Minggu, Februari 17, 2013

Homili Minggu Prapaskah I - 17 Februari 2013

http://www.facebook.com/notes/beny-mali/iblis-bertanya-yesus-menjawab/10151330345128598



IBLIS BERTANYA YESUS MENJAWAB

Homili Minggu Prapaska I  
17 Februari 2013
Ul 26 : 4 – 10;
Rm 10 : 8 – 13;
Luk 4 : 1 – 13

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Apa Perbedaan antara Persiapan Bangsa Israel selama empat puluh tahun di  Padang Gurun menuju Tanah Terjanji dengan Persiapan Yesus di Padang Gurun Selama 40 Hari sebelum berkarya di dalam tugas PerutusanNya?  Perbedaan antara Persiapan Bangsa Israel  yang berjalan di jalan-jalan di padang Gurun selama empat puluh tahun menuju tanah terjanji dengan persiapan Yesus setelah dibaptis di Padang Gurun selama empat puluh hari sebelum Karya PerutusanNya sesungguhnya terdapat di dalam penjelasan ini. Pada waktu persiapan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun menuju tanah terjanji, bangsa Israel bersungut-sungut pada Tuhan dan berulang kali jatuh pada ketidaktaatan pada Tuhan dengan melakukan sembah berhala pada ala-ala lain sebagai tanda suramnya taat setia bangsa Israel pada Allah dan indahnya taat bangsa Israel pada setan atau iblis yang mendatangkan penderitaan. Sedangkan persiapan Yesus selama empat puluh hari di Padang Gurun digoda oleh Iblis dengan permintaan Iblis kepada Yesus sebagai Anak Allah untuk dijawab Yesus sesuai agenda Iblis untuk disembah dan ditaati oleh Yesus, Yesus sebagai Allah tidak menjawab permintaan Iblis untuk disembah sesuai dengan jawaban yang dirancang Iblis secara sistematis untuk meruntuhkan identitas Yesus sebagai Anak Allah.
Yesus sebagai anak Allah memberi pernyataan sebagai Jawaban kepada Iblis, bukan berdasarkan yang Iblis kehendaki tetapi Yesus sebagai Anak Allah yang diutus Allah ke dunia untuk melaksanakan misi Allah yang menyelamatkan semua orang, sesuai dengan Rencana Keselamatan Allah di dalam Sabda Allah. Jawaban Yesus mengalir keluar dari Sabda Allah kepada Iblis agar Iblis Sadar bahwa Allah adalah Maha Kuasa yang menyelamatkan bukan menghancurkan.  
Ketika Yesus Lapar, Iblis meminta kepada Yesus, Jika Engkau Anak Allah ubahlah batu menjadi roti. Yesus menjawab berdasarkan Sabda Allah dalam Kitab Ulangan 8:3  “Manusia Hidup Bukan dari Roti Saja, Tetapi dari Sabda Allah.
Ketika Iblis memperlihatkan semua harta dan kuasa kepada Yesus dan akan menyerahkan semuanya itu  kepada Yesus, asalkan Yesus menyembah Iblis, Yesus memberikan jawaban yang berasal dari Sabda Allah dalam Kitab Ulangan  6:13 “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbhakti”.

Ketika Iblis meminta kepada Yesus, jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah dirimu dari Bubungan Bait Allah, Yesus dengan tenang dan berwibawa menjawab berdasarkan Sabda Allah dalam Kitab Ulangan 6:16 : “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu”.

Yesus lulus dalam ujian persiapan sebelum melaksanakan karya Perutusan Allah untuk menyelamatkan bukan untuk menghancurkan seperti kerjaan Iblis.  Yesus lulus ujian persiapan misi Allah di dunia bila dipandang dari perencanaan Keselamatan Allah. Tetapi Yesus gagal lulus ujian persiapan menjalankan misi setan bila dipandang dari perencanaan akbar Iblis untuk menghancurkan dunia.  Iblis mengundurkan diri dari kegagalannya dalam menuntun Yesus untuk berjalan di atas jalan-jalan yang dirancangnya secara sistematis untuk menghancurkan Yesus sebagai Anak Allah.  Setan mundur mencari waktu yang tepat untuk menjatuhkan Yesus Anak Allah. Kemenangan Yesus dalam ujian persiapan untuk karya Agung Allah untuk menyelamatkan dunia itu berbasiskan kekuatan Roh Kudus sebagai Kohesi yang memikat Yesus dengan Allah Bapa di Surga.  Komunitas Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus  adalah kekuatan dahsyat  yang menyelamatkan lintas batas  walaupun misi Allah selalu berhadapan dengan oposisi Iblis yang hadir dalam diri kelompok manusia yang menolak Allah  dalam cara berpikir, berbicara dan berperilaku yang menghancurkan bukan menyelamatkan.
Oposisi Iblis itu kita jumpai di dalam perjalanan panggilan yang sedang berjalan di atas jalan Keselamatan yang dikehendaki Allah. Oposisi Iblis terhadap panggilan dan tugas perutusan kita dalam menjalankan misi Allah itu bisa saja berwajah asing yang datang dari luar diri kita yang dikenal dengan godaan eksternal tetapi juga bisa berwajah akrab dekat  yang dikenal dengan godaan yang datang dari dalam diri kita sendiri. Kita bisa saja tunduk pada Godaan itu. Kita juga bisa tundukan godaan itu. Kita bisa jadi sebagai obyek godaan. Kita juga bisa jadi sebagai subyek atas godaan itu. Kekuatan kita untuk menjadi subyek atas godaan yang berwajah asing maupun berwajah bersahabat adalah Doa dan Bijak sebagai perekat kekuatan kita dalam menampilkan diri sebagai subyek atas aneka godaan yang berwajah bersahabat yang datang dari dalam diri maupun berwajah asing yang datangnya dari luar diri.
Pencobaan Iblis di Padang Gurun adalah sebuah masa yang dilalui Yesus sebelum perutusanNya untuk menyelamatkan dunia. Yang menjadi pertanyaan kita adalah : Mengapa Puncak Pencobaan Iblis Terhadap Yesus itu terjadi di Bait Allah bukan di tempat yang lain? Karena Bait Allah pusat identitas  Kediaman Allah atau Yahweh.  Kalau Iblis berhasil menundukkan Yesus Anak Allah atau Allah menjadi Taat pada setan dengan melaksanakan permintaan Setan di Bait Allah sebagai pusat iman bangsa Yahudi maka gugurlah  Identitas Allah dan bangkit jayalah kerajaan Iblis.  Tetapi Yesus tidak taat pada Iblis. Yesus taat setia pada Allah yang mengutusNya ke dunia untuk melaksanakan misi Allah yang melnyelamatkan semua orang lintas batas. Dengan demikian Kerajaan Allah tetap kokoh di dalam sejarah keselamatan yang direncanakan Allah, walaupun  wajah iblis sebagai oposisi selalu menghadang di jalan Tuhan Yesus.  Kekuatan Yesus adalah KeterikatanNya yang mendalam dengan Allah Bapa dan Roh Kudus sebagai sebuah komunitas untuk  misi perutusan menyelamatkan dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar