“IBLIS BERTANYA YESUS
MENJAWAB”
Homili
Minggu Prapaska I
17 Februari
2013
Ul 26 : 4 –
10;
Rm 10 : 8 –
13;
Luk 4 : 1 –
13
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Apa
Perbedaan antara Persiapan Bangsa Israel selama empat puluh tahun di Padang Gurun menuju Tanah Terjanji dengan
Persiapan Yesus di Padang Gurun Selama 40 Hari sebelum berkarya di dalam tugas
PerutusanNya? Perbedaan antara Persiapan
Bangsa Israel yang berjalan di
jalan-jalan di padang Gurun selama empat puluh tahun menuju tanah terjanji
dengan persiapan Yesus setelah dibaptis di Padang Gurun selama empat puluh hari
sebelum Karya PerutusanNya sesungguhnya terdapat di dalam penjelasan ini. Pada
waktu persiapan bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun menuju
tanah terjanji, bangsa Israel bersungut-sungut pada Tuhan dan berulang kali
jatuh pada ketidaktaatan pada Tuhan dengan melakukan sembah berhala pada ala-ala
lain sebagai tanda suramnya taat setia bangsa Israel pada Allah dan indahnya
taat bangsa Israel pada setan atau iblis yang mendatangkan penderitaan.
Sedangkan persiapan Yesus selama empat puluh hari di Padang Gurun digoda oleh
Iblis dengan permintaan Iblis kepada Yesus sebagai Anak Allah untuk dijawab
Yesus sesuai agenda Iblis untuk disembah dan ditaati oleh Yesus, Yesus sebagai
Allah tidak menjawab permintaan Iblis untuk disembah sesuai dengan jawaban yang
dirancang Iblis secara sistematis untuk meruntuhkan identitas Yesus sebagai
Anak Allah.
Yesus
sebagai anak Allah memberi pernyataan sebagai Jawaban kepada Iblis, bukan
berdasarkan yang Iblis kehendaki tetapi Yesus sebagai Anak Allah yang diutus
Allah ke dunia untuk melaksanakan misi Allah yang menyelamatkan semua orang,
sesuai dengan Rencana Keselamatan Allah di dalam Sabda Allah. Jawaban Yesus
mengalir keluar dari Sabda Allah kepada Iblis agar Iblis Sadar bahwa Allah
adalah Maha Kuasa yang menyelamatkan bukan menghancurkan.
Ketika
Yesus Lapar, Iblis meminta kepada Yesus, Jika Engkau Anak Allah ubahlah batu
menjadi roti. Yesus menjawab berdasarkan Sabda Allah dalam Kitab Ulangan
8:3 “Manusia Hidup Bukan dari Roti Saja,
Tetapi dari Sabda Allah.
Ketika
Iblis memperlihatkan semua harta dan kuasa kepada Yesus dan akan menyerahkan
semuanya itu kepada Yesus, asalkan Yesus
menyembah Iblis, Yesus memberikan jawaban yang berasal dari Sabda Allah dalam
Kitab Ulangan 6:13 “Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbhakti”.
Ketika
Iblis meminta kepada Yesus, jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah dirimu dari
Bubungan Bait Allah, Yesus dengan tenang dan berwibawa menjawab berdasarkan
Sabda Allah dalam Kitab Ulangan 6:16 : “Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu”.
Yesus
lulus dalam ujian persiapan sebelum melaksanakan karya Perutusan Allah untuk
menyelamatkan bukan untuk menghancurkan seperti kerjaan Iblis. Yesus lulus ujian persiapan misi Allah di
dunia bila dipandang dari perencanaan Keselamatan Allah. Tetapi Yesus gagal
lulus ujian persiapan menjalankan misi setan bila dipandang dari perencanaan
akbar Iblis untuk menghancurkan dunia. Iblis
mengundurkan diri dari kegagalannya dalam menuntun Yesus untuk berjalan di atas
jalan-jalan yang dirancangnya secara sistematis untuk menghancurkan Yesus
sebagai Anak Allah. Setan mundur mencari
waktu yang tepat untuk menjatuhkan Yesus Anak Allah. Kemenangan Yesus dalam
ujian persiapan untuk karya Agung Allah untuk menyelamatkan dunia itu
berbasiskan kekuatan Roh Kudus sebagai Kohesi yang memikat Yesus dengan Allah
Bapa di Surga. Komunitas Allah Bapa, Putera
dan Roh Kudus adalah kekuatan dahsyat yang menyelamatkan lintas batas walaupun misi Allah selalu berhadapan dengan
oposisi Iblis yang hadir dalam diri kelompok manusia yang menolak Allah dalam cara berpikir, berbicara dan
berperilaku yang menghancurkan bukan menyelamatkan.
Oposisi
Iblis itu kita jumpai di dalam perjalanan panggilan yang sedang berjalan di
atas jalan Keselamatan yang dikehendaki Allah. Oposisi Iblis terhadap panggilan
dan tugas perutusan kita dalam menjalankan misi Allah itu bisa saja berwajah
asing yang datang dari luar diri kita yang dikenal dengan godaan eksternal
tetapi juga bisa berwajah akrab dekat
yang dikenal dengan godaan yang datang dari dalam diri kita sendiri.
Kita bisa saja tunduk pada Godaan itu. Kita juga bisa tundukan godaan itu. Kita
bisa jadi sebagai obyek godaan. Kita juga bisa jadi sebagai subyek atas godaan
itu. Kekuatan kita untuk menjadi subyek atas godaan yang berwajah asing maupun
berwajah bersahabat adalah Doa dan Bijak sebagai perekat kekuatan kita dalam
menampilkan diri sebagai subyek atas aneka godaan yang berwajah bersahabat yang
datang dari dalam diri maupun berwajah asing yang datangnya dari luar diri.
Pencobaan
Iblis di Padang Gurun adalah sebuah masa yang dilalui Yesus sebelum
perutusanNya untuk menyelamatkan dunia. Yang menjadi pertanyaan kita adalah : Mengapa
Puncak Pencobaan Iblis Terhadap Yesus itu terjadi di Bait Allah bukan di tempat
yang lain? Karena Bait Allah pusat identitas Kediaman Allah atau Yahweh. Kalau Iblis berhasil menundukkan Yesus Anak
Allah atau Allah menjadi Taat pada setan dengan melaksanakan permintaan Setan di
Bait Allah sebagai pusat iman bangsa Yahudi maka gugurlah Identitas Allah dan bangkit jayalah kerajaan
Iblis. Tetapi Yesus tidak taat pada
Iblis. Yesus taat setia pada Allah yang mengutusNya ke dunia untuk melaksanakan
misi Allah yang melnyelamatkan semua orang lintas batas. Dengan demikian Kerajaan
Allah tetap kokoh di dalam sejarah keselamatan yang direncanakan Allah, walaupun wajah iblis sebagai oposisi selalu menghadang
di jalan Tuhan Yesus. Kekuatan Yesus
adalah KeterikatanNya yang mendalam dengan Allah Bapa dan Roh Kudus sebagai
sebuah komunitas untuk misi perutusan
menyelamatkan dunia.