Senin, Maret 04, 2013

Homili Senin 4 Maret 2013

MEMBERSIHKAN SALURAN AIR RAHMAT

Homili Senin 4 Maret  2013
2Raj 5 : 1 -15a
Mzm 42:2.3;43:3.4
Luk 4 : 24 – 30

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Waktu sekolah di SMU saya tinggal di asrama. Ada ratusan anak asrama tinggal di asrama itu. Salah satu yang dibutuhkan anak asrama adalah air yang cukup. Suatu ketika terjadi kekeringan bak-bak di kamar mandi dan kamar WC karena aliran air dari sumber air melalui pipa menuju asrama tidak mengalir. Bisa dibayangkan betapa tidak sedapnya masuk kamar WC yang tidak ada air.
Seksi air pergi ke sumber air yang jauhnya kurang lebih enam kilo meter. Seksi air itu tiba di sumber air dan melihat air berlimpah-limpah. Persoalannya bukan pada kekurangan air di sumber air. Halangan dipastikan pada pipa dari sumber menuju asrama kami. Barangkali pipa di tengah jalan putus. Barangkali juga ada sumbatan dalam pipa. Seksi air menelusuri pipa air yang letaknya di permukaan tanah. Ditemukan bahwa tidak ada pipa yang bocor.
Seksi air pun mulai membongkar kembali setiap pipa air itu. Ternyata di dekat sumber air itu, ada yang memasukkan pasir dan batu serta rerumputan ke dalam lubang pipa sehingga aliran air menuju asrama terhalang. Setelah pipa itu dibersihkan dari kotoran yang ada di dalam pipa itu, anak asrama kembali menerima air berkelimpahan.
 Tuhan adalah sumber Rahmat. Manusia adalah pipa rahmat. Setiap saat Allah mengalirkan rahmatNya kepada manusia. Tetapi tidak semua manusia menjadi pipa bersih yang senantiasi menjadi penyalur rahmatNya itu kepada sesama, maupun kepada dunia sekitar yang sama membutuhkan rahmat Tuhan itu. Hanya segelintir orang yang setia membersihkan pipa dirinya untuk menerima air rahmat Tuhan bagi dirinya maupun terus mengalirkan air rahmatNya itu kepada sesama dan dunia sekitar yang membutuhkanNya.
       Naaman adalah panglima Raja Aram. Ia sedang sakit kusta.  Pelayan isterinya memperkenalkan Nabi Elisa di  Israel yang dapat menyembuhkan sakit kustanya. Betapa senangnya Naaman mendengar berita itu. Naaman pergi kepada Raja meminta izin tertulis datang ke Raja Israel untuk menyembuhkan Naaman yang sakit kusta. Naaman bersama pasukannya tiba di istana Raja Israel. Mereka menyerahkan surat izin tertulis dari Raja Aram kepada Raja Israel. Isi surat itu adalah untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Raja Israel kaget dan mengoyakkan bajunya karena merasa tidak layak dan tidak pantas. Nabi Elisa merekam kejadian itu dan menanggapi Raja Israel dengan meminta Naaman bersama pasukannya datang kepadanya untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Pasukan Naaman pun datang kepada Elisa dan tiba di kediaman Nabi Elisa. Proses penyembuhan pun disampaikan kepada Naaman. Nabi Elisa menyuruh Naaman turun ke Sungai Yordan  untuk mandi sebanyak tujuh kali. Usai mandi tujuh kali di Sungai Yordan, Naaman sembuh dari sakit kustanya. Naaman terbuka dan rendah hati kepada Rahmat kesembuhan Allah yang disalurkan melalui sesama yaitu pelayan isteri Naaman dan nabi Elisa. Keterbukaan dan kerendahan hati Naaman melahirkan perubahan di dalam diri Naaman. Naaman lama adalah yang sakit kusta dan masih samar-samar mengenal Allah Israel. Naaman Baru adalah yang sudah sehat berkat mujizat penyembuhan dari Allah Israel dan memastikan pemahaman dan pengenalan akan Allah Israel yang sejati. Nabi Elisa mengalirkan rahmat kesembuhan Tuhan kepada Naaman. Nabi Elisa pula yang membuka pintu iman Naaman yang tertutup menuju mengimani Allah Israel yang menyembuhkannya. Bersama Pemazmur, Naaman pun boleh berdoa. “Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Aku boleh datang di Israel melihat Allah”.
       Allah Isreal mengutus Elisa dan Elia kepada orang yang bersedia terbuka menerima aliran rahmat Tuhan bukan kepada orang yang menutupi pipa hatinya terhadap datangnya aliran rahmat Tuhan. Allah menghendaki kerja aliran rahmatNya kepada manusia itu semestinya bekerja secara efektif dan efisien. Ketika kelaparan hebat di Israel, Elia diutus bukan kepada Israel tetapi kepada seorang Janda Sarfaat di Sidon, yang terbuka terhadap aliran rahmat Tuhan. Ketika  banyak orang kusta di Israel, Allah tidak mengutus Elisa kepada mereka tetapi kepada Naaman orang Siria yang membuka diri menerima aliran rahmat kesembuhan Tuhan melalui sesama yaitu nabi Elisa.
       Bertobat berarti menggunakan kunci yang kita pegang untuk membuka hulu pipa hati kita kepada sumber air rahmat dari Tuhan sehingga kita disegarkan oleh aliran RahmatNya yang menyelamatkan diri kita, sekaligus kita membuka hilir pipa hati kita yang terus mengalirkan aliran air rahmat Tuhan yang menyegarkan dan menyelamatkan sesama dan dunia. Tentu saja berdosa itu sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar