ANGGUR BARU KANTONG BARU
Homili Senin
21 Januari 2013
Ibr 5 : 1 – 10
Mzm 110 : 1 -4
Mrk 2 : 18 –
22
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Ketika masih mengalami masa pembentukan di Novisiat ada seorang
teman yang mengenakan jubah yang baik tetapi selama beberapa hari mengenakan
sandal yang talinya sudah putus sebelahnya. Magister ternyata selalu
memperhatikan novis yang selama beberapa hari terakhir mengenakan sandal yang
sudah tidak layak lagi dipakai entah ke tempat doa ataupun ke kamar makan. Karena sudah berulang-ulang novis mengenakan
sandal yang sudah tidak layak itu, maka magister menegur dengan nada yang tercampur
antara serius dengan santai guyun. Novis itu menanggapinya dengan senyum
kemudian tertawa terbahak-bahak, karena merasa lucu dan berhasil menarik
perhatian sesame terutama magister. Maklum teman novis ini wataknya agak
pelawak. Bagi kami, perilakunya itu agak
aneh dan tentu bagi magister juga. Adalah tidak anek kalau mengenakan jubah
yang baik disertai memakai sandal yang baik dan sopan pergi ke Gereja untuk
berdoa dan ke Kamar makan.
Injil hari ini berbicara tentang “Anggur Baru disimpan di dalam
Kantong Baru”. Anggur baru adalah Sabda Allah yang telah menjadi manusia dalam
diri Yesus Kristus sang penyelamat dunia. Kantong yang baru adalah hati manusia
yang baru, bersih, suci sebagai tempat sambut dan tempat tinggal Tuhan Yesus.
Lantas bagaimana dengan hati yang lama artinya hati yang masih
dipenuhi oleh lumpur dosa yang mengotori diri dan perbuatan? Sesuatu yang kotor
sangat mengganggu pandangan mata dan tidak sedap untuk terus dilihat. Supaya
pemandangannya dari yang tidak sedap menjadi sedap maka yang kotor itu sesegera
dibersihkan dengan air agar menjadi bersih dan enak dipandang mata. Demikian
juga hati yang dipenuhi dengan lumpur dosa, perlu dibersihkan dengan air
sakramen pertobatan agar memiliki sebuah hati yang layak menjadi tempat
berdiamnya Sabda Allah yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus Sang
Penyelamat dunia.
Anggur baru disimpan di dalam hati kita yang baru. Dengan
demikian Anggur Baru dengan Kantong Baru memiliki keseragaman yang indah di dalam
hati dan di mata kita maupun sesama. Kita dengan berpuasa dan berdoa membarui
terus menerus hati dan budi kita. Dalam doa kita mengarahkan seluruh diri kita
kepada Tuhan untuk dituntun dan menuntun diri pada kehendakNya yang
menyelamatkan bukan kehendak di luar Allah yang lebih membawa kita kepada
kehancuran. Kehendak yang menghancurkan itu berasal dari kekuatan jahat yang
dipandu oleh iblis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar