“RANTING
ANGGUR :
Berbuah
atau Mandul”
*P.
Beny Mali, SVD*
Kehidupan
bersama entah dalam komunitas keluarga ataupun kehidupan komunitas hidup
membiara, diwarnai dengan beraneka tingkatan relasi antara sesama. Ada relasi
yang kelihatan secara fisik eksternal “kompak” tetapi secara internal, hatinya
asing satu terhadap yang lain. Ada relasi yang kelihatan secara keluar tidak “kompak”
tetapi secara ke dalam, hatinya dekat satu sama lain. Ada relasi yang kompak
secara lahir maupun bathin antara sesama yang hidup bersama dalam komunitas
keluarga maupun di dalam komunitas hidup membiara. Ada relasi yang tidak kompak secara lahir
maupun secara spiritual. Dari keempat model relasi yang disebutkan di atas, Relasi
yang paling ideal adalah Relasi yang dibangun di atas dasar Kekompakan antara
anggota komunitas keluarga maupun komunitas hidup membiara, baik dalam misi ad
intra maupun dalam misi ad extra.
Yesus
membangun Relasi dengan para muridNya dalam komunitasNya, berdasarkan kesatuan
yang mendalam secara lahir saat Yesus masih hidup bersama dengan mereka secara
manusiawi, dan secara spiritual setelah Yesus kembali ke Rumah Bapa. Relasi
Yesus dengan Para Murid itu seperti kesatuan antara Pokok Anggur dengan
Ranting-Rantingnya yang menghasilkan banyak buah. Sebaliknya terputusnya
kesatuan Ranting dengan Pokok Anggur, maka ranting akan kering dan tidak
menghasilkan buah anggur. Demikian juga Relasi Yesus dengan Para MuridNya.
Yesus adalah pokok Anggur yang benar. Para murid adalah ranting-rantingNya.
Kesatuan antara Yesus dengan Para MuridNya dalam misi ad intra dan misi Ad
Extra, menghasilkan buah keselamatan yang berlipatganda baik secara kedalam
mapun secara keluar. Sebaliknya Perpisahan atau terputusnya kesatuan antara para
murid sebagai ranting dengan Yesus sebagai pokok anggur yang benar, ranting
akan berubah menjadi sumber yang kering bagi diri sendiri dan bagi sesama yang
dilayani.
Komunitas
12 Rasul dengan Yesus sebagai Pemimpin Komunitas, Tuhan Yesus senantiasa
memberikan aliran kehidupan secara spiritual kepada para muridNya sebagai
ranting-ranting yang diharapkan dapat menghasilkan banyak buah keselamatan bagi
diri mereka sendiri maupun bagi sesama yang mereka layani. Tetapi dalam
kenyataan, 11 MuridNya senantiasa hidup dan tinggal dalam aliran kehidupan yang
dialirkan Tuhan Yesus sebagai pokok anggur yang benar kepadanya, sedangkan
Yudas Iskariot memilih sebagai ranting yang memutuskan diri dari kesatuan dari
Yesus sebagai sumber hidup yang mengalirkan sumber hidup yang sejati kepadanya.
Keterpisahannya dengan Yesus bukan menghasilkan buah anggur keselamatan tetapi
kesesatan dan menjadi sumber yang kering bagi dirinya dan bagi sesamanya. Akhir
hidup Yudas Iskariot sungguh mengerikan sebagai buah-buah asam dari
kelepaspisahannya dengan Yesus sebagai pokok anggur yang benar. Itulah
buah-buah dari tinggal di luar dari Yesus bukan senantiasa tinggal di dalam Yesus.
Kita
adalah Murid Yesus dalam kehidupan iman dan kepercayaan kita. Yesus adalah
pokok anggur keselamatan bagi kita. Kita adalah ranting-rantingNya. Kita
menjadi ranting-ranting yang menghasilkan buah-buah keselamatan atau sumber
keselamatan yang menyegarkan sesama yang kita layani atau hidup bersama kita di
dalam komunitas tempat tinggal kita, kalau kita senantiasa mengikat persatuan
yang kokoh dengan Yesus sebagai sumber keselamatan yang selalu menyegarkan dan
tidak pernah kering bagi kita dan bagi semua orang yang setia percaya
kepadaNya. Yesus sebagai sumber yang menyegarkan senantiasa ada dan hadir dalam
firmanNya dan Ekaristi yang kita rayakan setiap hari.
Kealpaan
kita dalam doa yang berpuncak di dalam Ekaristi adalah awal perpisahan kita
dengan sumber keselamatan yang tidak pernah kering, menuju diri pengikut Yesus
yang memiliki sumber yang kering dalam tugas dan karya pelayanan kita. Kalau
sumber spiritual kita kering, orang menjauh dari sumber yang kering. Kita tidak mau sumber rohani kita kering. Kita
berharap sumber kita selalu bersih dan
menyegarkan. Untuk itu sumber yang sejati adalah Kristus yang selalu hadir
dalam FirmanNya dan Ekaristi, setiap hari mengundang kita untuk menghadiri
perjamuan Ekaristi supaya setiap hari kita menimbah kekuatan dari Kristus Sang
Sumber Spiritualitas yang selalu menyegarkan dan membangkitkan.***
Homili
Rabu 1 Mei 2013
Kis
15 : 1 – 6
Mzm
122 : 1 -2.4-4a.4b-5
Yoh
15 : 1 - 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar