuhi oleh kekuatan yang menyelamatkan semua orang melintas batas. Sebaliknya di antara para murid yang mengikuti Yesus, ada yang mata duitan, sehingga menjual Yesus dengan harga yang sangat murah. Dia itu adalah Yudas Iskariot.  Teman-temannya yang lainnya adalah orang yang hidup dan selalu berjalan bersama Yesus Adam Baru yang menata segala sesuatu yang belum indah dan rapi.

Dari sini pertanyaan awal yang diberikan kepada para Murid yang mengikuti Yesus yaitu : Apa yang kamu cari,  sudah dapat ditemukan jawabannya.  Orang yang datang kepada Yesus dan Tinggal dalam Yesus dalam suka maupun duka, senang ataupun susah, miskin ataupun kaya, adalah orang yang memiliki motivasi mengikuti panggilan Tuhan untuk menjadi misionaris bagi banyak orang. Hal ini dimilili oleh sebelas Murid yang lain, sedangkan Yudas Iskariot adalah pribadi yang telah dikuasai kekuatan Iblis sehingga menjadi penjual Tuhan Yesus dengan harga yang sangat tidak manusiawi, dan pada akhirnya aksinya menghancurkan dirinya yaitu dengan mematikan diri dengan jalan menggantungkan dirinya sendiri. Dengan kata lain 11 murid dipenuhi dengan Kekuatan Roh Kristus Yesus sebagai Mesias Sang penyelamat yang sejati. Sedangkan Yudas Iskariot adalah pribadi yang telah dipenuhi oleh kekuatan Iblis yang menghancurkan diri dan sesama.

Kita sedang dihadapkan pada dua pilihan. Setelah dipenuhi dengan Roh Kudus, kita diharapkan tetap hidup di dalam Yesus sang penyelamat yang sejati. Ataukah kita hidup dengan kekuatan Iblis yang memporak-porandakan Firdaus  hati kita sehingga menyesatkan diri  sendiri dan sesama serta alam sekitar?


Kotbah Misa Harian, Kamis 3 Januari 2013



DI DALAM ATAU DI LUAR YESUS

Kamis 3 Januari 2013
(1Yoh 2:29-3:6; Yoh 1:29-34)
Dari Pastoran Katolik St. Yosef
Kuala Kencana-Freeport- Timika
Untuk Dunia

P. Benediktus  Bere Mali, SVD

Pada tanggal 30 Desember yang lalu, usai Misa Keluarga Kudus di Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang-Timika, kami rombongan menuju Portside yang jaraknya sekitar kurang lebih seratus kilometer dari Kuala Kencana- Timika. Di sepanjang jalan ada aliran air dan rawa-rawa. Ada banyak orang yang memancing ikan dan hasil pancingannya kami sempat beli dan kami menikmati dalam makan kami.

Ikan itu kami lihat sangat banyak di dalam air/kolam yang jernih. Setelah dipancing dan diambil serta di simpan di darat, dalam wadah yang tanpa air, ikan itu menjadi mati lemas. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ikan dapat hidup di dalam kolam ikan. Di luar kolam, ikan mati. 

Demikian juga kita manusia yang beriman kepada Yesus. Yesus adalah sumber hidup dan kehidupan yang sejati. Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6). Di dalam Yesus kita hidup.  Di luar Yesus kita mati.  Orang yang hidup di dalam Yesus melakukan kebenaran karena kebenaran lahir dari Yesus. Di luar Yesus orang melakukan kesalahan dan dosa karena kesalahan dan dosa lahir dari Iblis.  Orang yang hidup dalam dosa akan membawa kematian sedangkan orang yang hidup dalam Yesus mendatangkan kehidupan yang sejati.

Kita adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan. Kita yakin dan percaya bahwa hanya dalam nama Yesus ada keselamatan dan kehidupan nan abadi (Kis 4:12). Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Yesus, kita selalu hidup di dalam Yesus.  Melalui baptisan, kita hidup dalam Yesus. Baptisan membuat kita hidup di dalam Gereja bukan di luar Gereja. Orang yang hidup dalam Gereja taat pada aturan Gereja. Ketaatan ini mendatangkan keselamatan bukan kehancuran.  

Kotbah Misa Harian, Rabu 2 Januari 2013



JUJUR VS BOHONG

1Yoh 2:22-28; Yoh 1:19-28

Rabu, 02 Januari 2013
Pastoran St. Yosef Kuala Kencana
 Freeport – Timika – Papua - Indonesia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Apa perbedaan antara orang yang jujur dan orang yang berbohong di dalam hidup bersama dalam Gereja dan masyarakat? Perbedaannya sangat tajam di dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Orang yang hidup berbohong selalu mendapat lahan relasi dan komunikasi yang sangat sempit. Sebaliknya orang yang jujur dalam hidup dan bekerja di dalam komunitas dan masyarakat senantiasa mengalami relasi komunikasi yang meluas dan sangat disegani dan dihormati banyak orang lintas batas.



Bacaan pertama bicara tentang anti kristus yang tampil dalam wajah orang yang bohong dalam hidup dan karyanya. Bacaan Injil tampil dengan wajah Yohanes yang jujur dalam hidup berkomunikasi dengan manusia dalam kehidupan bersama. Kejujuran dalam pola pikir, kata dan perilaku adalah intisari orang yang pro Kristus. Kebohongan dalam segala segi kehidupan adalah anti Kristus yang maha dahsyat.


Kita adalah orang yang beriman kepada Kristus sumber kejujuran yang sejati. Yohanes telah jujur berbicara tentang Yesus sang kejujuran yang sempurna. Kita sebagai orang Katolik sejujurnya mengandung dan melahirkan sang kejujuran sejati di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita dalam kehidupan komunikasi dan relasi dalam Gereja dan Masyarakat. Inilah keunggulan kita dalam memberikan kesaksian hidup bagi dunia.


Ada seorang pastor paroki di NTT yang memanajemen keuangan Paroki secara jujur dan transparan, yang dijalani dengan sepengetahuan umat, dewan paroki, lalu dipraktekkan. Kunci brankas dipegang bendahara paroki dan brankas disimpan di kamar pastor paroki. Dampak positif yang langsung dialami umat paroki adalah kolekte selalu meningkat karena saling percaya satu sama lain di antara umat, dengan pemimpinnya, sebagai ungkapan kepercayaan kepada Tuhan Yesus sang kejujuran yang sejati. Lalu kenapa KKN terjadi di tanah air Indonesia?