Homili SAKRAMEN ORANG
SAKIT
Yak 5 : 14 – 16
Mat 8 : 5 – 8. 10.13
IMAN
PERSONAL MENYELAMATKAN SESAMA
*P. Beny Mali, SVD*
Petani
menyelamatkan kita dari kelaparan. Sopir mengantar kita dari satu tempat ke
tempat yang dituju. Pilot menerbangkan kita dengan pesawat dari satu tempat ke
tempat yang dituju. Pendidik mengantar kita menjadi orang yang berpendidikan.
Misionaris mengantar kita menjadi pribadi yang beriman kepada Allah. Orang tua
melahirkan kita, mendidik kita, mengantar kita menjadi orang-orang yang hebat
di dalam perjalanan panggilan kita baik sebagai imam, biarawan, biarawati
maupun sebagai orang yang menjalani hidup berkeluarga. Orang tua mendoakan kita
anak-anaknya untuk keselamatan kita dalam perjalanan hidup kita, dalam
pekerjaan kita, dalam perjuangan hidup kita. Kita pun mendokan orang tua kita
agar diberi rahmat berkat dan perlindungan Tuhan di dalam setiap langkah hidup
mereka. Singkatnya tiada seorang pun dapat hidup seorang diri. Setiap orang
hidup bergantung dan tergantung pada sesame baik dalam hidup sosial,
psikologis, fisik atau biologis, maupun spiritual.
Kehidupan
iman pribadi memiliki aspek sosial. Kepercaya kepada Tuhan Yesus yang telah
bangkit memiliki aspek sosialnya. Keyakinan kepada Kristus yang telah bangkit
memiliki aspek sosialnya.
Yakobus
5 : 14 – 16 mengatakan bahwa doa seorang imam dan orang beriman yang berkumpul
mendoakan sesama yang sakit membawa pengampunan atas dosa-dosanya dan membawa
keselamatan kepadanya. Doa-doa yang mengalir keluar dari sebuah hati yang
jernih, tulus, suci dan murni, sungguh memiliki daya pengampunan dan
penyelamatan bagi sesama yang didoakan, teristimewa bagi sesama yang sedang
sakit, yang didoakan.
Injil Mateus 8 : 5 – 8. 10.13 berbicara tentang iman
seorang perwira romawi kepada Kristus Yesus yang telah bangkit membawa
keselamatan bagi hambanya yang terbaring sakit lumpuh. Perwira Romawi itu
sebelumnya adalah orang kafir. Kemudian dia beriman kepada Yesus secara
radikal. Imannya itu dia ungkapkan dalam permintaannya kepada Yesus untuk
menyembuhkan hambanya yang sakit lumpuh. Dia mengatakan, Tuhan katakana sepatah
kata saja, maka hamba saya akan sembuh. Yesus sangat heran karena Perwira
Romawi itu percaya pada SabdaNya. “Bersabdalah Tuhan, maka hamba saya sembuh”. Yesus pun bersabda kepada perwira yang beriman akan SabdaNya itu
: “Pulanglah, dan terjadilah padamu sesuai dengan imanmu”. Maka pada saat itu
juga sembuhlah hamba perwira itu.
Kita
setiap kali teman kita, anggota keluarga kita, sahabat kita sakit terutama
dalam saat-saat kritis, kita memanggil imam memberikan sakramen orang sakit
kepada yang sakit. Sakramen orang sakit adalah sebuah sakramen yang diterima
oleh orang sakit sebagai pengampunan atas dosa-dosanya, sebagai pemurnian
bathin, sekaligus sebagai persiapan rohani bagi perziarahan spiritual orang
sakit fisik tetapi untuk sehat secara spiritual. Sakramen Orang Sakit adalah
Sakramen yang menghantar orang sakit fisik untuk menuju sehat spiritual dalam
kepasrahan total yang membebaskan dan memerdekakan dari segala pamrih duniawi.
Sakramen Orang Sakit memberikan kekuatan rohani kepada orang sakit untuk hidup
berpasrah kepada Tuhan yang Maha Kuasa pemilik kehidupan yang kekal.
Sakramen
Orang Sakit diberikan kepada orang sakit dala doa bersama dan doa imam. Doa-doa
itu lahir dari hati yang tulus bersumber iman dan kepercayaan kepada Kristus
Yesus yang telah bangkit, membawa keselamatan kepada semua orang lintas batas.
(Kis 4:12 tentang hanya dalam nama Yesus ada Keselamatan) dan (Kis 11 : 26
tentang Kekristenan lahir atas dasar universalitas keselamatan Kristus Yesus
yang telah bangkit). Doa kita membawa
pengampunan dan keselamatan bagi sesame yang kita doakan secara khusus pada
kesempatan ini bagi orang sakit yang sedang kita doakan. Tuhan mendengarkan doa
hamba perwira dengan menyembuhkan hambanya yang sakit lumpuh. Kita yakin dan
percaya, pasti Tuhan mengabulkan doa kita bagi sesame yang sakit yang kita
doakan ini.