SEPERTI
ANAK KECIL : Negatif vs Positif
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Seorang
anak kecil di dalam dirinya ada unsur-unsur positif di dalam dirinya yaitu
keterbukaan dalam mengatakan apa adanya kepada orang tua, dan sesame di
sekitarnya. Anak kecil polos dan jujur dalam menampilkan diri di depan orang
tua dan sesama di sekitarnya. Contoh anak kecil ditanya oleh seorang tamu
tentang keadaan orang tua, dia akan mengatakan apa adanya tanpa menyembunyikan
sesuatu kepada tamu sekalipun penanya itu adalah orang asing.
Anak
kecil juga bisa menjadi kekanak-kanakan atau infantil dalam hidupnya. Ada anak
kecil yang tinggal dengan orang lain tidak manja tetapi ketika bersama kedua
orang tuanya sering menampilkan diri untuk dimanja dan hidup untuk
kekanak-kanakan. Contoh ketika kedua orang tuanya pergi ke suatu tempat yang
jauh, lantas pulang ke rumah bertemua dengan anaknya yang masih kecil, rasa
dimanja sangat dominan dan anak menjadi kekanak-kanakan. Pada hal selama kedua
orang tuanya pergi, anak kecil itu tidak berlaku seperti itu.
Bacaan
Injil hari ini menampilkan hidup para
murid seperti anak kecil, dalam arti positif yaitu keterbukaan dan kejujuran
serta kepolosan, tampil apa adanya, sebagai syarat penting bagi pengikut Yesus
masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya seorang pengikut Yesus yang berlaku
seperti anak kecil dalam arti negatif dengan cara menampilkan diri secara
kekanak-kekanakan, maka orang itu tidak layak masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Kita
adalah pengikut Yesus. Usia kita sudah dewasa. Perilaku kita juga semestinya
dewasa. Perilaku yang kenak-kanakan adalah penghalang bagi kita untuk berjalan
mulus sesuai kehendak Allah sendiri yang menyelamatkan kita dan sesama.
Kedewasaan kita sebagai seorang pengikut Tuhan Yesus bukan sesuatau yang sudah
jadi tetapi kita terus berjuang menata diri dalam membangun dan membentuk diri
dalam kedewasaan dalam proses yang berkelanjutan dan tidak pernah akan berkahir
selama hidup kita di dunia ini. Kita berjuang untuk hidup dewasa dan perjuangan
kita dipersembahkan kepada Tuhan yang selalu setia menyertai kita dalam
membimbing kita dengan Roh KudusNya untuk senantiasa berjalan di atas
jalan-jalanNya yang menyelamatkan.
Homili
Sabtu 25 Mei 2013
Sir
17:1-15
Mzm
103
Mrk
10:13-16