Senin, Januari 06, 2014

AMA O EME GIE KOLE SELU

1. Ama o Eme eli ege rimil. Eme o Ama eli hobel gaal. Nei boal gaal. Eme Ama gagal. Eli teo gene, kole selu gie. Eli teo gene, kole selu gie. 


2. Ama o Eme mele nei jobel ta. Eme o Ama tea na pol mal ai. Huruk bulas hukat. Kole mupel nei no asu. Tuen si tita botus. Eli anap gene. Tuen si tita botus. Eli anap gene. 



3. Ama o Eme eli ege rimil. Eme o Ama tea pil no tita sai. Topon sai topon. Kau ka'a tita bolu. Molo pu uen lai. Eli inil sasi. Molo pu uen lai. Eli inil sasi.

Senin, Juni 03, 2013

Homili Senin 3 Juni 2013

HIDUP MERASA : CUKUP vs SERAKAH
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita membaca koran dan menonton televisi akhir-akhir ini memberikan aneka berita kepada kita. Salah satu berita yang kita terima dari koran dan televisi dan internet adalah koruptor yang berasal dari orang-orang yang memiliki jabatan, memiliki harta yang lebih dan nama yang terhormat. Orang-orang yang tidak mempunyai kuasa, tidak mempunyai harta yang lebih, tidak mempunyai nama, hidup secara cukup dengan apa yang dimilikinya.
Pertanyaan kita adalah mengapa orang yang mempunyai jabatan terpenting, mempunyai harta yang lebih, mempunyai nama karena pendidikannya yang memadai, justru menjadi koruptor yang dipublikasikan kepada publik lewat koran dan televisi dan internet? Koruptor yang berlatarbelakang punya nama besar, kuasa, harta yang lebih, karena dia hidup dalam pimpinan keserakahan bukan berdasarkan kecukupan, sesuai kehendak pencipta yang disampaikan dalam doa Bapa Kami “ berilah kami makanan secukupnya”.  Keserakahan membuat orang tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki. Orang yang serakah akan dipimpin oleh prinsip ini : “saya mencuri maka saya ada”.
Injil hari ini menampilkan penggarap-penggarap kebun anggur yang merasa tidak cukup dengan hasil garapan yang ada tetapi justru dikuasai oleh keserakahan. Pemilik kebun anggur telah murah hati memberikan kebun anggurnya dan hasilnya sudah cukup untuk penggarap dan pemilik kebun itu mengutus utusannya untuk mengambil hasil garapan itu untuk pemilik kebun anggur itu sesuai kesepakatan             tetapi para utusan itu dibunuh bahkan anaknya penggarap itu pun dibunuh. Hal ini terjadi karena penggarap itu dikuasai oleh keserakahan yang sudah luar biasa.
Pemilik itu menghadapi kepribadian penggarap seperti itu melahirkan kemarahannya kepada penggarap itu. Pemilik itu mengambil kebun anggur itu dari para penggarap yang tidak tahu adat itu dan kemudian pemilik kebun anggur itu memberikan kebun anggur itu kepada penggarap-penggarap yang lain yang dapat menggarap kebun anggur itu sesuai kehendak pemilik kebun anggur itu.
Pertanyaan kita adalah siapa yang dimaksud dengan penggarap-penggarap yang lain itu? Penggarap yang lama adalah orang-orang Israel dalam hal ini para ahli Taurat, imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi. Mereka telah menolak Tuhan Yesus. Sedangkan penggarap-penggarap yang lain itu adalah bangsa-bangsa lain yang menerima Yesus dan percaya kepadaNya, diberi kepercayaan untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Orang Israel tidak dipercaya oleh pemilik kebun anggur untuk mengolah kebun anggur sang pemilik. Sedangkan bangsa-bangsa lain dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan.
Kita telah dipercaya untuk menggarap kebun anggur Tuhan. Kepercayaan ini kita jalankan sesuai pemilik kebun anggur yang telah memberikan kepercayaan kepada kita. Orang mengatakan “hilang harta dapat dicari, hilang kepercayaan hilang segala-galanya”.

Homili Senin 3 Juni 2013
Di Biara St. Maria Ursulin Jl. Darmo Surabaya
Tobit 1: 1a.2a.3; 2:1b-8
Mzm 112
Mrk 12:1-12



Minggu, Juni 02, 2013

Homili HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS 2 Juni 2013




“MEMBUKA PINTU EGOIS 
MENEMUI KEMURAHAN HATI”
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Hampir setiap rumah di kompleks Pratama ini memiliki pagar pintu Gerbang.  Dari sekian banyak pintu gerbang pagar itu dibagi ke dalam dua kelompok besar. Ada pintu Gerbang terbuka dan ada pintu gerbang yang tertutup. Pintu yang tertutup menyulitkan orang masuk ke dalam rumah itu. Pintu yang terbuka memudahkan orang masuk ke dalam rumah itu.

Kapela Pratama ini juga dikelilingi pagar dan memiliki pintu pagar.  Kita saat ini boleh memasuki kompleks Kapela ini dan berdoa karena pintu gerbang dan pintu Kapela dibukakan bagi kita semua. Sebaliknya kalau pintu gerbang dan pintu kapela ini tetap tertutup atau terkunci maka kita akan sulit atau tidak dapat memasukinya.

Hati manusia pun memiliki pintunya. Ada pintu hati yang tertutup. Ada pintu hati yang terbuka. Pintu hati yang terbuka memudahkan menyambut orang lain. Pintu hati yang masih tertutup menyulitkan menyambut sesama. Pintu hati yang terbuka dengan mudah menyambut Tuhan. Pintu hati yang tertutup sulit menyambut Tuhan.

Pintu hati tertutup itu oleh karena adanya dosa dan kesalahan. Misalnya pintu hati seseorang tertutup oleh karena egoisme atau orang itu pelit terhadap Tuhan dan sesama. Pintu hati yang terbuka karena memiliki sebuah hati yang terbuka penuh dengan kemurahan hati. Hati yang membuka diri terhadap kemurahan hati Allah dan sekaligus murah hati kepada sesama.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Kemurahan Hati.  Murah hati adalah sebuah keharusan bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Yesus adalah Murah Hati yang sempurna. Ketika para murid  hanya memiliki dua ekor ikan dan lima ketul roti saja sebagai bekal yang sedikit untuk mereka, para murid meminta kepada Yesus agar orang banyak yang mengikuti Yesus itu disuruh pulang untuk mencari makan sendiri. Tetapi Yesus berkata kepada para murid itu: “Kamu harus memberi mereka makan”. Artinya bahwa Para murid harus murah hati kepada mereka. Para murid harus memberikan apa yang mereka miliki kepada mereka yang lapar, yang membutuhkan makanan. Para murid tidak boleh egois. Para murid harus murah hati.

Kata-kata Yesus itu dimengerti oleh para murid. Mereka menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti itu kepada Yesus dan Yesus memberkatinya. Mujizat terjadi berkat kemurahan hati para murid. Yang sedikit menjadi banyak. Yang dua ekor ikan dan lima ketul roti menjadi berlipat ganda. Orang banyak itu memakannya dan sisanya masih 12 bakul penuh.

Mujizat perbanyakan roti dan ikan ini menyampaikan pesan-pesan iman kepada kita.  Pertama: Allah kita adalah Allah yang murah hati. Allah kita adalah Allah yang Mahamurah. Puncak kemurahan hati Allah terletak pada karya pelayanan Yesus, penderitaanNya, wafatNya, kematianNya dan kebangkitanNya sebagai puncak kemenanganNya atas kuasa maut dan keselamatan umat manusia.

Kedua: Tuhan Yesus memberikan diriNya secara total kepada kita. Yesus terus menerus memberikan diriNya secara total kepada kita. Letak Yesus SELALU memberikan diriNya secara terus menerus kepada kita adalah EKARISTI yang kita rayakan setiap hari sepanjang Tahun sesuai dengan kalender Liturgi. 
Ketiga: Ekaristi adalah pusat dan jantung iman kita kepada Allah yang Mahamurah Hati kepada kita. Setiap kali kita mengikuti Ekaristi Kudus, kita menyambut Allah yang Maha Murah Hati bagi kita. Ekaristi adalah puncak Allah memberikan, waktu, tenaga, seluruh diri seutuhnya kepada kita manusia.

Hari ini adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membangkitkan kembali kesadaran kita bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahamurah. Dia memberikan diriNya secara utuh kepada kita untuk keselamatan kita. Dia terus menerus memberikan diriNya kepada kita dalam Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari.

Hari ini juga menjadi utusan kita. Kita yang telah menyambut Tubuh dan Darah puncak kemurahan hati Allah, diutus untuk murah hati bagi sesama di sekitar. Kita diutus untuk melayani kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sesama di sekitar yang sangat membutuhkan uluran dan pertolongan kita.

Pertanyaan kita adalah : mengapa di Negara Indonesia yang kaya raya ini, masih  banyak orang yang  miskin makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan? Jawabannya satu: kita masih egois dan belum memiliki kemurahan hati seperti Tuhan Yesus yang murah hati secara sempurna. Kita yang mengikuti Tuhan Yesus dan menyambut Komuni Kudus dalam setiap Ekaristi, semestinya memiliki kemurahan hati bagi sesama lintas batas.


HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Pratama, Minggu 2 Juni 2013
Kej 14 : 18 – 20
Mzm 110:1.2.3.4
1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17

EGOIS Versus MURAH HATI




“MEMBUKA PINTU EGOIS 
MENEMUI KEMURAHAN HATI”

*P.Benediktus Bere Mali, SVD*

Hampir setiap rumah di kompleks Pratama ini memiliki pagar pintu Gerbang.  Dari sekian banyak pintu gerbang pagar itu dibagi ke dalam dua kelompok besar. Ada pintu Gerbang terbuka dan ada pintu gerbang yang tertutup. Pintu yang tertutup menyulitkan orang masuk ke dalam rumah itu. Pintu yang terbuka memudahkan orang masuk ke dalam rumah itu.

Kapela Pratama ini juga dikelilingi pagar dan memiliki pintu pagar.  Kita saat ini boleh memasuki kompleks Kapela ini dan berdoa karena pintu gerbang dan pintu Kapela dibukakan bagi kita semua. Sebaliknya kalau pintu gerbang dan pintu kapela ini tetap tertutup atau terkunci maka kita akan sulit atau tidak dapat memasukinya.

Hati manusia pun memiliki pintunya. Ada pintu hati yang tertutup. Ada pintu hati yang terbuka. Pintu hati yang terbuka memudahkan menyambut orang lain. Pintu hati yang masih tertutup menyulitkan menyambut sesama. Pintu hati yang terbuka dengan mudah menyambut Tuhan. Pintu hati yang tertutup sulit menyambut Tuhan.

Pintu hati tertutup itu oleh karena adanya dosa dan kesalahan. Misalnya pintu hati seseorang tertutup oleh karena egoisme atau orang itu pelit terhadap Tuhan dan sesama. Pintu hati yang terbuka karena memiliki sebuah hati yang terbuka penuh dengan kemurahan hati. Hati yang membuka diri terhadap kemurahan hati Allah dan sekaligus murah hati kepada sesama.

Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Kemurahan Hati.  Murah hati adalah sebuah keharusan bagi setiap pengikut Tuhan Yesus. Yesus adalah Murah Hati yang sempurna. Ketika para murid  hanya memiliki dua ekor ikan dan lima ketul roti saja sebagai bekal yang sedikit untuk mereka, para murid meminta kepada Yesus agar orang banyak yang mengikuti Yesus itu disuruh pulang untuk mencari makan sendiri. Tetapi Yesus berkata kepada para murid itu: “Kamu harus memberi mereka makan”. Artinya bahwa Para murid harus murah hati kepada mereka. Para murid harus memberikan apa yang mereka miliki kepada mereka yang lapar, yang membutuhkan makanan. Para murid tidak boleh egois. Para murid harus murah hati.

Kata-kata Yesus itu dimengerti oleh para murid. Mereka menyerahkan 2 ekor ikan dan 5 ketul roti itu kepada Yesus dan Yesus memberkatinya. Mujizat terjadi berkat kemurahan hati para murid. Yang sedikit menjadi banyak. Yang dua ekor ikan dan lima ketul roti menjadi berlipat ganda. Orang banyak itu memakannya dan sisanya masih 12 bakul penuh.

Mujizat perbanyakan roti dan ikan ini menyampaikan pesan-pesan iman kepada kita.  Pertama: Allah kita adalah Allah yang murah hati. Allah kita adalah Allah yang Mahamurah. Puncak kemurahan hati Allah terletak pada karya pelayanan Yesus, penderitaanNya, wafatNya, kematianNya dan kebangkitanNya sebagai puncak kemenanganNya atas kuasa maut dan keselamatan umat manusia.

