Rabu, Januari 09, 2013

Kotbah Misa Hari Minggu, 30 Desember 2012



KELUARGA MODEL
KELUARGA RETAK

1Sam 1 : 20 - 22 . 24 - 28;
1Yoh 3 : 1 - 2. 21-24;
Luk 2 : 41 – 52

Misa Keluarga Kudus
Minggu 30 Desember 2012
Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang
Keuskupan Timika – Papua - Indonesia


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Manusia yang miskin maupun kaya, yang pintar dan kurang pintar, yang unggul dan kurang unggul, yang hitam atau putih, yang maju atau terbelakang, pasti berasal dari sebuah keluarga. Kita semua yang merayakan Pesta Keluarga Kudus di Paroki SP3. St. Petrus Karang Senang, Keuskupan Timika ini adalah orang - orang yang bukan jatuh dari langit atau tumbuh dari dalam tanah, tetapi lahir dari sebuah keluarga.


Ada dua macam keluarga yang menjadi tempat kelahiran kita sebagai manusia. Ada keluarga yang menjadi keluarga model, ada keluarga yang di dalam perjalanannya menjadi sebuah keluarga yang berantakan.


Keluarga yang menjadi keluarga model adalah pasangan suami isteri yang tetap setia satu sama lain dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, dalam susah maupun senang, dalam sakit atàupun sehat, dalam semua tempat dan setiap saat, sampai mati.


Keluarga yang pada akhirnya dalam perjalanannya menjadi sebuah keluarga yang berantakan, adalah keluarga yang hanya mau setia saat dalam keadaan punya uang dan selalu senang, sedangkan dalam keadaan sulit dan sakit, dalam keadaan kekurangan uang, dalam tekanan, mulai meninggalkan keluarganya, dan beralih ke lain hati atau ke rumput tetangga yang lebih hijauh.



Keluarga Nazaret yang pestanya Gereja Katolik seluruh dunia rayakan pada hari ini adalah Keluarga model bagi keluarga di seluruh dunia. Kualitas yang menjadi syarat utama dari Keluarga Nazareth sebagai keluarga model adalah sebagai berikut. Kualitas keluarga Nazareth itu ada dalam para anggotanya. Maria adalah sebagai ibu dan mama memiliki kualitasnya yaitu mengatakan "Ya" pada kehendak Allah dalam setiap waktu dan semua tempat. Ya pada Allah itu dalam kata dan perbuatannya. Hal itu terkenal dalam viatnya : "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut kehendakMu". Maria mengutamakan kehendak Allah dalan seluruh perjalanan hidupnya.


Yusuf suami Maria dan sebagai Bapak Keluarga, memiliki hati seorang pria yang tulus dan ikhlas kepada Maria dan kepada Tuhan. Yusuf dan Maria dalam proses kelahiran Yesus anaknya, pertama-tama bukan mengandalkan kehendak manusia tetapi seratus persen mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh perjalanan keluarganya dan kelahiran Yesus sebagai anak di dalam keluarga Nazareth.



Yesus adalah anak, dalam hídupNya selalu mengutamakan kehendak Allah di dalam seluruh perjalanan hidupNya. Yesus lahir atas kehendak Allah. HidupNya pun selalu mengutamakan kehendak Allah. Ketika saudara dan saudariNya bahkan orang tuaNya datang mencari dan berusaha menjumpaiNya, Yesus bersabda :"Saudara dan saudariKu adalah mereka yang mendengarkan dan melaksanakan Kehendak Allah." Ketika Yesus hilang dari keluarga, dan kemudian keluarga mencari dan menemukan Yesus di dalam Bait Allah, Yesus bersabda : "Mengapa kamu mencari Aku? Tidak kah kamu tahu bahwa aku harus berada di rumah BapaKU?". Ketika banyak orang memberikan kasih kepada sesama terbatas dan membeda-bedakan, Yesus bersabda : "Kasih itu seperti matahari yang menerangi jalan bagi semua orang tanpa membeda-bedakan." (Bdk.Mat 5:45). Kualitas itu memang sangat menegangkan, tetapi meskipun demikian, keluarga Nazareth dalam dinamikanya itu, tetap setia pada Tuhan dan di antara mereka satu terhadap yang lain.


Dengan itu keluarga Nazaret adalah Keluarga Kudus yang menjadi model bagi semua keluarga lintas batas. Keluarga yang utamakan Kehendak Allah selalu diselamatkan Tuhan yang mengasihi dan menyelamatkan melintas batas. Keluarga yang mengabaikan kehendak Allah, membawa keluarga menuju keretakan. Keluarga Kudus dari Nazareth doakanlah kami. Semoga kami selalu setia di dalam pekerjaan kami, dalam susah maupun senang.

Kotbah Misa Harian, Sabtu 29 Desember 2012



KRISTUS TERANG PARA BANGSA

(1Yoh 2:3-11; Luk 2:22-35)
Kotbah Misa Harian,
Sabtu 29 Desember 2012

Dari Pastoran
St. Yosef, RT 5,
Jl. Enggang No O6 B,
Kuala Kencana- TIMIKA



P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita ketika berada dalam Terang, kita tampil begitu berani, percaya diri, dan berjalan begitu yakin tanpa persoalan. Tetapi ketika kita berada dan berjalan di tempat yang gelap tanpa penerang, misalnya di tengah hutan, kita seperti paranoid, yang selalu merasakan musuh atau setan yang selalu mengancam di punggung atau di belakang atau di sekitar kita.


Kita sangat merindukan Terang di saat kita seperti orang yang paranoid yang sedang berjalan di dalam kegelapan malam di tengah hutan, agar sakit paranoid yang lahir dari konteks kegelapan malam di tengah hutan bisa terobati.


Tema Terang dan gelap adalah inti bacaan pada hari ini. Terang dan gelap itu seperti apa? Matahari memberi cahaya yang menerangi banyak orang tanpa batas dan tanpa membeda-bedakan. Kristus adalah Terang Sejati yang menerangi para bangsa tanpa batas dan tanpa diskriminasi. Kasih Tuhan bagi bangsa-bangsa melintas batas adalah karakter Terang Kasih Tuhan Yesus. Injil Matius 5:45 menegaskan "Terang Kasih Allah kepada para bangsa itu seperti Matahari yang menerangi semua orang melintas batas tanpa membeda-bedakan, dan seperti hujan yang turun bagi semua orang melintas batas."


Kristus Terang Kasih Para Bangsa adalah pokok iman orang yang percaya kepadaNya. Orang yang percaya dan beriman kepada Kristus Terang Kasih Para Bangsa Melintas batas, selalu hadir mempresentasikan diri sebagai terang kasih bagi sesama melintas batas. Saat mempresentasikan diri sebagai pembenci dan iri hati, maka kehadiran bukan sebagai terang tetapi sebagai kegelapan bagi sesama. Mengalpakan diri sebagai Terang di dalam hidup bersama berarti diri adalah orang yang dikuasai oleh benci dan iri hati serta dosa lainnya.

Menyambut Natal:Kelahiran Tuhan Yesus adalah penyambutan KRISTUS TERANG KASIH PARA BANGSA. Sambutan ini dengan pikiran, hati, kata dan seluruh diri sebagai kediaman Kristus Terang Kasih Para Bangsa melintas batas. Mengandung dan memancarkan Kristus Terang Kasih Para Bangsa, dalam relasi sosial hidup bermasyarakat dan hidup bersama banyak orang, adalah tugas perutusan nyata setiap kita yang telah menyambut Kelahiran Tuhan Yesus dalam Natal yang telah kita rayakan.

