Kamis, Mei 09, 2013

PERPISAHAN : Dukacita vs Sukacita



PERPISAHAN : Dukacita vs Sukacita
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Introduksi

Hari ini Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Yesus berpisah dengan para muridNya, tetapi perpisahan itu  bukan membawa dukacita tetapi membawa sukacita. Yesus naik ke Surga bersekutu dalam Sukacita abadi bersama Bapa di Surga. Yesus naik ke Surga sebagai yang sulung membuka pintu surge bagi semua orang.  Semua yang orang Kudus sebelum Yesus naik ke Surga, yang masih ada di tempat penantian (wawancara dengan sang tokoh Profesor. Yosef Glinka SVD, kamis 9 Mei 2013), dengan Kenaikan Yesus ke Surga dan pembukaan pintu Surga ini, mereka pun masuk Surga mengikuti Yesus.  Yesus dan orang Kudus serta para Malaikat bersekutu melayani altar Tuhan dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya agar berseketu dalam iman sama seperti persekutuan para kudus di Surga. Yesus naik ke Surga menyiapkan tempat bagi kita. KehadiranNya di Surga untuk memperdamaiakan Allah dengan kita.

Para murid yang menyaksikan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, dengan bersukacita, bukan dukacita. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada dalam Bait Allah dan memuliakan Allah dengan penuh sukacita sejati dalam Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa bahwa Roh Kristus yang talah naik ke Surga senantiasa menyertai para muridNya sampai selamanya.







HOMILI
YESUS DARI BUMI NAIK KE SURGA
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa berpindah atau beralih  secara cepat dan langsung dari satu tempat menuju ke tempat yang baru, dengan menggunakan pesawat yang “take off” dari bandara keberangkatan menuju “landing” di Bandara yang dituju. Atau kita bisa menggunakan bis penumpang dari satu terminal ke terminal yang dituju. Atau kita bisa menggunakan kreta api dari stasiun keberangkatan menuju stasiun yang dituju.
Tetapi kita kita tidak pernah menemukan satu pesawat yang “take off” dari bandara di bumi ini langsung menerbangkan kita menuju “landing” di Bandara Surga yang dituju di dalam perziarahan rohani kita. Kita tidak pernah memiliki satu bis penunpang yang yang langsung mengantar kita dari terminal di atas planet bumi ini menuju terminal di Surga. Kita juga tidak mengalami satu kreta api super eksekutif yang mengantar kita dari sebuah stasiun di atas bumi ini langsung menuju  stasiun Surga yang kita tuju dalam perjalanan keimanan kita.
Hari ini adalah Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Hari ini adalah Hari Raya Perjalanan Yesus dari Bumi ini menuju Surga. Hari ini adalah Hari Raya Yesus berjalan “ke Bumi Menuju Surga”.  Ketika Yesus berjalan dari Surga menuju ke Bumi, melewati jalan khusus yaitu Yesus berjalan dari Kerahiman Allah Bapa di Surga melewati Rahim Biologis St. Perawan Maria, menuju ke Bumi. Sedangkan ketika Yesus naik kembali ke Surga, bukan melewati lift atau escalator, tetapi melewati jalan “Rahim Bumi” dalam kematian dan pemakamanNya kemudian pada hari Ketiga Bangkit dari Kubur. Jalan yang dilalui Yesus kembali ke Rumah Bapa di Surga, adalah jalan kita ke Rumah Bapa di Surga, karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan kehidupan (Yoh 14 : 6). Ketika kita mengikuti jalan itu, secara tulus dan pasrah maka kita adalah orang yang otentik. Karl Jasper mengatakan bahwa manusia yang otentik adalah pribadi yang menerima situasi batas yaitu kematiannya menuju rahim bumi, sebagai jalan menuju “Yang Transenden” yaitu Allah Bapa di dalam Surga.
Yesus naik ke Surga dan masuk ke dalam Rumah Bapa di Surga melalui pintu Surga, yang pertama kali dibukaNya bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. N.Lalong Bakok, dalam bukunya MENUJU DUNIA BARU, halaman 185, mengatakan bahwa Kenaikan Yesus Ke Surga berarti: Pembukaan Pintu Surga bagi semua orang lintas batas, yang percaya kepadaNya. Para Kudus sebelum Yesus Naik ke Surga, yang masih berada di tempat penantian, dengan kenaikanNya ke Surga, menyusuli Yesus masuk ke dalam Surga karena pintu Surga telah dibukaNya bagi mereka. Para Kudus dan Para Malaikat hidup bersekutu di Surga dan melayani altar Allah dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya, agar umat manusia did unia hidup bersekutu  seperti persekutuan  para Kudus di dalam Surga.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, memiliki tujuan untuk persekutuan  dengan Bapa dan para kudus dan para malaikat di Surga untuk berdoa bagi manusia di atas bumi, sekaligus sebagai jembatan keselamatan antara Allah dengan manusia. Yesus menyiapkan tempat di Surga bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Para murid berpisah dengan Yesus secara fisik menuju persekutuan dalam komunitasNya, dalam doa dan karyanya, sebagau kekuatan utama dalam hidup panggilan mereka. Sukacita senantiasa mewarnai persekutuan para murid, menunjukkab bahwa Roh Kristus yang telah naik ke Surga senantiasa ada dan hadir di dalam hati mereka masing-masing, yang selalu mengutamakan persekutuan dalam iman dalam komunitas doa, komunita karya dan komunitas formasi para muridNya.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga ini senantiasa bermakna bagi kita selama kita memberikan tempat di hati kita bagi Roh Kristus Yang Telah Naik ke Surga, menjadi pemimpin kita untuk  dipimpin pada peningkapatan kehidupan doa kita, kehidupan pelayanan kita, dalam persekutuan yang baik dan benar antara sesama anggota komunitas secara ke dalam, maupun persekutuan kita secara keluar di dalam karya pelayanan kita kepada semua orang lintas batas yang kita layani

