ALLAH
MENGETAHUI HATIMU
Peringatan
Wajib Santo Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja
Flp
4:10-19; Luk 16:9-15
Misa
Harian, Sabtu 10 Nopember 2012,
Di
Soverdi Surabaya
(P.
Benediktus Bere Mali, SVD)
Manusia
hidup dan berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua di dalam
sebuah keluarga, sebuah komunitas, di dalam sebuah lingkungan, di dalam sebuah
masyarakat yang mempunyai aturan yang mengatur hidup bersama, mengatur hidup
sopan santun bersama, mengatur perilaku bersama dengan satu tujuan untuk
menyelamatkan semua orang, untuk mendamaikan semua orang, untuk membahagiakan
semua orang.
Ketika
manusia menempatkan diri secara tepat di dalam keluarganya, komunitasnya, lingkungan
masyarakatnya, ada apresiasi yang diterima, ada penghargaan yang disambut, ada
sukacita yang didapat. Tetapi ketika manusia melanggar aturan yang ada, bahkan
secara berulang-ulang atau bahkan secara keterlaluan melanggar dan tidak peduli
pada aturan yang ada, akan dinilai sebagai pembangkang, dan dibanjiri berbagai
cibiran dan kata-kata penolakan yang diterimanya.
Orang
yang menerima penolakan karena tidak taat pada aturan bersama untuk kebaikan
dan keselamatan bersama, seringkali membela diri terhadap teguran sesama
sekitar di dalam keluarga, di dalam komunitas gereja, di dalama lingkungan
masyarakat setempat. Orang yang ditegur karena salah, orang yang diarahkan
kepada jalan yang benar karena telah berjalan di jalan yang salah, bahkan direspon
dengan membenarkan diri di hadapan publik, atau tidak secara jujur dan tulus
mengakui kesalahannya, sehingga sesama sekitar tidak dapat mengarahkannya
dengan penuh belas kasih.
Di
dalam Injil hari ini, menampilkan dua
hati yang mewarnai hidup manusia. Hati yang jujur mengakui kesalahan
dalam hidup bersama dan hati yang tidak jujur atau membenarkan diri walau telah
melakukan kesalahan dan dosa. Yesus menghendaki agar semua orang berlaku jujur
dan tidak membenarkan diri atas kesalahan dan dosanya. Sebaliknya orang Farisi
tidak jujur mengakui kesalahannya bahkan membela diri di hadapan publik. Yesus
bersabda kepada orang-orang Farisi yang menjadi hamba-hamba mamon itu demikian:
"Kalian
membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu."
Yesus
menghendaki agar orang Farisi dan setiap pengikutnya mengutamakan harta rohani
yang sifatnya kekal dibandingkan dengan harta duniawi yang sifatnya sementara.
Harta duniawi tercipta untuk mencari dan menemukan harta surgawi yang
memberikan keselamatan abadi. Harta surgawi itu ada dan ditemukan di dalam diri
Yesus. Menemukan harta Surgawi berarti mendengarkan Sabda Yesus dan
melaksanakan di dalam hidup karena Yesus adalah jalan keselamatan bagi para
pengikutNya. Di dalam namaNya ditemukan keselamatan.
Dihadapan
Tuhan yang Maha Tahu kita tidak bisa berbuat lain selain mengakui kesalahan dan
dosa secara tulus dan jujur. Maka kalau dulu kita jarang menerima sakramen
Rekonsiliasi maka inilah kesempatan bagi kita untuk menerima Sakramen
Rekonsiliasi agar hidup harmonis dan damai dengan Allah, dengan Sesama dan Alam
Sekitar dan diri sendiri. Kalau dulu kita masih bermain topeng, kini kita mau
berlaku tulus dan jujur di dalam kehidupan beriman kita kepada Tuhan Yesus.
Hari
ini adalah hari Pahlawan. Para pahlawan adalah para pejung keselamatan bagi
bangsa dan Negara, bagi rakyat seluruhnya di tanah air Indonesia, bagi
kemerdekaan rakyat Indonesia. Kita dapat menjadi pahlawan spiritual yaitu
mengutamakan harta surgawi untuk menyelamatkan semua orang. Kita menjadi
pahlawan rohani, dengan setia kepada Tuhan dan Sesama dalam hal-hal kecil yang
menyelamatkan semua orang melintas batas. Sto. Leo Agung sudah menjadi Pahlawan
Spiritual, sebagai pemimpin dan pengarah umat Katolik di seluruh dunia pada
jalan keselamatan dalam jabatannya sebagai Paus selama hidupnya.