Kedua: Tuhan Yesus memberikan diriNya secara total kepada kita. Yesus terus menerus memberikan diriNya secara total kepada kita. Letak Yesus SELALU memberikan diriNya secara terus menerus kepada kita adalah EKARISTI yang kita rayakan setiap hari sepanjang Tahun sesuai dengan kalender Liturgi. 
Ketiga: Ekaristi adalah pusat dan jantung iman kita kepada Allah yang Mahamurah Hati kepada kita. Setiap kali kita mengikuti Ekaristi Kudus, kita menyambut Allah yang Maha Murah Hati bagi kita. Ekaristi adalah puncak Allah memberikan, waktu, tenaga, seluruh diri seutuhnya kepada kita manusia.

Hari ini adalah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan ini membangkitkan kembali kesadaran kita bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahamurah. Dia memberikan diriNya secara utuh kepada kita untuk keselamatan kita. Dia terus menerus memberikan diriNya kepada kita dalam Ekaristi Kudus yang kita rayakan setiap hari.

Hari ini juga menjadi utusan kita. Kita yang telah menyambut Tubuh dan Darah puncak kemurahan hati Allah, diutus untuk murah hati bagi sesama di sekitar. Kita diutus untuk melayani kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan bagi sesama di sekitar yang sangat membutuhkan uluran dan pertolongan kita.

Pertanyaan kita adalah : mengapa di Negara Indonesia yang kaya raya ini, masih  banyak orang yang  miskin makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan? Jawabannya satu: kita masih egois dan belum memiliki kemurahan hati seperti Tuhan Yesus yang murah hati secara sempurna. Kita yang mengikuti Tuhan Yesus dan menyambut Komuni Kudus dalam setiap Ekaristi, semestinya memiliki kemurahan hati bagi sesama lintas batas.


HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Pratama, Minggu 2 Juni 2013
Kej 14 : 18 – 20
Mzm 110:1.2.3.4
1Kor 11:23-26
Luk 9:11b-17

Jumat, Mei 31, 2013

Homili Jumat 31 Mei 2013: Maria Mengunjungi Elisabeth



KUNJUNGAN : Meresahkan vs Membahagiakan
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Opini Kompas, Jumat 31 Mei 2013, halaman 6 menurunkan sebuah tulisan yang berbicara tentang dua hal yang sangat menyentuh pribadiku yaitu “sunrise leadership” dan “sunset leadership”. Yang menjadi pertanyaan adalah apa ciri khas “sunrise leadership” dengan “sunset leadership” yang dimuat di dalam opini tersebut? Perbedaan antara keduanya sebetulnya terletak di dalam penjelasan sebagai berikut. “Sunrise  leadership” yang berarti kepemimpinan yang terbit  atau membangkitkan yang dipimpinnya. Sebaliknya “sunset leadership” yang berarti kepemimpinan yang tenggelam atau membawa keresahan bagi sesama yang dipimpinnya.
Kepemimpinan yang tenggelam terjadi ketika seorang pemimpin yang di awal pemilihan dan pelantikannya sebagai pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyat yang memilihnya kemudian pada akhir kepemimpinan, rakyat berjalan meninggalkan cinta yang bertumbuh  di awal kepemimpinan itu menuju kebencian terhadap pemimpin itu pada akhir masa jabatannya karena pemimpin itu tampil bukan sebagai negarawan tetapi sebagai politisi.
Pemimpin yang politisi dicirikan oleh orientasi pemimpin yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, partai dan suku dan agamanya sendiri. Sedangkan pemimpin yang negarawan dicirikan oleh orientasi pemimpin yang mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemimpin yang negarawan membangun Indonesia dari sabang sampai merauke untuk kesejahteraan yang adil dan merata bagi segenap rakyat Indonesia lintas batas. Pemimpim yang Politisi membangun Indonesia dengan pamrih tertentu yaitu mendapat keuntungan dan kesejahteraan pertama-tama bagi pribadi, keluarga, partai, suku dan agamanya, sedangkan kepentingan umum lintas batas ditempatkan pada urutan berikutnya, atau kesejahteraan bersama itu diabaikannya.  Negarawan membangun seluruh Wilayah Indonesia dari kota sampai pelosok agar semua rakyat mengalami dan menikmati kesejahteraan yang adil dan beradap sesuai cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti termaktup di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Negarawan membangun kebahagiaan yang universal bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala segi bidang kehidupan.
Seorang Negarawan membangkitkan cinta rakyat yang dipimpinnya, selama dia sedang memimpin maupun sesudahnya. Sebaliknya seorang politisi membangkitkan kebencian rakyat yang dipimpinnya, baik sedang memimpin maupun sesudah masa kepemimpinannya.  Negarawan hadir dan mengunjungi sesama selalu membawa berkat bagi sesama. Sebaliknya Politisi membawa penderitaan bagi sesama. Negarawan selalu membawa kebahagiaan sesama. Sedangkan politisi kehadirannya lebih meresahkan banyak orang.
Maria dan Elizabeth adalah dua tokoh wanita yang sangat terkenal dalam sejarah keselamatan Allah. Maria adalah anak muda. Elizabeth adalah sesepuh. Maria berkat imannya kepada Allah mengandung Mesias dari Roh Kudus. Elizabeth berkat imannya kepada Allah, dalam usia senjanya, mengandung bentara Mesias dari Roh Kudus. Keduanya mengandung dari Roh Kudus, dengan penuh sukacita. Maria mengunjungi Elizabeth membagikan kebahagiaan yang dikandungnya dari Roh Kudus. Elizabeth pun dengan penuh sukacita mengakui Maria yang sedang mengandung  Mesias yaitu Tuhan Yesus sendiri. Maria pun mengakui bentara Mesias yang dikandung Elizabeth.  Maria mengakui Elizabeth sebagai ibu bentara Mesias dan Elizabeth pun mengakui Maria sebagai ibu Tuhan Yesus.
Kunjuang Maria kepada Elizabeth adalah kunjungan Mesias yang dikandung Maria kepada Bentara Mesias yang dikandung Elizabeth. Sukacita Maria dan Elizabeth adalah sukacita bayi yang sedang dikandungnya. Sukacita orang tua adalah sukacita anak. Ketika Maria memberi salam kepada Elizabeth bentara Mesias yang dikandung pun turut bersukacita. Sejak awal sudah diakui masa depan Mesias dan Bentara Mesias yang ditegaskan di dalam kunjungan Maria kepada Elizabeth. Mesias dan Bentara Mesias hadir untuk menyelamatkan semua orang.
Perayaan Maria mengunjungi Elizabeth ini dirayakan setiap tanggal 31 Mei dalam kelender tahun liturgi Gereja Katolik. Perayaan ini adalah sebuah perayaan yang sangat membahagiakan karena Maria hadir sebagai berkat bagi sesama dan bagi dunia . Elizabeth pun hadir sebagai berkat bagi komunitas kaum beriman yang percaya kepada Tuhan. Kehadiran Maria dan Elizabeth terbuka terhadap Tuhan yang berdiam di dalam dirinya sebagai Bait Tuhan yang hidup. Kehadiran Maria dan Elizabeth adalah kehadiran yang membahagiakan semua orang lintas batas. Kehadiran mereka bukan kehadiran yang meresahkan.
Elizabeth dan Maria adalah pemimpin spiritual yang  membawa penyelamat bagi  dunia. Eliazabeth menjadi wadah yang menghidupkan bentara Mesias dan Maria adalah pribadi rendah hati yang menghidupkan Mesias penyelamat dunia lintas batas.  Iman Maria dan Elizabeth membuat diri mereka memperoleh mujizat Tuhan atas diri mereka dan mujizat bagi dunia. Iman membuat Maria sebagai ibu Mesias. Iman Elizabeth membuat dia sebagai ibu bentara Mesias.
“Credo ergo sum” artinya saya percaya maka saya ada, dikandung Maria dan Elizabeth. Bukan mujizat yang melahirkan kepercayaan atau iman kepada Tuhan. Tetapi iman dan kepercayaan kepada Tuhan yang melahirkan mujizat Tuhan.  Orang yang beriman hadir membawa berkat dan sukacita bagi sesama. Orang yang mengandung Roh Kudus dan hidup di dalam Roh Kudus selalu membawa kebahagiaan yang sejati bagi sesama. Orang yang hadir selalu membawa keresahan bagi sesama itu tandanya kuasa roh setan yang ditaburkannya.
Jadilah sunrise personality dan jangan menjadi sunset personality.  Pribadi yang membangkitkan sesama adalah sunrise personality sedangan pribadi yang menyalibkan sesama adalah sunset personality.  Maria, Yesus, Elizabeth dan Yohanes adalah  sunrise personality.
Homili Jumat 31 Mei 2013
Pesta St. Perawan Maria Mengunjungi  Elisabeth
Zefanya 3:14-18a
Atau Roma 12 : 9-16b
Luk 1 : 39-56