Selasa, Februari 26, 2013

Homili Senin 21 Januari 2013



ANGGUR BARU KANTONG BARU

Homili Senin 21 Januari 2013
Ibr 5 : 1 – 10
Mzm 110 : 1 -4
Mrk 2 : 18 – 22

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Ketika masih mengalami masa pembentukan di Novisiat ada seorang teman yang mengenakan jubah yang baik tetapi selama beberapa hari mengenakan sandal yang talinya sudah putus sebelahnya. Magister ternyata selalu memperhatikan novis yang selama beberapa hari terakhir mengenakan sandal yang sudah tidak layak lagi dipakai entah ke tempat doa ataupun ke kamar makan.  Karena sudah berulang-ulang novis mengenakan sandal yang sudah tidak layak itu, maka magister menegur dengan nada yang tercampur antara serius dengan santai guyun. Novis itu menanggapinya dengan senyum kemudian tertawa terbahak-bahak, karena merasa lucu dan berhasil menarik perhatian sesame terutama magister. Maklum teman novis ini wataknya agak pelawak.  Bagi kami, perilakunya itu agak aneh dan tentu bagi magister juga. Adalah tidak anek kalau mengenakan jubah yang baik disertai memakai sandal yang baik dan sopan pergi ke Gereja untuk berdoa dan ke Kamar makan.
Injil hari ini berbicara tentang “Anggur Baru disimpan di dalam Kantong Baru”. Anggur baru adalah Sabda Allah yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus sang penyelamat dunia. Kantong yang baru adalah hati manusia yang baru, bersih, suci sebagai tempat sambut dan tempat tinggal Tuhan Yesus.

Lantas bagaimana dengan hati yang lama artinya hati yang masih dipenuhi oleh lumpur dosa yang mengotori diri dan perbuatan? Sesuatu yang kotor sangat mengganggu pandangan mata dan tidak sedap untuk terus dilihat. Supaya pemandangannya dari yang tidak sedap menjadi sedap maka yang kotor itu sesegera dibersihkan dengan air agar menjadi bersih dan enak dipandang mata. Demikian juga hati yang dipenuhi dengan lumpur dosa, perlu dibersihkan dengan air sakramen pertobatan agar memiliki sebuah hati yang layak menjadi tempat berdiamnya Sabda Allah yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus Sang Penyelamat dunia.
Anggur baru disimpan di dalam hati kita yang baru. Dengan demikian Anggur Baru dengan Kantong Baru memiliki keseragaman yang indah di dalam hati dan di mata kita maupun sesama. Kita dengan berpuasa dan berdoa membarui terus menerus hati dan budi kita. Dalam doa kita mengarahkan seluruh diri kita kepada Tuhan untuk dituntun dan menuntun diri pada kehendakNya yang menyelamatkan bukan kehendak di luar Allah yang lebih membawa kita kepada kehancuran. Kehendak yang menghancurkan itu berasal dari kekuatan jahat yang dipandu oleh iblis.

Homili Kamis 31 Januari 2013



PELITA DALAM GELAP
Homili Kamis 31 Januari 2013
Ibr 10 : 19 – 25
Mrk 4 : 21 – 25

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Pada tanggal 15 Februari 2010, menuju Bandara Adisucipto Jogjakarta hendak terbang menuju Bandara Juanda Sidoardo. Sesudah memasuki ruang tunggu tinggal beberapa menit lagi akan boarding, hujan deras dan kabut menutupi Bandara Adisucipto. Petugas mengumumkan bahwa untuk sementara Bandara Adisucipto ditutup karena keadaan cuaca gelap yang menyulitkan pesawat landing dan take off.
Terang dibutuhkan dalam transportasi darat laut dan udara untuk keselamatan bersama. Terang ditempatkan pada nomor satu untuk keselamatan orang-orang yang mengadakan perjalanan menuju tempat tujuan. Terang memberikan petunjuk yang jelas bagi mata untuk berjalan di jalan yang baik dan benar menuju tujuan yang dituju. Menyembunyikan terang memberikan peluang kepada kegelapan berkuasa. Orang yang berjalan dalam kegelapan tanpa arahan yang jelas, kemungkina orang berjalan di atas jalan yang sangat menyesatkan bahkan membawa kehancuran.
Kehadiran Terang sebuah kebutuhan bagi kita manusia di dalam pekerjaan yang baik dan benar. Kerja di dalam kegelapan membawa banyak kesalahan dan kekeliruan bahkan kehancuran bagi diri dan banyak orang.  Bacaan Injil hari ini memberikan sebuah arahan bahwa seperti orang yang menempatkan pelita di kaki dian yang memberikan terang baginya dalam bekerja demikian juga kita orang beriman kepada Kristus Sang Sabda Terang Sejati menghadirkan Terang Kristus yang membawa keselamatan bagi semua orang di dalam kehidupan dan keberadaan kita di mana saja.
Orang yang menghadirkan Terang Kristus yang membawa keselamatan kepada dunia, memiliki ciri-ciri yang melekat di dalam dada dan kepalanya. Berbicara dan berperilaku secara jujur dan tulus. Senantiasa setia membersihkan hati yang berada dalam lumpur dosa  dengan air murni sakramen rekonsiliasi serta berjalan dalam Hadirat Allah dalam suka dan duka hidupnya.
Kita dalam hidup seringkali mengotori hati dan budi dengan berkata dan berperilaku yang menyembunyikan cacat dosa kita dengan penampilan lahiriah yang seolah-olah tanpa persoalan. Tetapi namanya barang yang busuk yang disembunyikan dengan cara apapun akan terasa dan tercium kebusukannya yang telah hancur dan tak dapat tertolong lagi. Ketika kita menyembunyikan cacat luka dengan bungkusnya yang indah seolah-olah tanpa kekurangan, maka di situlah kita sendiri memberikan kesempatan kepada penghancur yang menghancurkan diri sendiri. Sebaliknya ketika kita dengan bersusah payah setia menempatkan diri pada posisi yang tepat yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus sang Terang Sejati, maka kita sendiri menjadi pelita yang pertama-tama menerangi diri sendiri dan kemudian menjadi penerang bagi sesama. Kita menjadi terang yang memberikan terang kepada sesama baik secara intelektual mapun secara spiritual.
Hari ini adalah Pesta St. Yohanes Bosco, pelindung kaum muda. Ada yang unik dari beliau adalah apa yang dia sampaikan kepada anak-anak muda : “barang siapa bergaul dengan orang yang baik akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya barangsiapa bergaul dengan orang jahat akan cepat atau lambat menjadi orang yang jahat.” Formasi pribadi ditentukan juga oleh lingkungan sekitar. Mayoritas yang baik akan berpengaruh pada individu untuk adaptasi dengan yang baik yang lahir dari mayoritas. Sebaliknya yang mayoritas berlaku jahat maka individu dalam lingkup mayoritas yang jahat akan adaptasi juga dengan kelompok mayoritas yang jahat.  Dalam bahasa Injil hari ini kalau kita berada dalam Terang kita akan kelihatan terang. Sebalik ketika kita berdiri di dalam kegelapan malam kelam, kita juga menjadi bagian dari kegelapan malam kelam di mata orang lain yang memandang kita.

Homili Selasa 26 Februari 2013



DOSAMU MERAH BERUBAH JADI PUTIH

Homili Selasa 26 Februari 2013

Di St. Maria Ursulin 
Jl. Dharmo Surabaya

Yes 1 : 10.16-20
Mzm 50 : 8 – 9. 16bc.17.21.23
Mat 23 : 1 – 12


P. Benediktus Bere Mali, SVD


“Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah” sebaliknya orang yang munafik jalannya akan mengalami kehancuran yang datang dari Iblis.

Pada waktu kampanye menjelang pemilu, partai-partai yang ada sekarang ini, memproklamasikan segala sesuatu yang positif tanpa cacat dengan tujuan untuk kesejahteraan banyak orang pada umumnya. Tetapi menjelang akhir masa jabatan, terbongkarlah sudah korupsi para koruptor yang berasal dari para pemegang pucuk kepemimpinan partai. Dengan kata lain, di awal kepemimpinan para pejabat partai masih berjalan searah jarum jam visi dan misi partai yang anti korupsi untuk kebaikan bersama rakyat banyak. Sedangkan di akhir masa jabatan, ketahuan bahwa “apa yang dikatakan” dalam visi dan misi partai berbeda dengan “apa yang dilakukan”, atau di akhir masa jabatan mereka berjalan lawan arah jarum jam visi dan misi menuju pintu penjarah.

Masa prapaskah adalah masa tobat. Bertobat berarti berjalan MENINGGALKAN cara hidup kemunafikan ahli-ahli Taurat  dan orang-orang Farisi yang “KUAT dalam kata, bicara, pengajaran” hukum Taurat tetapi “LEMAH dalam melaksanakan” Hukum Musa, MENUJU  jalan kejujuran dalam Kata dan Perbuatan  berdasarkan kehendak Allah, yang Yesus sampaikan kepada para muridNya di dalam pengajaranNya.  

Bertobat berarti berjalan meninggalkan cara hidup manusia Sodom dan manusia gomora menuju  pembasuhan diri menjadi orang bersih dan suci yang layak tinggal di dalam jalan Allah yaitu beribadat kepada Allah dan melayani sesama dalam kebaikan dan keadilan.

Maka bertobat itu membawa perubahan. Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya tentang perubahan yang lahir dari rahim pertobatan pemimpin Yehuda dan rakyatnya. “Sekalipun dosamu merah seperti  kirmizi akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”.

Senin, Februari 25, 2013

Homili Senin 25 Februari 2013



MURAH HATI VS KEDEKUT
Homili Senin 25 Februari 2013
Dan 9 : 4b – 10
Luk 6 : 36 - 38

P. Bendiktus Bere Mali, SVD

Ada banyak orang yang kita jumpai di dalam hidup kita, mulai dari saudara dan saudari kita di dalam keluarga dan komunitas kita masing-masing. Dia antara mereka yang kita jumpai dan tinggal bersama dengan kita atau kita bersama dengan mereka itu, terdiri dari pribadi-pribadi yang memiliki keunikannya tersendiri. Ada yang berkarakter kedekut tetapi ada juga yang bermurah hati. Mereka yang memiliki karakter Kedekut,  adalah pribadi yang sangat pelit tidak mau berderma atau bersedekah. Misalnya meskipun kehidupan ekonominya berlimpah-limpah tetapi menutup mata terhadap tetangganya yang sedang berkesusahan dalam hal makanan, pakaian, perumahan, sakit penyakit. Sedangkan Orang yang memiliki karakter murah hati adalah pribadi yang suka memberi, tidak kikir. Misalnya orang kaya itu murah hati mau menolong orang yang kesusahan.
          Sifat Murah Hati yang paling sempurna adalah asalnya dari Allah sendiri. Injil hari ini memberikan identitas Allah kita adalah Allah yang murah hati dalam KasihNya kepada kita masnusia. Allah memberikan napas kehidupanNya kepada kita. Allah memberikan kemampuan akal budiNya kepada kita untuk kita gunakan sesuai dengan kehendakNya yang menyelamatkan bukan menghancurkan diri dan sesama serta alam sekitar. Allah memberikan tenagaNya kepada kita untuk kita gunakan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup kita secara cukup sesuai dengan isi Doa Bapa Kami “Berilah kami makanan yang secukupnya” dan memenuhi  kebutuhan sesama yang mengalami kekurangan agar mereka yang berkekurangan memiliki kebutuhan yang secukupnya sebagai pelaksanaan dari isi doa Bapa kami dan melaksanakan kemurahan hati Allah di dalam kehidupan kita setiap hari.

Kita telah menerima dari Kemurahan Hati Allah dengan Cuma-Cuma atau gratis maka kita juga memberikan kepada sesama dengan Cuma-Cuma. Semakin kita memberikan kepada sesama semakin kita menerima dari Allah. Semakin kita menjadi pipa air rahmat Allah yang murah hati yang mengalirkan rahmatNya kepada sesama semakin lancar tak terbentung kita menerima Rahmat itu dari Allah yang murah hati.

Sebaliknya ketika kita menjadi pribadi yang kedekut setelah menerima Rahmat dari Allah yang murah hati, disitulah kita membendung aliran air rahmat Tuhan dengan egoisme atau ketamakan atau keserakahan, yang semestinya terus dialirkan kepada sesama di sekitar yang dalam kesusahan yang membutuhkan bantuan kita dalam mengalirkan Rahmat Tuhan Yang Murah hati kepada semua orang langgar batas. Ketika kita membedung aliran Rahmat Tuhan dengan keserakahan maka disitulah awal penghancuran diri tercipta lalu hidup dan berkembang di dalam medan hati kita sehingga kita menjadi kerdil dalam hal Murah Hati. Kita menjadi pribadi kedekut yang bukan berasal dari Allah yang Murah Hati, tetapi dari Iblis. Maka sekarang dan mulai saat ini kini dan disini  baruilah kepala dan dadamu dengan paradigma Allah Yang Bermurah Hati. Bermurah hatilah sebab Allahmu Murah Hati, bukan Allah yang Kedekut.   

Homili Senin 28 Januari 2013 : Pesta St. Thomas Aquino



KUASA BEELZEBUL VS KUASA ALLAH

Ibrani 9 : 15. 24 – 28; Mrk 3 : 22 – 30
Homili Senin 28 Januari 2013

(P. Benediktus Bere Mali,SVD)

Kesulitan  paling berat dalam Panggilan datangnya bukan dari  jauh tetapi dari orang yang paling dekat dengan kita. Thomas Aquino dalam panggilan awal untuk menjadi imam dominikan menghadapi penghalang terbesar dari kedua orang tuanya. Orang tuanya mengirim perempuan penggoda kepadanya untuk menggagalkan panggilannya menjadi imam dominikan. Ini betul betul kuasa beelzebul menjadi nyata dalam diri kedua orang tua Thomas Aquino.
Tantangan dari kuasa Beelzebul dalam diri kedua orang tuanya itu dihadapi Thomas Aquino bukan dengan senjata atau rudal atau kekuatan fisik lainnya, melainkan Kuasa Beelzebul itu dihadapi dengan kuasa Allah.
Thomas Aquino mengandalkan Kuasa Allah dalam Doa Adorasi di depan Sakramen Maha Kudus. Tuhan mengabulkan Doanya. Terbukti orang tuanya bertobat. Dulunya menolak panggilan  Thomas untuk menjadi imam Dominikan dengan mengirimkan perempuan penggoda kepada anaknya, kini kembali berjalan di jalan Tuhan yang memanggil Thomas Aquino untuk menjadi imam Dominikan.
Dukungan orang tua itu menjadikan Thomas berjalan semakin kokoh di jalan panggilan menjadi imam Dominikan dan kemudian Thomas menjadi filsuf dan teolog sepanjang zaman bagi segala generasi.
Thomas Aquino adalah orang suci, kudus, cerdas dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Teladannya itu semoga hidup dan bertumbuh berkembang di dalam diri kita semua yang merayakan pestanya pada hari ini. St. Thomas Aquino alirkanlah Roh Kepintaranmu, Roh Kerendahan Hatimu dan Roh Kekudusanmu ke dalam hati kami dan hati semua manusia. Amin.