KEBENARAN
PUBLIK ATAU KEBOHONGAN PUBLIK
Homili
Rabu 20 Maret 2013
Dan
3 : 14-20.24-25.28
Mzm (Dan 3 : 52 – 56)
Yoh
8 : 31 – 42
P.
BENEDIKTUS BERE MALI, SVD
Kebenaran
akal budi bisa memanipulasi yang salah dibenarkan dan yang benar bisa
disalahkan, tetapi kebenaran Allah tidak membohongi diri dan orang lain, yang
benar adalah benar, yang salah adalah salah.
Kebenaran akal budi dapat
menyelamatkan diri, tetapi bisa menghancurkan sesama, sedangkan kebenaran Allah
senantiasa menyelamatkan semua orang melintas batas. Kebenaran akal budi dalam dunia politik bisa
dibeli oleh orang yang memiliki banyak uang, sedangkan kebenaran sejati berasal dari Tuhan dapat dimiliki oleh orang
yang memiliki hati yang tulus di hadapan Tuhan dan sesama.
Bacaan
Pertama berbicara tentang kebenaran iman
kepada YAHWE yang menyelamatkan sedangkan kebenaran dewa buatan Nebukadnezar
raja Babel menghancurkan dan mematikan. Tiga anak muda yang tetap mempunyai
prinsip beriman kepada YAHWE tak tergoyahkan oleh kekuasaan Nebukadnezar yang
menindas mereka serta memaksa mereka menyembah dewa Nebukadnezar, menyelamatkan
mereka sekalipun mereka dibakar Nebukadnezar di dalam perapian yang menyala-nyala.
Tuhan justru menampakkan diri kepada Nebukadnezar di dalam perapian itu.
Penampakan Tuhan itu membarui kepercayaan
Raja Babel kepada dewa buatannya, dengan mengakui Allah Israel yang diimani
oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Peristiwa pertobatan terjadi dalam hidup Raja Bebel. Bertobat berarti
berjalan dari sembah berhala kepada allah lain, yang menyesatkan diri dan sesama,
menuju iman kepada Allah yang benar yang menyelamatkan semua orang. Bertobat
berarti berjalan meninggalkan allah-allah yang dapat dibeli dengan kuasa atau
jabatan dan uang, demi nama-nama diri atau egois, menuju iman kepada Allah
sejati yang hanya dimiliki oleh orang yang rendah hati dan hidup dalam
ketulusan di hadapan Tuhan dan sesama.
Allah
yang benar yang menyelamatkan semua orang yang sedang berada di dalam
perbudakan dosa itulah yang menjadi nyata di dalam diri Tuhan Yesus Kristus
sebagai jalan kebenaran dan kehidupan.
Kebenaran Tuhan Yesus yang
diimani, membimbing orang yang beriman kepadaNya berjalan di dalam jalan kebenaran
yang menyelamatkan diri dan sesama manusia serta alam sekitar. Bertobat dalam konteks Injil hari ini, berarti
kita berjalan meninggalkan kebohongan diri, sesama bahkan kebohongan publik,
menuju kebenaran Tuhan Yesus yang menyelamatkan
diri, sesama dan Publik melintas
batas.