KESELAMATAN
: Sempit vs Meluas l
*P. Beny Mali, SVD*
Opini
Jawa Pos Hari Sabtu 27 April 2013, halaman 4, memuat karikatur yang sangat
menarik perhatian saya. Letak karikatur
itu menarik saya adalah sebagai berikut. Karikatur itu memuat CALEG yang
terdiri dari ayah, anak, dan ibu. Kemudiaan di bagian pojok kiri atas tertulis
: "Mari Kita Pertahankan Negara Keluarga Republik Indonesia" yang
disingkat dengan "NKRI". Karikatur ini setelah saya lihat dan
renungkan bahwa karikatur ini memuat makna yang mendalam bagi saya bila
digandengkan dengan Keselamatan. Caleg di dalam Karikatur itu kelak menjadi
anggota Legislatif baik di daerah atau pusat, maka mereka membangun keselamatan
yang partikular bukan keselamatan universala. Keselamatan partikular artinya
mereka hanya membangun keselamatan keluarganya sendiri dan mengabaikan
keselamatan umum masyarakat Indonesia seluruhnya atau keselamatan masyarakat
banyak pada umumnya. Sedangkan keselamatan universal adalah keselamatan yang
dibangun di atas dasar tanpa pembedaan dalam Perbedaan sebagai pelangi yang
indah di dalam bhineka tunggal Ika Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan
negara Keluarga Republik Indonesia.
Bacaan
Pertama hari ini, Kisah Para Rasul 15 : 7 - 21 menampilkan keselamatan
Universal bukan keselamatan Partikular. Orang-orang Yahudi sebagai bangsa
terpilih Allah, menyempitkan keselamatan Allah hanya pada kelompok mereka
sendiri. Pola pemahaman seperti itu juga ada di dalam diri orang-orang Yahudi
yang bertobat menjadi Kristen. Sekalipun mereka adalah orang Kristen, pola
pikirnya masih sebagai orang Yahudi belum sebagai orang Kristen yang utuh.
Mengalami kenyataan seperti itu, Petrus sebagai ketua komunitas para Rasul dan
pemimpin utama gereja Perdana, meluruskan pemahaman orang Kristen baik berasal
dari latarbelakang orang Yahudi maupun bukan bangsa Yahudi atau dari
bangsa-bangsa lain.
Petrus
mengatakan bahwa Allah mengenal hati setiap manusia. Allah memberikan Roh
KudusNya kepada semua manusia. Allah adalah Allah semua orang. Semua orang
adalah ciptaan Allah. Allah menyelamatkan semua orang. Allah tidak membeda-bedakan.
Contoh keselamatan Allah itu universal dapat dilihat di dalam misi Paulus dan
Barnabas. Keduanya mewartakan Kristus yang bangkit yang menyelamatkan semua
orang kepada orang Yahudi maupun kepada orang non Yahudi atau bangsa-bangsa
lain, disertai dengan mujizat penyembuhan baik orang Yahudi maupun orang non
Yahudi dalam nama Yesus yang telah bangkit (Kis 4:12). Mereka yang mengalami
mujizat penyembuhan dalam nama Yesus, seperti yang tertulis di dalam Kisah Para
Rasul 4: 12, menjadi percaya kepada Yesus Kristus yang telah bangkit, yang
membawa keselamatan kepada semua orang, yang diwartakan Paulus dan Barnabas.
Mereka itu memberikan kesaksian tentang Kristus Bangkit, dan dalam namaNya
mujizat terjadi atas diri mereka. Yakobus pun berbicara bahwa Allah memberikan
rahmat CintaNya dan keselamatanNya bagi semua orang lintas batas, yang percaya
dan beriman tulus kepada Yesus yang telah bangkit, yang diwartakan para murid
dalam komunitas Basis Gereja Perdana.
Mazmur
tanggapan diambil dari Mazmur 96, mengangkat pujian kepada Allah yang membawa
cinta dan keselamatan universal dalam perbedaan sebagai pelangi yang indah di
dalam kehidupan bukan pembedaan yang membawa kutukan kepada sesama. Mazmur ini
mengundang semua orang yang percaya kepada Allah Sang Pembawa Keselamatan
universal, untuk memperdalam imannya kepada Allah yang menyelamatkan semua
orang, sekaligus diutus untuk menjadi pembawa keselamatan bagi semua sesama
lintas batas, tanpa pembedaan dalam perbedaan sebagai keindahan warna pelangi
yang menghiasi alam semesta ciptaan Tuhan sumber keselamatan universal.
Bacaan
Injil hari adalah Yohanes 15: 9 - 11, menampilkan Cinta Sejati Tuhan Yesus yang
telah bangkit. CintaNya kepada semua orang untuk menyelamatkan semua orang,
untuk membangkitkan semua orang, bukan untuk menyalibkan sesama. Tuhan yang
diimani adalah Allah yang mencintai secara universal. Maka umat yang percaya
dan beriman tulus kepadaNya, diajak untuk mencintai dan menyelamatkan semua
orang tanpa pembedaan. Semua orang diciptakan oleh Tuhan. Semua orang dicintai
oleh Tuhan. Orang beriman mencintai semua orang tanpa pembedaan oleh SARA.
Agama
Kriten lahir di Antiokhia. Kebenaran ini terungkap di dalam Kisah Para Rasul
11:26. Orang Kristen itu adalah orang yang percaya kepada Kristus Yang Telah Bangkit.
KebangkitanNya adalh puncak cintaNya yang
universal kepada semua orang lintas batas, yang percaya kepadaNya secara
tulus. Pola pemahaman yang berbeda antara orang Yahudi dengan Para Murid
tentang cinta Tuhan yang universal kepada semua orang, dan keselamatanNya yang
universal kepada semua orang, inilah membangkitkan para Rasul dibimbing oleh
Roh Kristus yang telah Bangkit, mendirikan agama Kristes di Antiokhia (Kis 11 :
26). Orang Yahudi mengakui bahwa Keselamatan Tuhan dan Cinta Tuhan itu partikular.
Orang Kristen menganut Keselamatan dan Cinta Tuhan itu universal bagi semua
orang lintas Batas.
Kita
sebagai orang Kristen pada zaman ini dan pada zaman yang akan datang,
berpandangan bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit membawa cintaNya dan KeselamatanNya
yang universal bagi semua orang lintas batas. Kita sebagai orang Kristen yang
sejati, menampilkan kesejatian sebagai orang Kristen, di dalam menghadirkan
cinta dan keselamatan kepada semua orang lintas batas, di dalam kehidupan kita,
kapan dan dimana pun kita berada dan hadir. Kalau kehadiran kita bukan
menjadi orang yang membawa salib atau
menyalibkan sesame, bukan membangkitkan sesama, maka kehadiran kita perlu
direfresh. Kalau di-refresh pun tidak mempan, maka perlu direinstal. Kalau
direinstal pun masih tidak mempan, maka perlu maju satu langkah lagi yaitu
perlu di-reformat.
Malam
ini adalah malam Midareni. Malam Persiapan. Malam merefres cinta yang tulus.
Malam mereinstal cinta yang murni. Malam mereformat cinta yang total kedua
calon mempelai, dalam bingkai kasih sejati dan keselamtan sejati Tuhan Yesus
yang telah bangkit. Kita berdoa agar semua niat suci senantiasa mendapat berkat
Tuhan yang menyempurnakan cinta dan keselamatan kedua calon mempelai.
KESELAMATAN : Sempit vs Meluas.
Homili P. Benediktus Bere Mali SVD.
Kamis 2 Mei 2013
Midodareni Calon Mempelai Julius Luli Keda &
Sisilia Febriana Kewa Tupen
Kis 15 : 7 –
21
Mzm 96
Yoh 15 : 9 -
11