HOMILI  HR. KENAIKAN TUHAN
KAMIS 9 MEI 2013
KIS 1:1-11
EF 1:17-23
LUK 24:46-53

YESUS BERJALAN : dari Bumi ke Surga



 
PERPISAHAN : Dukacita vs Sukacita
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Introduksi

Hari ini Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Yesus berpisah dengan para muridNya, tetapi perpisahan itu  bukan membawa dukacita tetapi membawa sukacita. Yesus naik ke Surga bersekutu dalam Sukacita abadi bersama Bapa di Surga. Yesus naik ke Surga sebagai yang sulung membuka pintu surge bagi semua orang.  Semua yang orang Kudus sebelum Yesus naik ke Surga, yang masih ada di tempat penantian (wawancara dengan sang tokoh Profesor. Yosef Glibka SVD, kamis 9 Mei 2013), dengan Kenaikan Yesus ke Surga dan pembukaan pintu Surga ini, mereka pun masuk Surga mengikuti Yesus.  Yesus dan orang Kudus serta para Malaikat bersekutu melayani altar Tuhan dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya agar berseketu dalam iman sama seperti persekutuan para kudus di Surga. Yesus naik ke Surga menyiapkan tempat bagi kita. KehadiranNya di Surga untuk memperdamaiakan Allah dengan kita.

Para murid yang menyaksikan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, dengan bersukacita, bukan dukacita. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada dalam Bait Allah dan memuliakan Allah dengan penuh sukacita sejati dalam Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa bahwa Roh Kristus yang talah naik ke Surga senantiasa menyertai para muridNya sampai selamanya.







