“MEMBUKA
PINTU EGOIS
MENEMUI KEMURAHAN HATI”
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Hampir setiap rumah di
kompleks Pratama ini memiliki pagar pintu Gerbang. Dari sekian banyak pintu gerbang pagar itu
dibagi ke dalam dua kelompok besar. Ada pintu Gerbang terbuka dan ada pintu
gerbang yang tertutup. Pintu yang tertutup menyulitkan orang masuk ke dalam
rumah itu. Pintu yang terbuka memudahkan orang masuk ke dalam rumah itu.
Kapela Pratama ini juga
dikelilingi pagar dan memiliki pintu pagar.
Kita saat ini boleh memasuki kompleks Kapela ini dan berdoa karena pintu
gerbang dan pintu Kapela dibukakan bagi kita semua. Sebaliknya kalau pintu gerbang
dan pintu kapela ini tetap tertutup atau terkunci maka kita akan sulit atau
tidak dapat memasukinya.
Hati manusia pun memiliki
pintunya. Ada pintu hati yang tertutup. Ada pintu hati yang terbuka. Pintu hati
yang terbuka memudahkan menyambut orang lain. Pintu hati yang masih tertutup
menyulitkan menyambut sesama. Pintu hati yang terbuka dengan mudah menyambut
Tuhan. Pintu hati yang tertutup sulit menyambut Tuhan.
Pintu hati tertutup itu oleh
karena adanya dosa dan kesalahan. Misalnya pintu hati seseorang tertutup oleh
karena egoisme atau orang itu pelit terhadap Tuhan dan sesama. Pintu hati yang
terbuka karena memiliki sebuah hati yang terbuka penuh dengan kemurahan hati.
Hati yang membuka diri terhadap kemurahan hati Allah dan sekaligus murah hati
kepada sesama.
Bacaan Injil hari ini
berbicara tentang Kemurahan Hati. Murah
hati adalah sebuah keharusan bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Yesus adalah
Murah Hati yang sempurna. Ketika para murid
hanya memiliki dua ekor ikan dan lima ketul roti saja sebagai bekal yang
sedikit untuk mereka, para murid meminta kepada Yesus agar orang banyak yang
mengikuti Yesus itu disuruh pulang untuk mencari makan sendiri. Tetapi Yesus
berkata kepada para murid itu: “Kamu harus memberi mereka makan”. Artinya bahwa
Para murid harus murah hati kepada mereka. Para murid harus memberikan apa yang
mereka miliki kepada mereka yang lapar, yang membutuhkan makanan. Para murid
tidak boleh egois. Para murid harus murah hati.
Kata-kata Yesus itu
dimengerti oleh para murid. Mereka menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti itu
kepada Yesus dan Yesus memberkatinya. Mujizat terjadi berkat kemurahan hati
para murid. Yang sedikit menjadi banyak. Yang dua ekor ikan dan lima ketul roti
menjadi berlipat ganda. Orang banyak itu memakannya dan sisanya masih 12 bakul
penuh.
Mujizat perbanyakan roti dan
ikan ini menyampaikan pesan-pesan iman kepada kita. Pertama: Allah kita adalah Allah yang murah
hati. Allah kita adalah Allah yang Mahamurah. Puncak kemurahan hati Allah
terletak pada karya pelayanan Yesus, penderitaanNya, wafatNya, kematianNya dan
kebangkitanNya sebagai puncak kemenanganNya atas kuasa maut dan keselamatan
umat manusia.
Kedua: Tuhan Yesus
memberikan diriNya secara total kepada kita. Yesus terus menerus memberikan
diriNya secara total kepada kita. Letak Yesus SELALU memberikan diriNya secara
terus menerus kepada kita adalah EKARISTI yang kita rayakan setiap hari
sepanjang Tahun sesuai dengan kalender Liturgi.
Ketiga: Ekaristi adalah
pusat dan jantung iman kita kepada Allah yang Mahamurah Hati kepada kita.
Setiap kali kita mengikuti Ekaristi Kudus, kita menyambut Allah yang Maha Murah
Hati bagi kita. Ekaristi adalah puncak Allah memberikan, waktu, tenaga, seluruh
diri seutuhnya kepada kita manusia.
Hari ini adalah Hari Raya
Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membangkitkan kembali kesadaran kita
bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahamurah. Dia memberikan diriNya secara
utuh kepada kita untuk keselamatan kita. Dia terus menerus memberikan diriNya
kepada kita dalam Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari.
Hari ini juga menjadi utusan
kita. Kita yang telah menyambut Tubuh dan Darah puncak kemurahan hati Allah,
diutus untuk murah hati bagi sesama di sekitar. Kita diutus untuk melayani
kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sesama di
sekitar yang sangat membutuhkan uluran dan pertolongan kita.
Pertanyaan kita adalah :
mengapa di Negara Indonesia yang kaya raya ini, masih banyak orang yang miskin makanan, pakaian, perumahan,
pendidikan dan kesehatan? Jawabannya satu: kita masih egois dan belum memiliki
kemurahan hati seperti Tuhan Yesus yang murah hati secara sempurna. Kita yang
mengikuti Tuhan Yesus dan menyambut Komuni Kudus dalam setiap Ekaristi,
semestinya memiliki kemurahan hati bagi sesama lintas batas.
HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Pratama, Minggu 2 Juni 2013
Kej 14 : 18 – 20
Mzm 110:1.2.3.4
1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17