“ETIKA : Protestan vs Katolik”
*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Menusia itu
multidimensi. Dimensi yang ditemukan dalam diri manusia yang mau ditampilkan
pada kesempatan ini adalah sisi ekonomi dan iman. Manusia hidup membutuhkan
uang. Kehidupan iman manusia pun dalam pengembangannya membutuhkan uang. Calvin
mengatakan teologi dan kapitalisme itu sekutu. Keduanya bagaikan dua sisi dalam
satu koin. Persekutuan yang kuat antara kapitalisme dan teologi dalam kenyataan
lebih maju daripada teologi lebih diutamakan daripada kapitalisme. Misalnya di Indonesia
daerah-daerah yang menganut persekutuan iman dan ekonomi lebih maju daripada
daerah-daerah yang mengutamakan iman dan menempatan ekonomi di urutan
berikutnya. Calvin lebih dalam mengatakan bahwa kemakmuran dan keselamatan itu
berjalan seiring dan sejalan. Kemakmuran di dunia adalah keselamatan di dunia
berjalan menuju kemakmuran dan keselamatan di Surga. Janji keselamatan Allah
itu sama di dunia dan di surga, kini dan akan datang.
Pernyataan di
atas menurunkan pertanyaan bagi permenungan kita. Apa perbedaan mendasar antara
etika protestan dengan etika katolik. Etika protestan mengatakan bahwa
kemakmuran di dunia adalah keselamatan yang menjadi nyata dari janji Allah akan
keselamatan di surga. Dengan kata lain kemakmuran dan keselamatan di dunia
adalah sebuah berkat dari percikan kemakmuran dan keselamatan dari langit yang
telah menjadi nyata dalam perjalanan menunju kemakmuran dan keselamatan
sempurna di surga yang merupakan wilayah urusan Tuhan Allah. Sedangkan etika
katolik adalah utamakan Kerajaan Allah di dunia maka kemakmuran dan keselamatan
dengan sendirinya akan datang dan akan mengalami kepenuhannya di Surga sesuai
dengan janji Tuhan.
Bacaan Pertama
menampilkan Menyuap Tuhan. Jikalau Tuhan itu bisa disuap maka pandangan Calvin
yang menekankan Teologi dan Kapitalisme adalah sekutu, akan memiliki dunia dan
Surga. Tuhan menerima suap kapitalis maka iman adalah milik kaum kapitalis.
Orang yang memiliki kapital yang dapat mengembangkan imannya. Orang miskin dan
papa akan berjalan tertatih-tatih mengembangkan imannya bahkan tidak berdaya
untuk mengembangkan imannya. Tetapi Tuhan tidak menerima suap dengan cara
apapun. Tuhan menutupi pintuNya bagi para penyuap. Tuhan membuka pintuNya hanya
bagi orang yang tulus dan ikhlas datang kepadaNya, tanpa pamrih. Tuhan
menghendaki agar semua orang menjadi kaya rohani dan kepada mereka itulah yang
diterima di dalam rumahNya.
Bacaan Injil
menampilkan pergulatan bathin para murid yang telah meninggalkan segala harta
materi duniawi dan mengikuti Yesus sebagai pokok harta surgawi. Para murid
telah mengutamakan Kerajaan Allah sebagai harta surgawi yang akan mengalami
kepenuhan di Surga sesuai janjiNya. Janji itu adalah orang yang ikut Yesus
tanpa kelekatan pada apapun yang bersifat duniawi akan mengalami kehidupan yang
kekal.
Kita barangkali
melihat pengalaman misi kita di kota dengan di desa atau pedalaman Kalimantan,
dalam konteks etika katolik dan etika protestan ini, memberikan banyak
inspirasi. Saya mempunyai Pengalaman pastoral di Salah Satu Paroki di
Perbatasan Malaysia di Kalimantan Barat. Saya mengalami banyak kesulitan untuk
melayani umat yang jauh dari pusat Paroki karena persoalan kapital, uang
transportasi sungai yang begitu mahal. Umat di tempat yang jauh dari pusat
paroki, dikunjungi sekali setahun. Pendalaman iman umat menuju mutu dan
kuantitas pun berjalan tertatih-tatih. Sebaliknya di kota metropolitan,
pembinaan iman menuju iman yang bermutu dapat dilaksanakan secara lancar karena
ada banyak kemudahan baik tenaga, uang, maupun transportasi. Dalam konteks ini,
pendapat yang mengatakan bahwa uang dan misi itu seperti dua sisi dari satu
koin itu perlu dikembangkan dalam freim yang baik, benar, jujur, transparan.
Dalam penggunaan keuangan kita menumbuhkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Yang
menjadi pertanyan selanjutnya adalah : apakah kita yang di kota sudah solider
dengan teman-teman kita yang bermisi di daerah pedalaman Kalimantan, sehingga
ada keadilan penyebaran keuangan dan misi di kota dan desa?
Homili Selasa
28 Mei 2013
Sir 35 : 1 -12
Mzm 50
Mrk 10 : 28 -
31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar