HIDUP DALAM SERUAN
DAN PERBUATAN
(Yes 26:1-6; Mat 7:21.24-27)
Kamis 6 Desember 2012
Dari Jakarta Untuk Dunia
P. Benediktus Bere Mali, SVD.
Kompas, Rabu 5 Desember 2012, halaman 7 menurunkan satu artikel
dengan judul: "Gestur Politik". Ketika saya membaca judul artikel
ini, saya langsung ingat seorang imam yaitu Rm. Mangun yang menulis sebuah buku
dengan judul "Politik Hati Nurani".
Ingatan ini mengarahkan saya memunculkan sebuah pertanyaan mendasar
yang menggulirkan bola permenungan ini. Keunikan apa yang ditemukan di dalam
Gestur Politik dengan Politik hati nuraninya Rm. Mangun? Karakter yang
membedakan gestur politik dengan politik hati nurani, sesungguhnya terletak di
dalam uraian yang akan membuka wawasan kita, yaitu sebagai berikut.
Gestur politik, isinya tentang penampilan lahiriah politisi
yang begitu meyakinkan sebagai media yang dapat menutupi kebobrokannya yang ada
dibaliknya, sehingga publik lebih tertarik pada bungkusnya yang indah dan rapi
dan melupakan inti atau isi di dalamnya yang busuk tak berkualitas atau rapuh.
Sebaliknya Politik Hati Nurani adalah refleksi yang mendalam sekaligus sangat
kaya bagi pembaca untuk memperhatikan dan menjaga keseimbangan antara apa yang menjadi
isi atau inti yang bermutu atau berkualitas dengan apa yang menjadi label atau
bungkus atau tampilan lahiriahnya yang indah dan rapi. Dengan kata lain politik
hati nurani mengutamakan kebenaran, keadilan, kejujuran, kebaikan, kebenaran
dan transparansi dalam kata dan perbuatan untuk kebaikan bersama melintas
batas, sedangkan gestur politik mengutamakan keindahan penampilan lahiriah yang
sangat meyakinkan, dan terus menerus dipublikasikan lewat media cetak, dan
elektronik, sehingga opini publik atau massa, dipengaruhi untuk lebih tertarik
pada penampilan lahiriah politisi, dan melupakan kebobrokan yang ada di
baliknya.
Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin yang baik dan
benar, jujur dan transparan, dapat diukur dari kata-katanya yang meyakinkan dan
sekaligus kata-kata itu dilaksanakan di dalam perbuatan yang nyata. Seorang
pemimpin yang demikian yang sangat diharapkan di dalam masa multikultural dan
pluralisme ini. Dalam dunia keanekaragaman, orang mengharapkan seorang pemimpin
yang bermutu di dalam kata dan perbuatan nyata untuk kepentingan dan
kesejahteraan manusia melintas batas. Dalam dunia yang semakin maju dalam
komunikasi dan pendidikan serta ekonomi, seruan atau kata-kata menjelaskan
perbuatan yang bermutu dan perbuatan yang nyata meneguhkan seruan yang berbobot
untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama melintas batas.
Maka tepat sabda Allah kepada kita : "Bukan setiap
orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga
(Kebaikan, Kejujuran,Kebenaran,
Keadialan, Kedamaian Untuk Kebaikan Bersama Melintas Batas), melainkan dia
yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (Kebaikan, Kejujuran,Kebenaran, Keadialan, Kedamaian Untuk Kebaikan
Bersama Melintas Batas)." Orang yang mendengarkan Sabda Allah,
mewartakan Sabda Allah, dan melaksanakanNya adalah orang yang bijaksana. Semua
orang yang bijaksana itu yang masuk dalam Kerajaan Surga (Kebaikan, Kejujuran,Kebenaran, Keadialan, Kedamaian Untuk Kebaikan
Bersama Melintas Batas) .