Selasa, Februari 26, 2013

Homili kamis 24 Januari 2013

MOTIVASI IKUT YESUS

Homili Kamis 24 Januari 2013
Ibr 7 : 25 – 8 : 6
Mzm 40 : 7 – 10. 17
Mrk 3 : 7 - 12

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Ada tiga hal penting yang perlu dicatat ketika peristiwa napak tilas misi SVD di Pulau dewata yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2013. Pertama:  tokoh SVD atau misionaris awal atau perintis di Bali. Kedua: Lokus atau tempat. Ketiga: Peristiwa.   Ketiga hal ini dialami oleh semua yang ikut napak tilas ini. Ketika tiba di Negara, kita disambut dengan sebuah sapaan yang mengejutkan. Ternyata hampir semua umat Negara mengharapkan kehadiran Rm Herry Ballhorn SVD di antara sekian banyak misionaris SVD yang ada dan tiba di dalam Gereja Negara.
Muncul pertanyaan dalam diri saya, mengapa mereka lebih mengharapkan kedatangan Pastor SVD yang satu ini daripada yang lainnya? Apa keunggulannya sehingga sangat diharapkan kehadirannya? Dari pembicaraan yang disampaikan di dalam sambutan-sambutan di dalam Gereja Negara bahwa pastor yang satu ini disiplin dalam tugas pelayanan dan setia melaksanakan pastoral keluarga secara menyeluruh dan merata. Pastor yang satu ini melayani dengan sikap tegas dan sangat disiplin.  Mereka mengharapkan kehadiran pastor yang satu ini sebagai sebuah sentilan bagi para misinaris SVD baik di Bali ataupun di mana saja untuk memberikan kesan positif dalam melayani sehingga umat tetap kenang kebaikan misionaris  bukan keburukannya.  Romo Heri Ballhorn SVD meletakkan dasar yang kuat dalam menanamkan iman dan disiplin hidup yang kuat di setiap Paroki yang dilayaninya. Dari Pelayanan Misionaris di Bali kini banyak yang menjadi pengikut Yesus. Banyak orang Bali yang menjadi imam, biarawan dan biarawati.

Injil hari ini memberitakan tentang banyak orang yang mengikuti Yesus. Ada dua kelompok besar yang mengikuti Yesus. Mereka yang sehat dan mereka yang sakit. Mereka dipenuhi oleh  Roh Kudus dan mereka yang dirasuki roh setan atau Iblis. Mereka yang datang kepada Yesus melakukan kehendakNya dan Mereka yang datang kepada Yesus melawan Yesus. Yesus menerima mereka semua. Mereka yang dipenuhi Roh Kudus semakin dekat dengan Yesus mengalami pelayanan Yesus. Mereka yang merasuki manusia yaitu setan atau iblis mengalah dan tunduk di hadapan Kuasa Allah. Hal ini jelas di dalam Inil hari ini “Bilamana roh-roh jahat melihat Yesus, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak…” .
Dari banyak orang yang mengikuti Yesus itu memiliki motivasi yang tidak terungkap dalam Injil. Roh – roh jahat ikut Yesus untuk melawan dan menghalangi orang-orang yang ikut Yesus dan Yesus sendiri. Orang-orang yang ikut Yesus itu barangkali hanya mau mendapat penyembuhan dari Yesus sesudah itu hilang tanpa muncul lagi di Bait Allah untuk berdoa berkomunikasi dengan Tuhan Yesus. Tetapi pasti diantara mereka itu banyak yang beriman kepada Yesus secara jujur dan tulus.

Kita mengikuti Yesus dengan motivasi yang jujur dan tulus untuk menjadi pelayan seperti Yesus yang selalu mempunyai waktu untuk melayani sesama yang datang kepadaNya. Kita mengikuti Yesus bukan karena motivasi duniawi yang sifatnya sementara, misalnya kita mengikuti Yesus bukan karena mencari hormat dan status yang tinggi tetapi pertama dan teruatama adalah kita dipanggil dan mengikuti Yesus untuk melayani bukan untuk dilayani. Yesus dipandang dari statusNya, Dia adalah Anak Allah tetapi kehadirannya adalah sebagai hamba yang melayani semua orang dari segala golongan yang datang kepadaNya tanpa penolakan kepada siapapun. Teladan Yesus adalah kekuatan bagi karya pelayanan kita para pengikutNya di zaman ini.  




Homili Selasa 22 Januari 2013



ATURAN DAN KEMANUSIAAN
Homili Selasa 22 Januari 2013
Ibr 6 : 10 – 20
Mrk 2 : 23 – 28

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Di sebuah asrama, terjadi persoalan yang kurang diinginkan oleh para anak asrama karena pembuat aturan dalam hal ini pemimpin menerapkan aturan yang pelaksanaannya tidak masuk akal dan tidak kontekstual.
Ada kegiatan bersama yang sudah direncanakan bersama untuk dilaksanakan. Kegiatan itu adalah setiap angkatan atau tingkat mengadakan rekreasi angkatan atau tingkat. Kendaraan yang ada di asrama itu dapat digunakan untuk melaksanakan rekreasi. Tetapi pada hari H, sebuah angkatan tidak diberikan mobil untuk digunakan pergi rekreasi tanpa alasan yang masuk akal. Pemimpin asrama itu mempunyai kejengkelan terhadap salah seorang dari angkatan yang bersangkutan. Ungkapan kejengkelan itu lewat tidak memberikan kendaraan asrama kepada angkatan itu untuk pergi rekreasi. Kemudain semua angkatan itu marah karena rencana mereka digagalkan. Kendaraan tidak diberikan kepada mereka untuk rekreasi.
Angkatan itu marah pada pimpinan asrama. Ungkapan kemarahan adalah mereka menggunakan uang yang dikumpulkan itu membeli anakan pisang lalu menanam pisang di kebun asrama. Pisang yang mereka tanam itu mereka berinama PISANG KEMARAHAN. Lebih baik alirkan kemarahan dengan menanam pisang daripada memukul pimpinan asrama.
Injil hari ini menampilkan dua paradigma yang berbeda tentang aturan khususnya tentang Hari Sabat. Orang-orang Farisi memandang aturan itu subyek sedang manusia itu obyek. Prinsip mereka adalah manusia untuk aturan. Sebaliknya Yesus berpandangan berbeda dengan orang-orang Farisi. Manusia adalah subyek atas aturan. Prinsip Yesus adalah aturan untuk manusia. Aturan membuat manusia semakin berkemanusiaan. Bukan aturan menindas manusia sehingga menodai kemanusiaannya.
Ketika orang Farisi melarang para muridNya yang memetik bulir gandum pada hari Sabat dengan tujuan untuk makanan mereka demi mempertahankan hidup mereka, Yesus bersabda kepada mereka : “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari sabat”. Hal ini membenarkan apa yang dikatakan dalam Perjanjian Lama.”Ketika Daud dan Para penggiringnya kekurangan dan kelaparan, Daud Masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan sajian yang tidak boleh di makan kecuali oleh imam-imam. Sajian itu diberikan juga kepada pengikut-pengikutnya yang kekurangan dan kelaparan. Contoh ini adalah lawan aturan untuk hidup manusia. Bukan taat aturan yang membiarkan kematian terjadi.
Kita membuat banyak aturan prosedural dalam kehidupan bersama baik di dalam kehidupan sipil maupun di dalam lembaga-lembaga religius. Aturan-aturan itu dibuat untuk kita manusia semakin menampilkan kemanusiaan kita. Bukan aturan itu dibuat hanya untuk pembuat pembuat aturan sejahtera tetapi menyengsarakan rakyat di daerah periferi. Aturan atau undang-undang yang dibuat harus mengantar semua orang baik pemimpin maupun rakyatnya kepada kesejahteran yang adil dan merata.

Homili Senin 21 Januari 2013



ANGGUR BARU KANTONG BARU

Homili Senin 21 Januari 2013
Ibr 5 : 1 – 10
Mzm 110 : 1 -4
Mrk 2 : 18 – 22

P. Benediktus Bere Mali, SVD


Ketika masih mengalami masa pembentukan di Novisiat ada seorang teman yang mengenakan jubah yang baik tetapi selama beberapa hari mengenakan sandal yang talinya sudah putus sebelahnya. Magister ternyata selalu memperhatikan novis yang selama beberapa hari terakhir mengenakan sandal yang sudah tidak layak lagi dipakai entah ke tempat doa ataupun ke kamar makan.  Karena sudah berulang-ulang novis mengenakan sandal yang sudah tidak layak itu, maka magister menegur dengan nada yang tercampur antara serius dengan santai guyun. Novis itu menanggapinya dengan senyum kemudian tertawa terbahak-bahak, karena merasa lucu dan berhasil menarik perhatian sesame terutama magister. Maklum teman novis ini wataknya agak pelawak.  Bagi kami, perilakunya itu agak aneh dan tentu bagi magister juga. Adalah tidak anek kalau mengenakan jubah yang baik disertai memakai sandal yang baik dan sopan pergi ke Gereja untuk berdoa dan ke Kamar makan.
Injil hari ini berbicara tentang “Anggur Baru disimpan di dalam Kantong Baru”. Anggur baru adalah Sabda Allah yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus sang penyelamat dunia. Kantong yang baru adalah hati manusia yang baru, bersih, suci sebagai tempat sambut dan tempat tinggal Tuhan Yesus.

