KASIH
: Partikular vs Universal
*P.
Beny Mali, SVD*
Saya
terinspirasi dengan Karikatur yang dimuat dalam Opini Jawa Pos halaman 4, Sabtu
27 April 2013. Saya mengamati Karikatur ini sungguh sangat menarik dan
menyentuh hati saya ketika saya sedang menyiapkan Homili Hari Minggu Paskah
kelima. Menarik saya karena ada dua pesan yang muncul di dalam benak saya dari
karikatur ini. Dua hal itu adalah Karikatur ini merancang bangunan kasih
partikular dalam Bhineka Tunggal Ika Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal
ini jelas dalam caleg-nya bukan berasal dari pribadi-pribadi yang bermutu
tetapi didasarkan hubungan kekeluargaan karena didukung dengan kehidupan
keuangan yang memadai. Kehidupan sejahtera dalam bidang keuangan itu tampak
dalam ayah, anak, ibu sebagai caleg yang berbadan gemuk kokoh berdiri dalam
kerapuhan Negara Keluarga Republik Indonesia. Bangunan Kasih Partikular itu
menjadi halangan besar bagi jalannya Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju
pengalaman akan Kasih Universal yang mengalir dari wakil-wakil rakyat yang
duduk di Gedung DPR RI Jakarta, Eksekutif dan Yudikatif yang sama duduk di
pusat, kepada seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Injil
hari ini menampilkan Yesus adalah pembawa Kasih yang universal. Orang-orang
Yahudi menyempitkan kasih itu dalam freim partikularisme keselamatan. Mereka
sebagai bangsa terpilih Allah. Mereka merasa superior dari orang-orang non
Yahudi sebagai kelas yang berada di luar pagar keselamatan partikular bangsa
Yahudi. Orang non Yahudi dipandang sebagai orang yang hanya menonton
keselamatan Allah yang orang Yahudi alami.
Kesombongan
bangsa Yahudi itu berpuncak pada pembunuhan Yesus sebagai Allah Yahudi yang
telah menjadi manusia dan tinggal di antara manusia membawa keselamatan bagi
semua orang langgar batas. Perbedaan pandangan antara bangsa Yahudi dengan
Yesus itu melahirkan pembunuhan terhadap Yesus, dan dimakamkan lalu kemudian
bangkit dari antara orang mati, menampkan diri kepada para muridNya lalu
memberikan Roh KebangkitanNya kepada para MuridNya yang diutus meneruskan
pewartaan KebangkitanNya sebagai puncak keselamatan universal mengubah
keselamatan partikular bangsa Yahudi. Para muridNya mewartakan Keselamatan
Universal Tuhan Yesus itu kepada bangsa Yahudi dan kepada semua bangsa langgar
batas. Banyak orang yang percaya dan menjadi saksi keselamatan universal Tuhan
Yesus yang lahir dari KasihNya yang sejati.
Yesus
mengasihi secara total untuk menyelamatkan semua bangsa melintas batas. Kasih
itulah yang diperintahkan kepada para muridNya agar mereka juga mengasihi semua
orang tanpa membeda-bedakan, secara tulus dan ikhlas serta secara total kepada
semua orang langgar aneka status sosial, asal, ras dan sebagainya.
Kasih
dan Keselamatan universal inilah yang melahirkan Kekristenan di Anthiokia.
Orang Kristen adalah pribadi-pribadi yang percaya kepada Kristus yang telah
bangkit sebagai puncak keselamatan universal menghapus keselamatan partikular
bangsa Yahudi (bdk. Kis 11 : 26). Keselamatan universal Kristus itu menjadi
nyata ketika para murid mewartakan Kristus yang bangkit kepada orang-orang
Yahudi, kebanyakan mereka menolak, walaupun warta para murid itu dengan Kata
dan mujizat dan saksi-saksi hidup dari mereka yang mengalami mujizat yang
dilakukan para murid dalam nama Yesus yang telah bangkit (Kis 4 :12). Tetapi
orang-orang bukan bangsa Yahudi, memiliki hati dan budi yang terbuka menerima
pewartaan para muridNya tentang kebangkitanNya. Mereka menerima warta para
muridNya tentang Kasih Keselamatan universal Kristus dalam sabda dan mujizat.
Hal
itu membangkitkan iman, kepercayaan dan keyakinan yang kokoh kepada Kristus
Yesus yang telah bangkit menyelamatkan semua orang langgar batas. Umat Kristem
semakin hari semakin berkembang hingga hari ini. Ini adalah kasih Yesus yang
universal yang menjadi nyata di dalam hidup kita. Paskah tetap membangkitkan
banyak orang untuk menjadi Kristen. Orang Kristen pun menghadirkan paskah dengan
membangkitkan banyak orang dari tempat yang jauh dari Kristus berjalan menuju
Kristus dan tinggal di dalam Kristus Yesus yang menyelamatkan semua orang
melintas batas.
Kita
adalah orang Kristen. Kesejatian orang Kristen adalah mengalirkan Kasih yang
menyelamatkan semua orang tanpa dibatasi status sosial, asal, suku, agama, dan
golongan. Dalam nama Yesus semua orang adalah dari Allah, dan tinggal dalam
Allah yang mengasihi semua tanpa pembedaan dalam perbedaan sebagai pelangi
kehidupan yang indah. Orang Kristen yang semakin lama semakin tidak serupa
dengan Yesus yang membawa Kasih Universal, itu tandanya dia mengalami langka
mundur dari keselamatan UniversalNya Perjanjian Baru kepada keselamatan
partikularnya Perjanjian Lama.
Homili Minggu Paskah V 28 April
2013
Kis 14 : 21b-27
Mzm 145 : 8-9.10-11.12.13ab
Why 21:1-5a
Yoh 13 : 31-33a.34-35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar