Rabu, Januari 09, 2013

Kotbah Misa Harian, Jumat 4 Januari 2013



YESUS  VERSUS IBLIS

1 Yoh 3:7-10; Yoh 1:35-42
Jumat 4 Januari 2012
Dari Pastoran Katolik St. Yosef
Kuala Kencana Freeport Timika
Untuk Dunia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

 Setiap kekuatan kesebelasan bola kaki akan bertanding  di lapangan Bolak kaki secara maksimal untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang telah ditentukan, agar pada akhir waktu itu, salah satunya memperoleh kemenangan sedangkan yang lainnya mengalami kekalahan.

Dalam lapangan  dunia kerohanian juga ada pertandingan  atau lebih tepat persaingan yang hebat antara orang-orang yang dipenuhi kekuatan Yesus dengan orang-orang yang dipenuhi kekuatan Iblis di dalam perjalanan peziarahan hidup sehari-hari.  Dipenuhi tenaga iblis tampak dalam aksinya yang merusak kehidupan  pribadi dan bersama terutama kehidupan abadi. Sebaliknya yang mengalami kepenuhan Roh Kudus Allah, Roh Yesus tampak dalam aksinya yang membangkitkan, menyegarkan, menghidupkan, membahagiakan serta menyelamatkan diri dan sesama serta banyak orang melintas batas.

Para murid yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang dipenuhi oleh kekuatan yang menyelamatkan semua orang melintas batas. Sebaliknya di antara para murid yang mengikuti Yesus, ada yang mata duitan, sehingga menjual Yesus dengan harga yang sangat murah. Dia itu adalah Yudas Iskariot.  Teman-temannya yang lainnya adalah orang yang hidup dan selalu berjalan bersama Yesus Adam Baru yang menata segala sesuatu yang belum indah dan rapi.

Dari sini pertanyaan awal yang diberikan kepada para Murid yang mengikuti Yesus yaitu : Apa yang kamu cari,  sudah dapat ditemukan jawabannya.  Orang yang datang kepada Yesus dan Tinggal dalam Yesus dalam suka maupun duka, senang ataupun susah, miskin ataupun kaya, adalah orang yang memiliki motivasi mengikuti panggilan Tuhan untuk menjadi misionaris bagi banyak orang. Hal ini dimilili oleh sebelas Murid yang lain, sedangkan Yudas Iskariot adalah pribadi yang telah dikuasai kekuatan Iblis sehingga menjadi penjual Tuhan Yesus dengan harga yang sangat tidak manusiawi, dan pada akhirnya aksinya menghancurkan dirinya yaitu dengan mematikan diri dengan jalan menggantungkan dirinya sendiri. Dengan kata lain 11 murid dipenuhi dengan Kekuatan Roh Kristus Yesus sebagai Mesias Sang penyelamat yang sejati. Sedangkan Yudas Iskariot adalah pribadi yang telah dipenuhi oleh kekuatan Iblis yang menghancurkan diri dan sesama.

Kita sedang dihadapkan pada dua pilihan. Setelah dipenuhi dengan Roh Kudus, kita diharapkan tetap hidup di dalam Yesus sang penyelamat yang sejati. Ataukah kita hidup dengan kekuatan Iblis yang memporak-porandakan Firdaus  hati kita sehingga menyesatkan diri  sendiri dan sesama serta alam sekitar?


Kotbah Misa Harian, Kamis 3 Januari 2013



DI DALAM ATAU DI LUAR YESUS

Kamis 3 Januari 2013
(1Yoh 2:29-3:6; Yoh 1:29-34)
Dari Pastoran Katolik St. Yosef
Kuala Kencana-Freeport- Timika
Untuk Dunia

P. Benediktus  Bere Mali, SVD

Pada tanggal 30 Desember yang lalu, usai Misa Keluarga Kudus di Paroki St. Petrus SP3 Karang Senang-Timika, kami rombongan menuju Portside yang jaraknya sekitar kurang lebih seratus kilometer dari Kuala Kencana- Timika. Di sepanjang jalan ada aliran air dan rawa-rawa. Ada banyak orang yang memancing ikan dan hasil pancingannya kami sempat beli dan kami menikmati dalam makan kami.

Ikan itu kami lihat sangat banyak di dalam air/kolam yang jernih. Setelah dipancing dan diambil serta di simpan di darat, dalam wadah yang tanpa air, ikan itu menjadi mati lemas. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ikan dapat hidup di dalam kolam ikan. Di luar kolam, ikan mati. 

Demikian juga kita manusia yang beriman kepada Yesus. Yesus adalah sumber hidup dan kehidupan yang sejati. Yesus adalah Jalan, Kebenaran dan kehidupan (Yoh 14:6). Di dalam Yesus kita hidup.  Di luar Yesus kita mati.  Orang yang hidup di dalam Yesus melakukan kebenaran karena kebenaran lahir dari Yesus. Di luar Yesus orang melakukan kesalahan dan dosa karena kesalahan dan dosa lahir dari Iblis.  Orang yang hidup dalam dosa akan membawa kematian sedangkan orang yang hidup dalam Yesus mendatangkan kehidupan yang sejati.

Kita adalah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai jalan kebenaran dan kehidupan. Kita yakin dan percaya bahwa hanya dalam nama Yesus ada keselamatan dan kehidupan nan abadi (Kis 4:12). Sebagai orang yang percaya dan beriman kepada Yesus, kita selalu hidup di dalam Yesus.  Melalui baptisan, kita hidup dalam Yesus. Baptisan membuat kita hidup di dalam Gereja bukan di luar Gereja. Orang yang hidup dalam Gereja taat pada aturan Gereja. Ketaatan ini mendatangkan keselamatan bukan kehancuran.  

Kotbah Misa Harian, Rabu 2 Januari 2013



JUJUR VS BOHONG

1Yoh 2:22-28; Yoh 1:19-28

Rabu, 02 Januari 2013
Pastoran St. Yosef Kuala Kencana
 Freeport – Timika – Papua - Indonesia

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Apa perbedaan antara orang yang jujur dan orang yang berbohong di dalam hidup bersama dalam Gereja dan masyarakat? Perbedaannya sangat tajam di dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Orang yang hidup berbohong selalu mendapat lahan relasi dan komunikasi yang sangat sempit. Sebaliknya orang yang jujur dalam hidup dan bekerja di dalam komunitas dan masyarakat senantiasa mengalami relasi komunikasi yang meluas dan sangat disegani dan dihormati banyak orang lintas batas.



Bacaan pertama bicara tentang anti kristus yang tampil dalam wajah orang yang bohong dalam hidup dan karyanya. Bacaan Injil tampil dengan wajah Yohanes yang jujur dalam hidup berkomunikasi dengan manusia dalam kehidupan bersama. Kejujuran dalam pola pikir, kata dan perilaku adalah intisari orang yang pro Kristus. Kebohongan dalam segala segi kehidupan adalah anti Kristus yang maha dahsyat.


Kita adalah orang yang beriman kepada Kristus sumber kejujuran yang sejati. Yohanes telah jujur berbicara tentang Yesus sang kejujuran yang sempurna. Kita sebagai orang Katolik sejujurnya mengandung dan melahirkan sang kejujuran sejati di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita dalam kehidupan komunikasi dan relasi dalam Gereja dan Masyarakat. Inilah keunggulan kita dalam memberikan kesaksian hidup bagi dunia.


Ada seorang pastor paroki di NTT yang memanajemen keuangan Paroki secara jujur dan transparan, yang dijalani dengan sepengetahuan umat, dewan paroki, lalu dipraktekkan. Kunci brankas dipegang bendahara paroki dan brankas disimpan di kamar pastor paroki. Dampak positif yang langsung dialami umat paroki adalah kolekte selalu meningkat karena saling percaya satu sama lain di antara umat, dengan pemimpinnya, sebagai ungkapan kepercayaan kepada Tuhan Yesus sang kejujuran yang sejati. Lalu kenapa KKN terjadi di tanah air Indonesia?

Kotbah Misa Tahun Baru, Selasa 1 Januari 2013



MENJADI PENYALUR RAHMAT

HR SP Maria Bunda Allah
Bil 6:22-27; Gal 4:4-7; Luk 2:16-21
Renungan Natal dan Tahun Baru Bersama
Selasa 1 Januari 2013
Keluarga TIMOR di TIMIKA-FREEPORT - PAPUA,
Selasa O1-O1-2013

dan Misa Tahun Baru
Selasa 1 Januari 2013
di Stasi Mile 32 St. Gregorius,
Paroki St. Petrus Karang Senang SP3


P. Benediktus Bere Mali, SVD


Kita semua kenal pipa air. Kita juga kenal St. Maria yang menjadi Ibu Yesus. Yang menjadi pertanyaan di awal renungan ini adalah: Apa persamaan antara Pipa dengan St. Perawan Maria Bunda Allah? Persamaan antara Pipa dengan Sta. Perawan Maria Bunda Allah sebetulnya terletak pada : Perannya sebagai penyalur.


Pipa Air berfungsi menyalurkan air dari sumbernya sampai ke dalam rumah sehingga seluruh anggota keluarga dalam rumah boleh menikmati air dari sumbernya melalui pipa tersebut.


Sta. Maria Bunda Allah adalah penyalur rahmat dari Tuhan sebagai sumber rahmat sempurna kepada semua manusia sehingga manusia mengalami keselamatan dalam Yesus.


Sebagai penyalur, ada satu ciri yang ada dalam dirinya. Pipa air sebagai penyalur air dari sumber air kepada manusia, tidak pernah mengeluh dalam memberikan diri sebagai tempat aliran air yang memuaskan dahaga manusia melintas batas, tanpa membeda-bedakan.


Bunda Maria sebagai penyalur rahmat, tidak ingat diri, tidak egois, selalu mengingat dan mengutamakan keselamatan banyak orang, mengutamakan kebaikan banyak orang, mengutamakan kesejahteraan banyak orang, mengutamakan kedamaian dan kebahagiaan banyak orang.


Pada Hari Raya St. Perawan Maria Bunda Allah ini, kita menyadari Bahwa Tuhan Yesus adalah rahnat terbesar yang Tuhan berikan kepada kita untuk keselamatan universal, melalui Bunda Maria Bunda Allah.

Tuhan Yesus Kristus disebut sebagai Adam Baru, sangat berbeda dengan Adam Pertama yang disebut sebagai Adam Lama. Adam Lama memporakporandakan Firdaus yang indah sempurna yang diberikan Tuhan, dengan dosa egoisme dan kesombongannya. Sedangkan Yesus Kristus sebagai Adam Baru, menciptakan kembali Firdaus yang telah hilang itu, dan membuka pintu bagi banyak orang untuk masuk di dalam Firdaus Baru di dalam diriNya.


Yesus Kristus adalah Penyalur Rahmat dari Tuhan kepada manusia dan menjadi pintu bagi manusia menuju Tuhan di dalam Surga, melalui Korban di Salib, wafat, dan bangkit pada hari ketiga.


Kita masuk Tahun Baru dengan Pribadi Baru. Syaratnya satu,  jadikan diri penyalur rahmat bagi sesama. Sesama itu adalah keluarga besar Timor di Timika. Sesama itu adalah Keluarga kita di Timor yang kita tinggalkan. Sesama itu adalah mereka yang ada di sekitar kita lintas batas.


Untuk itu kita harus korban. Korban pikiran, tenaga, dan materi. Ini kita miliki berarti kita adalah manusia baru di tahun baru. Kita harus korban dalam kehidupan sosial masyarakat, maupun dalam kehidupan iman kita, untuk kepentingan bersama.

Dasar korban kita adalaha Iman kita akan Yesus yang berkorban bagi keselamatan kita. Maka kita pun harus berkorban untuk keselamatan sesama. Dengan itu kita merayakan Tahun Baru Pribadi Baru.

Kotbah Misa Tutup Tahun, Senin 31 Desember 2012



MENINGGALKAN MANUSIA LAMA 
DI TAHUN LAMA

SIAP MENGENAKAN MANUSIA BARU 
DI TAHUN BARU



(1Yoh 2:18-21; Yoh 1:1-18).
Renungan Misa Akhir Tahun
Senin 31 Desember 2012
Gereja Bethlehem Kuala Kencana
Freeport – Timika - Papua

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Pengantar Misa:


Perayaan Tutup Tahun 2012 berarti sebuah perayaan yang berbicara soal Waktu, Saat, Kesempatan, Peluang. Kata waktu sendiri berasal dari bahasa Latin, dari kata "TEMPUS" artinya KETERBUKAAN, LAPANGAN atau KEKOSONGAN.



Waktu disebut keterbukaan karena dialami semua orang. Waktu adalah Lapangan karena di dalamnya orang bermain-main dengan hidupnya sekaligus mengolah hidupnya. Maka mengolah hidup disamakan dengan mengolah waktu. Waktu disebut kekosongan karena semua yang pernah kita peroleh dalam hidup ini pada akhirnya kita akan berpisah dengan semua itu. Betapapun manusia merancang peradabannya untuk mempersiapkan masa depannya, namun pada akhir hidupnya kekosongan merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari.


Muatan dari seluruh pengalaman kita, baik dulu, kini dan nanti; kenangan, kenyataan, kerinduan dan harapan semuanya berakhir pada palang waktu. Merenungkan detik-detik terakhir tahun 2012 mengingatkan kita bahwa semuanya akan berlalu. Tahun Lama akan berlalu. Kita telah bertualang dalam waktu 365 hari, dan hari ini adalah hari yang terakhir.


Sebentar lagi kita berpisah dengan tahun lama. Perpisahan ini merupakan tanda bahwa pertualangan kita belum selesai. Pada pukul 24.00 lonceng akan dibunyikan sebagai tanda bahwa kita harus memulai lagi pertarungan yang sesungguhnya dalam tahun baru. Maka marilah pada titik perpisahan ini, kita mengenangkan semua yang pernah kita jumpai dalam hidup kita di masa lampau: anggota keluarga, kenalan, rekan kerja, pemimpin, bawahan, keberhasilan, kegagalan kita.


Kita tela menerima kasih karunia demi kasih karunia dari Tuhan selama pengalaman kita dalam tahun 2012. Dan kini kita persembahkan semuanya kepada Tuhan seraya memohon berkat Tuhan di dalam Perziarahan berikutnya di tahun 2013 yang sesaat lagi menyambut kita.


Homili:

Pada hari terakhir tahun 2012 ini, kita melihat kembali ke belakang seluruh tahun 2012, yang hampir sesaat lagi akan kita lalui. Ada keberhasilan, ada juga kegagalan yang kita alami sepanjang tahun 2012. Ada kesuksesan, dan ada juga kedukaan yang kita alami sepanjang tahun 2012. Ada pengalaman indah dan ada juga pengalaman yang tidak sedap yang dilukis di dalam lembaran tahun 2012. Pengalaman-pengalaman yang baik dan kurang baik sudah ada dalam lembaran tahun 2012, yang sesaat lagi akan kita tutup lembaran itu.


Tetapi pengalaman tahun 2012 itu menjadi "Guru yang paling bijaksana" yang mendidik kita, agar kita mengambil hikma dari pengalaman 2012 untuk memasuki dan mengisi lembaran tahun baru, tahun 2012.


Kita memasuki tahun baru dengan pribadi baru. Tahun lama dan pribadi lama kita tanggalkan, dan tahun baru dan pribadi baru kita kenakan.


Salah satu ciri pribadi baru adalah tahu bersyukur. Kita bersyukur atas semua pengalaman yang menjadi guru yang paling bijasana bagi kita dalam memasuki tahun yang baru. Terutama kita bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan yang tetap setia memberkati kita dalam seluruh perjalanan kita dalam tahun 2012 ini. Kita juga mohon berkat dan perlindungan Tuhan selama kita memasuki tahun 2013.


Kita baru merayakan Pengalaman Kelahiran Tuhan Yesus Kristus pada Hari Raya Natal. Kelahiran Tuhan Yesus disambut oleh dua pengalaman yang kontras seperti yang tercatat di dalam Kitab Suci pada perayaan tutup tahun ini. Pengalaman kontras itu adalah : ada pengalaman Pro Kristus, ada juga pengalaman anti Kristus, yang terlukis rapi dalam lembaran Kitab Suci, Bacaan I dan Bacaan Injil, yang kita dengarkan di ujung tahun, senin 31 Desember 2012, di dalam Gereja Ekumene, Gereja Bethlehem ini. Kelahiran Yesus sebagai Adam Baru, membawa sikap baru, membawa perubahan baru, membawa keselamatan universal, hanya disambut oleh orang yang mengenakan baju iman yang baru. Siapa yang menerima Yesus sebagai Adam Baru?


Mereka yang menerima kelahiran Tuhan Yesus adalah para gembala wakil orang kecil, yang di tengah kesibukan kerja mereka, mencari dan menemukan makna hidup dari kerjanya di dalam diri Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di kandang Bethlehem. Mereka yang pro Kristus Adam Baru itu adalah para majus, wakil kelompok elit, yang berpendidikan, orang yang ahli dalam bidang penelitian, mencari dan menemukan kebenaran sejati dalam diri Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di Kandang Bethlehem, bukan tempat yang lain. Baik para gembala maupun para majus, menemukan arti hidupnya di tempat yang sama yaitu Bethlehem tempat lahir Yesus Kristus Adam Baru.


Bethlehem menyatukan "orang kecil" dan "kaum elit". Bukan Bethlehem tetapi Yesus Kristus Adam Baru yang lahir di Bethlehem yang menyatukan "orang kecil" dan "orang besar". Penyatuan ini memuat satu pesan inti. Kaum elit harus solider dengan orang kecil. Dengan itu, kaum elit dan orang kecil berjalan bersama sang sabda yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus Adam Baru. Sebaliknya orang yang egois adalah anti Kristus Adam Baru.


Yesus sebagai Adam Baru selalu dikontraskan dengan Adam Lama. Kontradiksi antara keduanya sebetulnya terletak di sini. Adam Lama memporakporandakan Firdaus Indah dan sempurna yang telah diberikan oleh Tuhan, dengan dosa egoisme dan dosa kesombongannya. Sedangkan Yesus sebagai Adam Baru yang lahir di Kandang Bethlehem, membawa pembaharuan, yaitu menata kembali Firdaus Baru dan mengantar semua orang berjalan menuju Firdaus yang baru.


Kita merayakan Perayaan Tutup Tahun di Gereja Bethlehem. Bagi saya Gereja ini dibangun atas dasar Teologi Kelahiran Yesus Kristus Adam Baru di Bethlehem yang menyatukan "orang kecil" dan "kaum elit", untuk solider dengan sesama, untuk senantiasa berjalan bersama Sang Sabda yang menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus Adam Baru.  Setidak-tidaknya Gereja Bethlehem sebagai Gereja Ekumene ini telah menyatukan manusia lintas batas.  Semoga Tahun Baru ini, kita selalu berjalan bersama Yesus dalam seluruh Ziarah sepanjang Tahun 2013. Selamat Tinggal Tahun Lama. Selamat Datang Tahun Baru. Selamat menanggalkan manusia lama dan selamat mengenakan manusia baru dalam tahun baru.