Kotbah Misa Harian, Jumat 28 Desember 2012



BERKUASA :
MEMBUNUH ATAU MENGHIDUPKAN

(1Yoh 1:5-2:2; Mat 2:13-18)
Jumat 28 Desember 2012
Gereja Bethlehem,
Kuala Kencana,
Timika

P. Benediktus Bere Mali, SVD

 
Apa yang akan terjadi pada diri seseorang yang sangat unggul dalam sebuah komunitas, masyarakat, dan dunia? Ada hanya dua kemungkinan ini bisa terjadi atau akan dialami orang yang sungguh sangat unggul di dalam kehidupan bersama. Orang yang lebih unggul itu akan banyak menerima apresiasi yang mendalam dan tulus dari sesamanya atau keunggulannya itu justru akan membuka pintu lebar bagi orang untuk mengungkapkan kebencian dan iri hati bahkan ancaman penganiayaan dan pembunuhan terhadap dirinya.


Hari ini adalah Pesta Kanak-kanak Suci, Martir. Anak-anak yang berusia dua tahun ke bawah di Bethlehem, dibunuh oleh Herodes, karena di antara mereka ada yang namanya Yesus Raja Damai yang telah datang, yang telah diterima dan disahkan kedatanganNya oleh tiga majus dari Timur, yang datang di Bethlehem dan menyembahNya dan mempersembahkan emas, mur dan kemenyan kepadaNya. Para Majus adalah orang yang berpengetahuan yang terus mencari dan telah menemukan kebaikan dan kebenaran yang sejati dalam Kandang Bethlehem, tempat lahir Tuhan Yesus.


Pengesahan ini membahayakan kerajaan Herodes yang berkuasa di wilayah Bethlehem dan sekitarnya. Sebelum berita itu menyebar dan banyak orang yang kehilangan kepercayaan kepada Herodes, maka Herodes menempuh jalan potong perjalanan sang Raja Damai yang telah lahir itu di Kota Bethlehem, dengan membunuh semua anak yang berumur dua tahun ke bawah. Dengan demikian, Herodes tetap menjadi raja yang diakui pada zaman itu.


Seandainya, Herodes sebagai bayi pada saat itu, dan rajanya akan membunuhnya, karena kelak dia akan raja, pasti Keluarga Herodes dan Herodes sendiri menolak untuk dibunuh.


Penguasa abadi hanya satu yaitu Allah yang menjadi manusia dalam diri Tuhan Yesus yang lahir sebagai Raja Damai bagi semua orang melintas batas. Herodes pun mau menjadi Raja Abadi yang membawa damai bagi bawahannya.


Meskipun Herodes dan Yesus adalah Raja Damai, ada perbedaan yang mencolok antara keduanya. Perbedaan itu adalah Herodes menjadi Raja Damai dengan kekerasan sedangkan Yesus adalah Raja Damai dalam kesederhanaan dan kelemahlembutan dan cinta kasih.


Herodes memperjuangkan Damai dengan membunuh sesama yang menjadi pengganggu kemapanannya sebagai penguasa, yang memiliki nama dan harta. Hal ini jelas di dalam Bacaan Injil hari ini : “Ia (Herodes) menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya”. Herodes adalah orang yang gila kuasa, harta dan nama. Ia harus menjadi orang yang pertama dalam segala hal, termasuk dalam hal kejahatan dan pembunuhan, sebagai jalan menuju kuasa, harta dan nama.


Apakah kita seperti Herodes yang menggunakan aneka kekerasan untuk mengejar kepentingan pribadi dengan mengorbankan keuntungan bersama? Ataukah kita seperti Yesus yang sebagai Raja Damai yang selalu menjadi pendamai di segala tempat dan setiap saat? Berkuasa atau menjadi raja dan atau peminpin, untuk membawa kehidupan bagi manusia, bukan untuk membunuh atau menghancurkan sesama.

Kotbah Misa Harian, Kamis 27 Desember 2012



LAMBAN ATAU CEKATAN
MENCARI YANG BAIK DAN BENAR

(1Yoh 1;1-4; Yoh 20:2-8)
Hari ini, Kamis 27 Desember 2012
Dari Gereja Bethlehem, Kuala Kencana,
Timika untuk Dunia

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Hari ini, Kamis 27 Desember 2012 adalah Pesta St. Yohanes  Rasul dan Penulis Injil. Keunikan Yohanes adalah pribadi yang cekatan mencari dan menemukan Tuhan Yesus, pusat kebaikan dan kebenaran yang sejati dan kemudian hasil temuannya itu ditulis di dalam Kitab Suci: "Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna" (1 Yohanes 1:4).

