HIDUP DALAM KEHENDAK BAIK
(Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37)
Rabu 5 Desember 2012 dari Jakarta Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Kompas kemarin, selasa, 4 desember 2012, menurunkan sebuah
artikel berjudul "Bangkitlah Bangsaku." Kalimat awal artikel ini
menggambarkan tentang apa perbedaan antara binatang dengan manusia. Antara
binatang dengan manusia ada perbedaan yang mencolok yaitu binatang hidup tanpa
refleksi sedangkan manusia itu dapat berefleksi tentang kehidupannya baik
secara personal maupun kehidupan bersama. Manusia yang mengabaikan refleksi dan
hidup seperti mesin, hidup hanya berdasarkan rutinitas saja, menurunkan harkat
dan martabatnya menjadi seperti binatang yang hidup tanpa refleksi. Artikel itu
berisi juga tentang refleksi atas kepemimpinan di tanah air di Indonesia,
pemimpin masa lalu dengan plus minusnya, harapan pada calon pemimpin masa yang
akan datang, yang berhati nurani untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pemimpin masa depan yang diharapkan adalah pemimpin yang
menjaga pembangunan dalam segala segi kehidupan, baik keluar negeri maupun ke
dalam negeri Indonesia, sehingga ada keseimbangan. Indonesia bukan membutuhkan
pemimpin yang baik dan benar tetapi membutuhkan pemimpin yang berkehendak baik
dan benar, jujur dan trasnparan dalam memimpin bangsa Indonesia.
Kehidupan menggereja dan kehidupan religius adalah sebuah
organisasi yang sangat rapi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kekokohan
ini akan menjadi Kesaksian hidup bagi dunia, bagi manusia melintas batas ketika
Gereja Katolik, pemimpin Katolik, kita sebagai orang Katolik dalam komunitas
besar maupun dalam komunitas yang paling kecil, hidup didasarkan atas Kehendak
baik dan benar, kejujuran dan transparan untuk kebaikan dan keselamatan serta
kesejahteraan bersama. Dengan demikian kita memberikan yang terbaik bagi dunia,
yang persis dunia pada umumnya atau manusia pada umumnya harapkan yaitu
kebaikan, kebenaran, kejujuran, dan transparansi.
Kesaksian yang demikian lahir dari pemimpin yang sejati
yaitu Allah yang menjadi nyata dalam diri Yesus. Ramalan Yesaya tentang Allah
yang memberikan kebahagiaan sejati terlaksana dalam diri Yesus yang memberikan
kebutuhan jasmani dan rohani kepada para pengikutnya dan banyak orang
memuliakan Dia. Yesus memberikan kesembuhan bagi yang sakit. Yesus memberikan
makan bagi yang lapar. Maka tepat nubuat Yesaya dalam bacaan pertama hari ini:
"Sesungguhnya, inilah Allah (Pemimpin) kita, yang kita nanti-nantikan
supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan (Pemimpin) yang kita nanti-nantikan;
marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karena keselamatan yang
diadakan-Nya!"