DIALOG
BERBASIS KERENDAHAN HATI
Homili
Kamis 14 Maret 2013
Kel
32: 7 – 14
Mzm
106 : 19 – 23
Yoh
5 : 31 – 47
P.
BENEDIKTUS BERE MALI, SVD
Manusia
sering mengalami konflik di dalam hidup bersama. Solusi yang dapat mengantar keluar
pihak-pihak yang berkonflik menuju mandala damai adalah lewat seorang moderator
yang membangun jembatan dialog antara
kedua pihak yang berkonflik. Seorang moderator secara cerdas meyakinkan
pihak-pihak yang konflik untuk paham akan sebuah kerendahan hati yang
melahirkan diolog antara kedua pihak
yang konflik sebagai pembuka pintu lebar menuju kerukunan dan kedamaian
antara dua pihak yang telah konflik itu.
Bacaan
pertama menampilkan amarah YAHWE pada bangsa Israel yang menyimpang dari YAHWE
yang telah menuntun dan menyelamatkan Israel dari perbudakan Mesir menuju tanah
terjanji. Disampaikan kepada Musa di
Gunung Sinai bahwa YAHWE akan menurunkan kutukan atas Israel di Padang Gurun
karena mereka menyembah berhala kepada patung lembu buatan tangan manusia.
Mendengar Sabda YAHWE itu Musa sebagai
pemimpin Israel merasa turut bertanggungjawab atas ketidaksetiaan Israel kepada
YAHWE. Musa membangun dialog dengan
YAHWE agar YAHWE melihat kembali keselamatanNya atas Israel sejak keluar dari
penindasan Mesir, dan diharapkan YAHWE memberi pengampunan atas dosa Israel
yang menyembah allah buatan tangan manusia. Permohonan Musa didengarkan dan
dikabulkan YAHWE. Kutukan yang telah direncanakan untuk diturunkan atas dosa
Israel dibatalkan dengan pengampunan kepada Israel dengan harapan Israel
bertobat.
Pembatalan
Kutukan itu dan harapan YAHWE agar Israel bertobat itu menjadi sebuah tugas
perutusan Musa dari Gunung Sinai ke Padang Gurun bertemu dan berdialog dengan
bangsa Israel yang sedang asyik sembah berhala pada patung lembu buatan tangan
manusia sebagai allah mereka. Musa sebagai pemimpin Israel diutus YAHWE
menuntun Israel untuk bertobat. Bertobat berarti Isarel semestinya berjalan
meninggalkan dosa sembah berhala kepada allah lain menuju jalan kesetiaan
kepada YAHWE sebagai satu-satunya ALLAH yang menyelamatkan mereka. Dengan demikian Musa adalah insan dialog yang
berhasil mendamaikan relasi Israel dengan YAHWE. Israel meninggalkan dosa masa
lalu menuju kesetiaan kepada YAHWE dan YAHWE membatalkan rancangan kutukan atas
dosa Israel.
Mazmur
tanggapan berbicara tentang doa yang dipanjatkan kepada YAHWE yang telah
mengampuni dosa Israel yang sembah berhala kepada allah lain, dan tobat bangsa
Israel yang lahir dari kesadaran akan peran Musa yang menjadi jembatan dialog antara
YAHWE dengan Bangsa Israel. Dialog yang dibangun Musa atas dasar kerendahan
hati di hadapan Tuhan dan bangsa Israel membawa perubahan ganda. Amarah YAHWE
atas bangsa Israel dibatalkan. Israel berhasil dituntun berjalan meninggalkan
sembah berhala pada allah lain kepada kesetiaan kepada YAHWE satu-satunya
penyelamat bangsa Israel.
Injil
hari ini berbicara tentang dialog antara Yesus dengan orang-orang Yahudi. Isi
dialog itu tentang identitas Yesus adalah Putera Allah. Dasar Yesus Anak Allah
adalah tiga kesaksian tentang Identitas Yesus sebagai Anak Allah, yaitu :
Pertama, Kesaksian Yohanes bahwa Yesus adalah utusan Bapa yang menyelamatkan
dunia. Kedua, kesaksian pekerjaan-pekerjaan atau tanda-tanda atau
Mujizat-mujizat Yesus, yang menunjukkan bahwa
Yesus adalah Allah. Ketiga, kesaksian Bapa sendiri, bahwa Yesus adalah Anak
Allah. Barangsiapa menerima Anak menerima Bapa. Barangsiapa menerima Bapa
menerima YAHWE yang adalah identitas bangsa Yahudi sendiri. Sebaliknya barangsiapa menolak Yesus menolak
Bapa. Barangsiapa menyangkal Bapa menyangkal YAHWE. Barangsiapa menyangkal
YAHWE menggugurkan identitas religius bangsa Yahudi. Menolak YAHWE adalah menolak bangsa Yahudia
sendiri.
Yesus
dengan tulus ikhlas dan dalam kejujuran menyampaikan identitas diriNya kepada orang-orang
Yahudi. Tetapi kesombongan orang Yahudi
menutup pintu dialog menuju pemahaman bersama yang mencerahkan. Kesombongan
orang Yahudi menghasilkan cinta diri yang diutamakan tetapi menolak cinta Allah.
Kita
belajar dari ketulusan dan kerendahan hati Musa dan Yesus dalam mendialogkan
kebenaran dan kebaikan universal kepada sesama lintas batas. Kita semestinya senantiasa
hadir sebagai jembatan dialog yang membawa damai dan keurukunan dalam tugas
perutusan kita dimana saja dan kemana saja kita pergi. Kita menjembatani
pihak-pihak yang berkonflik agar mereka hidup rukun dan damai menghadirkan
nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam hidupnya. Kita berdoa semoga pemimpin Gereja Katolik
sedunia yang terpilih : Paus Fransiskus I menjadi insan dialog seperti Musa dan
Yesus dalam mengemudi Gereja Katolik sedunia. St. Fransiskus doakanlah Paus dan
pemimpn Gereja Katolik di seluruh dunia. Semoga semangatmu senantiasa hidup di
dalam diri mereka dan diri kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar