*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Opini Kompas, Jumat 31 Mei 2013, halaman 6 menurunkan sebuah tulisan
yang berbicara tentang dua hal yang sangat menyentuh pribadiku yaitu “sunrise leadership” dan “sunset leadership”. Yang menjadi
pertanyaan adalah apa ciri khas “sunrise
leadership” dengan “sunset leadership”
yang dimuat di dalam opini tersebut? Perbedaan antara keduanya sebetulnya
terletak di dalam penjelasan sebagai berikut. “Sunrise leadership” yang
berarti kepemimpinan yang terbit atau
membangkitkan yang dipimpinnya. Sebaliknya “sunset
leadership” yang berarti kepemimpinan yang tenggelam atau membawa keresahan
bagi sesama yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang tenggelam terjadi ketika seorang pemimpin yang di awal
pemilihan dan pelantikannya sebagai pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyat
yang memilihnya kemudian pada akhir kepemimpinan, rakyat berjalan meninggalkan
cinta yang bertumbuh di awal
kepemimpinan itu menuju kebencian terhadap pemimpin itu pada akhir masa
jabatannya karena pemimpin itu tampil bukan sebagai negarawan tetapi sebagai
politisi.
Pemimpin yang politisi dicirikan oleh orientasi pemimpin yang hanya
mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, partai dan suku dan agamanya sendiri.
Sedangkan pemimpin yang negarawan dicirikan oleh orientasi pemimpin yang
mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara adil dan merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pemimpin yang negarawan membangun Indonesia dari sabang sampai merauke
untuk kesejahteraan yang adil dan merata bagi segenap rakyat Indonesia lintas
batas. Pemimpim yang Politisi membangun Indonesia dengan pamrih tertentu yaitu mendapat
keuntungan dan kesejahteraan pertama-tama bagi pribadi, keluarga, partai, suku
dan agamanya, sedangkan kepentingan umum lintas batas ditempatkan pada urutan
berikutnya, atau kesejahteraan bersama itu diabaikannya. Negarawan membangun seluruh Wilayah Indonesia
dari kota sampai pelosok agar semua rakyat mengalami dan menikmati kesejahteraan
yang adil dan beradap sesuai cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti termaktup
di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Negarawan membangun
kebahagiaan yang universal bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala segi
bidang kehidupan.
Seorang Negarawan membangkitkan cinta rakyat yang dipimpinnya, selama
dia sedang memimpin maupun sesudahnya. Sebaliknya seorang politisi
membangkitkan kebencian rakyat yang dipimpinnya, baik sedang memimpin maupun
sesudah masa kepemimpinannya. Negarawan
hadir dan mengunjungi sesama selalu membawa berkat bagi sesama. Sebaliknya
Politisi membawa penderitaan bagi sesama. Negarawan selalu membawa kebahagiaan sesama.
Sedangkan politisi kehadirannya lebih meresahkan banyak orang.
Maria dan Elizabeth adalah dua tokoh wanita yang sangat terkenal dalam
sejarah keselamatan Allah. Maria adalah anak muda. Elizabeth adalah sesepuh.
Maria berkat imannya kepada Allah mengandung Mesias dari Roh Kudus. Elizabeth
berkat imannya kepada Allah, dalam usia senjanya, mengandung bentara Mesias
dari Roh Kudus. Keduanya mengandung dari Roh Kudus, dengan penuh sukacita.
Maria mengunjungi Elizabeth membagikan kebahagiaan yang dikandungnya dari Roh
Kudus. Elizabeth pun dengan penuh sukacita mengakui Maria yang sedang
mengandung Mesias yaitu Tuhan Yesus
sendiri. Maria pun mengakui bentara Mesias yang dikandung Elizabeth. Maria mengakui Elizabeth sebagai ibu bentara
Mesias dan Elizabeth pun mengakui Maria sebagai ibu Tuhan Yesus.
Kunjuang Maria kepada Elizabeth adalah kunjungan Mesias yang dikandung
Maria kepada Bentara Mesias yang dikandung Elizabeth. Sukacita Maria dan
Elizabeth adalah sukacita bayi yang sedang dikandungnya. Sukacita orang tua
adalah sukacita anak. Ketika Maria memberi salam kepada Elizabeth bentara
Mesias yang dikandung pun turut bersukacita. Sejak awal sudah diakui masa depan
Mesias dan Bentara Mesias yang ditegaskan di dalam kunjungan Maria kepada
Elizabeth. Mesias dan Bentara Mesias hadir untuk menyelamatkan semua orang.
Perayaan Maria mengunjungi Elizabeth ini dirayakan setiap tanggal 31 Mei
dalam kelender tahun liturgi Gereja Katolik. Perayaan ini adalah sebuah
perayaan yang sangat membahagiakan karena Maria hadir sebagai berkat bagi sesama
dan bagi dunia . Elizabeth pun hadir sebagai berkat bagi komunitas kaum beriman
yang percaya kepada Tuhan. Kehadiran Maria dan Elizabeth terbuka terhadap Tuhan
yang berdiam di dalam dirinya sebagai Bait Tuhan yang hidup. Kehadiran Maria
dan Elizabeth adalah kehadiran yang membahagiakan semua orang lintas batas.
Kehadiran mereka bukan kehadiran yang meresahkan.
Elizabeth dan Maria adalah pemimpin spiritual yang membawa penyelamat bagi dunia. Eliazabeth menjadi wadah yang
menghidupkan bentara Mesias dan Maria adalah pribadi rendah hati yang
menghidupkan Mesias penyelamat dunia lintas batas. Iman Maria dan Elizabeth membuat diri mereka
memperoleh mujizat Tuhan atas diri mereka dan mujizat bagi dunia. Iman membuat
Maria sebagai ibu Mesias. Iman Elizabeth membuat dia sebagai ibu bentara
Mesias.
“Credo ergo sum” artinya saya percaya maka saya ada, dikandung Maria dan
Elizabeth. Bukan mujizat yang melahirkan kepercayaan atau iman kepada Tuhan.
Tetapi iman dan kepercayaan kepada Tuhan yang melahirkan mujizat Tuhan. Orang yang beriman hadir membawa berkat dan
sukacita bagi sesama. Orang yang mengandung Roh Kudus dan hidup di dalam Roh
Kudus selalu membawa kebahagiaan yang sejati bagi sesama. Orang yang hadir selalu
membawa keresahan bagi sesama itu tandanya kuasa roh setan yang ditaburkannya.
Jadilah sunrise personality
dan jangan menjadi sunset personality. Pribadi yang membangkitkan sesama adalah sunrise personality sedangan pribadi
yang menyalibkan sesama adalah sunset
personality. Maria, Yesus, Elizabeth
dan Yohanes adalah sunrise personality.