Yohanes dengan cekatan menemui dan menjumpai Yesus yang diimaninya dalam Kitab Suci. Yesus adalah sumber sukacita yang sejati yang ditulisnya dalam Injil Yohanes. Injil adalah khabar sukacita bagi semua orang melintas batas.


Orang-orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita adalah orang-orang yang berkualitas dan yang kurang berkualitas. Mereka yang berkualitas adalah orang yang cekatan memanfaatkan kesempatan yang tersedia dalam memupuk diri menjadi pribadi yang bermutu dalam dunia yang semakin mengandalkan profesionalisme dalam pelayanan dan pekerjaan.


Orang yang kurang bermutu adalah orang yang lambat atau tidak cekatan atau tidak cerdas memanfaatkan kesempatan yang sama diberikan oleh Tuhan. Setiap manusia selalu diberi waktu 24 jam sehari. Tuhan tidak membeda-bedakan memberikan waktu kepada kita manusia. Tinggal respons kita dalam menyambut dan mengisi waktu yang ada setiap hari.

Kita yang disiplin dan cekatan serta secara cerdas memanfaatkan waktu akan berjalan menuju pribadi yang bermutu. Sebaliknya kita yang lamban dan malas memanfaatkan peluang yang ada akan tetap berjalan di tempat orang - orang yang kurang berbobot. Kita harus cekatan seperti Yohanes dalam mencari dan menemukan Tuhan Yesus sumber kebenaran dan kebaikan yang sejati.

Kotbah Misa Harian, Rabu 26 Desember 2012



SETIA ABADI PASTI SELAMAT

(Kis 6:8-10; 7:54-59; Mat 10:17-22)
Hari ini Rabu, 26 Desember 2012

Pastoran St. Yosef RT 5 Kuala Kencana
Stasi Kuala Kencana
Keuskupan Timika-Papua


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Hari ini Rabu, 26 Desember 2012, adalah Pesta St Stefanus, Martir Pertama. Martir berarti pembela iman kepada Tuhan Yesus sampai mati. Martir berarti orang yang hidup baik dan benar, jujur dan adil serta transparan dalam membangun kehidupan dan kesejahteraan bersama.Martir adalah orang yang selalu berpegang pada kehendak Allah dalam dunia yang penuh dengan perilaku yang bertentangan dengan Kehendak Allah.


Martir berarti orang yang melaksanakan sabda Allah pada hari ini: "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Matius 10:22). Martir adalah orang yang semakin dibenci karena berbuat baik dan benar, adil dan jujur, semakin teguh dan kokoh melaksanakan perbuatan baik dan benar, jujur dan adil bagi kehidupan bersama, bagi kebaikan kepentingan banyak orang. Martir adalah orang yang dianiayah karena beriman kokoh kepada Tuhan Yesus, tetapi selalu mendoakan musuh-musuhnya. Martir adalah orang yang diperlakukan dengan kekerasan tetapi membalasnya dengan doa bagi mereka yang memperlakukannya dengan kekerasan.


Kita adalah martir dalam hidup iman kita kepada Kristus Yesus, kalau kita selalu setia kepada Tuhan Yesus dengan selalu membawa damai bagi semua orang melintas batas termasuk mereka yang membenci dan melakukan kekerasan terhadap kita. Kita adalah martir kalau kita tetap berlaku jujur, baik, benar, adil, dan transparan dalam mengatur keuangan pribadi dan bersama. Kita adalah martir kalau kita tetap setia pada Tuhan dalam suka maupun duka, dalam untung dan malang, dalam sehat maupun sakit, dalam hidup penuh godaan maupun tanpa godaan.