Lantas bagaimana dengan hati yang lama artinya hati yang masih dipenuhi oleh lumpur dosa yang mengotori diri dan perbuatan? Sesuatu yang kotor sangat mengganggu pandangan mata dan tidak sedap untuk terus dilihat. Supaya pemandangannya dari yang tidak sedap menjadi sedap maka yang kotor itu sesegera dibersihkan dengan air agar menjadi bersih dan enak dipandang mata. Demikian juga hati yang dipenuhi dengan lumpur dosa, perlu dibersihkan dengan air sakramen pertobatan agar memiliki sebuah hati yang layak menjadi tempat berdiamnya Sabda Allah yang telah menjadi manusia yaitu Yesus Kristus Sang Penyelamat dunia.
Anggur baru disimpan di dalam hati kita yang baru. Dengan demikian Anggur Baru dengan Kantong Baru memiliki keseragaman yang indah di dalam hati dan di mata kita maupun sesama. Kita dengan berpuasa dan berdoa membarui terus menerus hati dan budi kita. Dalam doa kita mengarahkan seluruh diri kita kepada Tuhan untuk dituntun dan menuntun diri pada kehendakNya yang menyelamatkan bukan kehendak di luar Allah yang lebih membawa kita kepada kehancuran. Kehendak yang menghancurkan itu berasal dari kekuatan jahat yang dipandu oleh iblis.

Homili Kamis 31 Januari 2013



PELITA DALAM GELAP
Homili Kamis 31 Januari 2013
Ibr 10 : 19 – 25
Mrk 4 : 21 – 25

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Pada tanggal 15 Februari 2010, menuju Bandara Adisucipto Jogjakarta hendak terbang menuju Bandara Juanda Sidoardo. Sesudah memasuki ruang tunggu tinggal beberapa menit lagi akan boarding, hujan deras dan kabut menutupi Bandara Adisucipto. Petugas mengumumkan bahwa untuk sementara Bandara Adisucipto ditutup karena keadaan cuaca gelap yang menyulitkan pesawat landing dan take off.
Terang dibutuhkan dalam transportasi darat laut dan udara untuk keselamatan bersama. Terang ditempatkan pada nomor satu untuk keselamatan orang-orang yang mengadakan perjalanan menuju tempat tujuan. Terang memberikan petunjuk yang jelas bagi mata untuk berjalan di jalan yang baik dan benar menuju tujuan yang dituju. Menyembunyikan terang memberikan peluang kepada kegelapan berkuasa. Orang yang berjalan dalam kegelapan tanpa arahan yang jelas, kemungkina orang berjalan di atas jalan yang sangat menyesatkan bahkan membawa kehancuran.
Kehadiran Terang sebuah kebutuhan bagi kita manusia di dalam pekerjaan yang baik dan benar. Kerja di dalam kegelapan membawa banyak kesalahan dan kekeliruan bahkan kehancuran bagi diri dan banyak orang.  Bacaan Injil hari ini memberikan sebuah arahan bahwa seperti orang yang menempatkan pelita di kaki dian yang memberikan terang baginya dalam bekerja demikian juga kita orang beriman kepada Kristus Sang Sabda Terang Sejati menghadirkan Terang Kristus yang membawa keselamatan bagi semua orang di dalam kehidupan dan keberadaan kita di mana saja.
Orang yang menghadirkan Terang Kristus yang membawa keselamatan kepada dunia, memiliki ciri-ciri yang melekat di dalam dada dan kepalanya. Berbicara dan berperilaku secara jujur dan tulus. Senantiasa setia membersihkan hati yang berada dalam lumpur dosa  dengan air murni sakramen rekonsiliasi serta berjalan dalam Hadirat Allah dalam suka dan duka hidupnya.
Kita dalam hidup seringkali mengotori hati dan budi dengan berkata dan berperilaku yang menyembunyikan cacat dosa kita dengan penampilan lahiriah yang seolah-olah tanpa persoalan. Tetapi namanya barang yang busuk yang disembunyikan dengan cara apapun akan terasa dan tercium kebusukannya yang telah hancur dan tak dapat tertolong lagi. Ketika kita menyembunyikan cacat luka dengan bungkusnya yang indah seolah-olah tanpa kekurangan, maka di situlah kita sendiri memberikan kesempatan kepada penghancur yang menghancurkan diri sendiri. Sebaliknya ketika kita dengan bersusah payah setia menempatkan diri pada posisi yang tepat yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus sang Terang Sejati, maka kita sendiri menjadi pelita yang pertama-tama menerangi diri sendiri dan kemudian menjadi penerang bagi sesama. Kita menjadi terang yang memberikan terang kepada sesama baik secara intelektual mapun secara spiritual.
Hari ini adalah Pesta St. Yohanes Bosco, pelindung kaum muda. Ada yang unik dari beliau adalah apa yang dia sampaikan kepada anak-anak muda : “barang siapa bergaul dengan orang yang baik akan menjadi orang yang baik. Sebaliknya barangsiapa bergaul dengan orang jahat akan cepat atau lambat menjadi orang yang jahat.” Formasi pribadi ditentukan juga oleh lingkungan sekitar. Mayoritas yang baik akan berpengaruh pada individu untuk adaptasi dengan yang baik yang lahir dari mayoritas. Sebaliknya yang mayoritas berlaku jahat maka individu dalam lingkup mayoritas yang jahat akan adaptasi juga dengan kelompok mayoritas yang jahat.  Dalam bahasa Injil hari ini kalau kita berada dalam Terang kita akan kelihatan terang. Sebalik ketika kita berdiri di dalam kegelapan malam kelam, kita juga menjadi bagian dari kegelapan malam kelam di mata orang lain yang memandang kita.

Homili Selasa 26 Februari 2013



DOSAMU MERAH BERUBAH JADI PUTIH

Homili Selasa 26 Februari 2013

Di St. Maria Ursulin 
Jl. Dharmo Surabaya

Yes 1 : 10.16-20
Mzm 50 : 8 – 9. 16bc.17.21.23
Mat 23 : 1 – 12


P. Benediktus Bere Mali, SVD


“Orang yang jujur jalannya akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah” sebaliknya orang yang munafik jalannya akan mengalami kehancuran yang datang dari Iblis.

Pada waktu kampanye menjelang pemilu, partai-partai yang ada sekarang ini, memproklamasikan segala sesuatu yang positif tanpa cacat dengan tujuan untuk kesejahteraan banyak orang pada umumnya. Tetapi menjelang akhir masa jabatan, terbongkarlah sudah korupsi para koruptor yang berasal dari para pemegang pucuk kepemimpinan partai. Dengan kata lain, di awal kepemimpinan para pejabat partai masih berjalan searah jarum jam visi dan misi partai yang anti korupsi untuk kebaikan bersama rakyat banyak. Sedangkan di akhir masa jabatan, ketahuan bahwa “apa yang dikatakan” dalam visi dan misi partai berbeda dengan “apa yang dilakukan”, atau di akhir masa jabatan mereka berjalan lawan arah jarum jam visi dan misi menuju pintu penjarah.

Masa prapaskah adalah masa tobat. Bertobat berarti berjalan MENINGGALKAN cara hidup kemunafikan ahli-ahli Taurat  dan orang-orang Farisi yang “KUAT dalam kata, bicara, pengajaran” hukum Taurat tetapi “LEMAH dalam melaksanakan” Hukum Musa, MENUJU  jalan kejujuran dalam Kata dan Perbuatan  berdasarkan kehendak Allah, yang Yesus sampaikan kepada para muridNya di dalam pengajaranNya.  

Bertobat berarti berjalan meninggalkan cara hidup manusia Sodom dan manusia gomora menuju  pembasuhan diri menjadi orang bersih dan suci yang layak tinggal di dalam jalan Allah yaitu beribadat kepada Allah dan melayani sesama dalam kebaikan dan keadilan.

Maka bertobat itu membawa perubahan. Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya tentang perubahan yang lahir dari rahim pertobatan pemimpin Yehuda dan rakyatnya. “Sekalipun dosamu merah seperti  kirmizi akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”.