HOMILI
YESUS DARI BUMI NAIK KE SURGA
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa berpindah atau beralih  secara cepat dan langsung dari satu tempat menuju ke tempat yang baru, dengan menggunakan pesawat yang “take off” dari bandara keberangkatan menuju “landing” di Bandara yang dituju. Atau kita bisa menggunakan bis penumpang dari satu terminal ke terminal yang dituju. Atau kita bisa menggunakan kreta api dari stasiun keberangkatan menuju stasiun yang dituju.
Tetapi kita kita tidak pernah menemukan satu pesawat yang “take off” dari bandara di bumi ini langsung menerbangkan kita menuju “landing” di Bandara Surga yang dituju di dalam perziarahan rohani kita. Kita tidak pernah memiliki satu bis penunpang yang yang langsung mengantar kita dari terminal di atas planet bumi ini menuju terminal di Surga. Kita juga tidak mengalami satu kreta api super eksekutif yang mengantar kita dari sebuah stasiun di atas bumi ini langsung menuju  stasiun Surga yang kita tuju dalam perjalanan keimanan kita.
Hari ini adalah Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Hari ini adalah Hari Raya Perjalanan Yesus dari Bumi ini menuju Surga. Hari ini adalah Hari Raya Yesus berjalan “ke Bumi Menuju Surga”.  Ketika Yesus berjalan dari Surga menuju ke Bumi, melewati jalan khusus yaitu Yesus berjalan dari Kerahiman Allah Bapa di Surga melewati Rahim Biologis St. Perawan Maria, menuju ke Bumi. Sedangkan ketika Yesus naik kembali ke Surga, bukan melewati lift atau escalator, tetapi melewati jalan “Rahim Bumi” dalam kematian dan pemakamanNya kemudian pada hari Ketiga Bangkit dari Kubur. Jalan yang dilalui Yesus kembali ke Rumah Bapa di Surga, adalah jalan kita ke Rumah Bapa di Surga, karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan kehidupan (Yoh 14 : 6). Ketika kita mengikuti jalan itu, secara tulus dan pasrah maka kita adalah orang yang otentik. Karl Jasper mengatakan bahwa manusia yang otentik adalah pribadi yang menerima situasi batas yaitu kematiannya menuju rahim bumi, sebagai jalan menuju “Yang Transenden” yaitu Allah Bapa di dalam Surga.
Yesus naik ke Surga dan masuk ke dalam Rumah Bapa di Surga melalui pintu Surga, yang pertama kali dibukaNya bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. N.Lalong Bakok, dalam bukunya MENUJU DUNIA BARU, halaman 185, mengatakan bahwa Kenaikan Yesus Ke Surga berarti: Pembukaan Pintu Surga bagi semua orang lintas batas, yang percaya kepadaNya. Para Kudus sebelum Yesus Naik ke Surga, yang masih berada di tempat penantian, dengan kenaikanNya ke Surga, menyusuli Yesus masuk ke dalam Surga karena pintu Surga telah dibukaNya bagi mereka. Para Kudus dan Para Malaikat hidup bersekutu di Surga dan melayani altar Allah dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya, agar umat manusia did unia hidup bersekutu  seperti persekutuan  para Kudus di dalam Surga.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, memiliki tujuan untuk persekutuan  dengan Bapa dan para kudus dan para malaikat di Surga untuk berdoa bagi manusia di atas bumi, sekaligus sebagai jembatan keselamatan antara Allah dengan manusia. Yesus menyiapkan tempat di Surga bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Para murid berpisah dengan Yesus secara fisik menuju persekutuan dalam komunitasNya, dalam doa dan karyanya, sebagau kekuatan utama dalam hidup panggilan mereka. Sukacita senantiasa mewarnai persekutuan para murid, menunjukkab bahwa Roh Kristus yang telah naik ke Surga senantiasa ada dan hadir di dalam hati mereka masing-masing, yang selalu mengutamakan persekutuan dalam iman dalam komunitas doa, komunita karya dan komunitas formasi para muridNya.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga ini senantiasa bermakna bagi kita selama kita memberikan tempat di hati kita bagi Roh Kristus Yang Telah Naik ke Surga, menjadi pemimpin kita untuk  dipimpin pada peningkapatan kehidupan doa kita, kehidupan pelayanan kita, dalam persekutuan yang baik dan benar antara sesama anggota komunitas secara ke dalam, maupun persekutuan kita secara keluar di dalam karya pelayanan kita kepada semua orang lintas batas yang kita layani

HOMILI  HR. KENAIKAN TUHAN
KAMIS 9 MEI 2013
KIS 1:1-11
EF 1:17-23
LUK 24:46-53

Homili Kenaikan Tuhan ke Surga : Kamis 9 Mei 2013



  PERPISAHAN : Dukacita vs Sukacita
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Introduksi

Hari ini Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Yesus berpisah dengan para muridNya, tetapi perpisahan itu  bukan membawa dukacita tetapi membawa sukacita. Yesus naik ke Surga bersekutu dalam Sukacita abadi bersama Bapa di Surga. Yesus naik ke Surga sebagai yang sulung membuka pintu surge bagi semua orang.  Semua yang orang Kudus sebelum Yesus naik ke Surga, yang masih ada di tempat penantian (wawancara dengan sang tokoh Profesor. Yosef Glibka SVD, kamis 9 Mei 2013), dengan Kenaikan Yesus ke Surga dan pembukaan pintu Surga ini, mereka pun masuk Surga mengikuti Yesus.  Yesus dan orang Kudus serta para Malaikat bersekutu melayani altar Tuhan dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya agar berseketu dalam iman sama seperti persekutuan para kudus di Surga. Yesus naik ke Surga menyiapkan tempat bagi kita. KehadiranNya di Surga untuk memperdamaiakan Allah dengan kita.

Para murid yang menyaksikan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, dengan bersukacita, bukan dukacita. Mereka kembali ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada dalam Bait Allah dan memuliakan Allah dengan penuh sukacita sejati dalam Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa bahwa Roh Kristus yang talah naik ke Surga senantiasa menyertai para muridNya sampai selamanya.







HOMILI
YESUS DARI BUMI NAIK KE SURGA
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa berpindah atau beralih  secara cepat dan langsung dari satu tempat menuju ke tempat yang baru, dengan menggunakan pesawat yang “take off” dari bandara keberangkatan menuju “landing” di Bandara yang dituju. Atau kita bisa menggunakan bis penumpang dari satu terminal ke terminal yang dituju. Atau kita bisa menggunakan kreta api dari stasiun keberangkatan menuju stasiun yang dituju.
Tetapi kita kita tidak pernah menemukan satu pesawat yang “take off” dari bandara di bumi ini langsung menerbangkan kita menuju “landing” di Bandara Surga yang dituju di dalam perziarahan rohani kita. Kita tidak pernah memiliki satu bis penunpang yang yang langsung mengantar kita dari terminal di atas planet bumi ini menuju terminal di Surga. Kita juga tidak mengalami satu kreta api super eksekutif yang mengantar kita dari sebuah stasiun di atas bumi ini langsung menuju  stasiun Surga yang kita tuju dalam perjalanan keimanan kita.
Hari ini adalah Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Hari ini adalah Hari Raya Perjalanan Yesus dari Bumi ini menuju Surga. Hari ini adalah Hari Raya Yesus berjalan “ke Bumi Menuju Surga”.  Ketika Yesus berjalan dari Surga menuju ke Bumi, melewati jalan khusus yaitu Yesus berjalan dari Kerahiman Allah Bapa di Surga melewati Rahim Biologis St. Perawan Maria, menuju ke Bumi. Sedangkan ketika Yesus naik kembali ke Surga, bukan melewati lift atau escalator, tetapi melewati jalan “Rahim Bumi” dalam kematian dan pemakamanNya kemudian pada hari Ketiga Bangkit dari Kubur. Jalan yang dilalui Yesus kembali ke Rumah Bapa di Surga, adalah jalan kita ke Rumah Bapa di Surga, karena Yesus adalah jalan, kebenaran dan kehidupan (Yoh 14 : 6). Ketika kita mengikuti jalan itu, secara tulus dan pasrah maka kita adalah orang yang otentik. Karl Jasper mengatakan bahwa manusia yang otentik adalah pribadi yang menerima situasi batas yaitu kematiannya menuju rahim bumi, sebagai jalan menuju “Yang Transenden” yaitu Allah Bapa di dalam Surga.
Yesus naik ke Surga dan masuk ke dalam Rumah Bapa di Surga melalui pintu Surga, yang pertama kali dibukaNya bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. N.Lalong Bakok, dalam bukunya MENUJU DUNIA BARU, halaman 185, mengatakan bahwa Kenaikan Yesus Ke Surga berarti: Pembukaan Pintu Surga bagi semua orang lintas batas, yang percaya kepadaNya. Para Kudus sebelum Yesus Naik ke Surga, yang masih berada di tempat penantian, dengan kenaikanNya ke Surga, menyusuli Yesus masuk ke dalam Surga karena pintu Surga telah dibukaNya bagi mereka. Para Kudus dan Para Malaikat hidup bersekutu di Surga dan melayani altar Allah dan mendoakan umat manusia di dunia yang percaya kepadaNya, agar umat manusia did unia hidup bersekutu  seperti persekutuan  para Kudus di dalam Surga.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, memiliki tujuan untuk persekutuan  dengan Bapa dan para kudus dan para malaikat di Surga untuk berdoa bagi manusia di atas bumi, sekaligus sebagai jembatan keselamatan antara Allah dengan manusia. Yesus menyiapkan tempat di Surga bagi semua orang yang percaya kepadaNya. Para murid berpisah dengan Yesus secara fisik menuju persekutuan dalam komunitasNya, dalam doa dan karyanya, sebagau kekuatan utama dalam hidup panggilan mereka. Sukacita senantiasa mewarnai persekutuan para murid, menunjukkab bahwa Roh Kristus yang telah naik ke Surga senantiasa ada dan hadir di dalam hati mereka masing-masing, yang selalu mengutamakan persekutuan dalam iman dalam komunitas doa, komunita karya dan komunitas formasi para muridNya.
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga ini senantiasa bermakna bagi kita selama kita memberikan tempat di hati kita bagi Roh Kristus Yang Telah Naik ke Surga, menjadi pemimpin kita untuk  dipimpin pada peningkapatan kehidupan doa kita, kehidupan pelayanan kita, dalam persekutuan yang baik dan benar antara sesama anggota komunitas secara ke dalam, maupun persekutuan kita secara keluar di dalam karya pelayanan kita kepada semua orang lintas batas yang kita layani

HOMILI  HR. KENAIKAN TUHAN
KAMIS 9 MEI 2013
KIS 1:1-11
EF 1:17-23
LUK 24:46-53

Rabu, Mei 08, 2013

Homili Rabu 8 Mei 2013



WARTA KRISTUS : Inkulturatif analitis vs  Normatif
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Tanggal 23 Oktober 1962, sepuluh hari sesudah pembukaan Konsili Vatikan II, salah satu uskup misionaris dari Indonesia, Mgr. van Bekkum SVD, uskup Ruteng, mengusulkan agar dalam liturgi dan pewartaan, digunakan bahasa setempat, cara berpikir setempat, agar umat dapat menghayati misteri keselamatan yang dirayakan, dan pewartaan yang diterima. Hal ini menunjukkan bahwa para misionaris SVD di NTT bermisi di NTT mulai dari cara berpikir setempat. Buah-buahnya sangat positif. Banyak orang yang menerima pewartaan para misionaris. Putera dan Puteri NTT kini menjadi misionaris hampir di seluruh dunia.

Bacaan I hari ini menampilkan Paulus bermisi di Athena dengan cara berpikir setempat. Ada dua (2) golongan yang ada di Athena, yaitu golongan Epikurus yang menekankan bahwa kehidupan ini berjalan menuju kehancuran, kematian dan kepunahan. Sedangkan golongan Stoa mengutamakan bahwa kehidupan ini berjalan menuju kehidupan dalam sang ilahi. Paulus menggunakan cara berpikir Stoa dalam pewartaannya di Athena. Buah-buah pewartaannya ada dan sangat baik. Dionisius salah seorang anggota Majelis Areopagus menjadi pengikut Paulus. Juga Damaris seorang perempuan yang terbelenggu oleh budaya patriarchal Yunani, menjadi  pengikut Paulus. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus yang diwartakan Paulus secara inkulturatif, membawa keselamatan dan pembebasan bagi semua orang lintas batas. Roh Kebenaran menuntun Paulus mewartakan “SIAPA KEBENARAN” kepada orang Athena. Sang Kebenaran itu adalah Kristus yang telah bangkit membawa keselamatan kepada semua orang tanpa pembedaan dalam perbedaan sebagai pelangi kehidupan yang indah mewarnai kehidupan yang mengalir dari Sang Kristus sumber kehidupan sejati.


Homili Rabu 8 Mei 2013
Kis 17 : 15.22-18:1
Mzm 148
Yoh 16:12 - 15