KOMUNIKASI : Memecahbelah vs Menyatukan
*P. Benediktus
Bere Mali, SVD*
Komunikasi itu menyatukan.
Misalnya komunikasi antara seorang laki-laki dengan perempuan yang berpacaran,
membantu mereka berdua untuk memutuskan satu pilihan kehidupan bersama sebagai
suami isteri. Kita ini lahir dari komunikasi yang menyatukan antara ayah dengan
ibu. Komunikasi sosial meneyebarkan informasi-informasi yang menyatukan semua
orang yang berasal dari aneka suku dan bahasa, dalam Negara Indonesia yang
berbhineka Tunggal ika. Para pendiri Negara Indonesia, berkomunikasi satu
dengan yang lainnya, dan menghasilkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Para imam mengkomunikasikan Sabda Allah yang menyatukan dan
menyelamatkan di Mimbar di dalam setiap Perayaan Ekaristi atau ibadat Sabda
lainnya. Seorang Dokter dan Perawat berkomunikasi dengan orang sakit yang
dilayani berdasarkan pola psikologi orang sakit, sehingga orang sakit merasakan
komunikasi yang menyatukan dan memberikan keteduhan di hati orang sakit.
Internet menyatukan bermacam-macam manusia dari aneka suku dan budaya serta, di dalam alun-alun
dunia maya.
Komunikasi itu bisa juga memecahbelah
sesama manusia. Misalnya seorang suami yang mengaku segala dosa
perselingkuhannya kepada isteri yang tidak siap menerima pengakuannya itu,
menimbulkan semakin sakit hati, bahkan mengakibatkan perceraian. Seorang suami
yang mengalami ketagihan berkomunikasi dengan film porno, mengakibatkan
perceraian dengan isterinya. Komunikasi antara para teroris memnghancurkan sesame
dan alam sekitar.
Hari ini adalah Hari Minggu
Komunikasi sedunia. Paus menyampaikan tiga (3) hal pokok dalam Hari Minggu
Komunikasi Sedunia ini. Pertama, Injil dan dunia. Dunia adalah tempat pewartaan
Injil. Dunia itu meliputi dunia real dan dunia maya. Dunia itu perlu diisi
dengan Nilai-nilai Injil yang bersifat universal untuk menyelamatkan semua
orang lintas batas. Pewartaan kepada
Injil di seluruh dunia agar penerima pewartaan berjalan dari jalan yang
menyesatkan dalam dunia ini menuju jalan-jalan Tuhan yang menyelamatkan.
Kedua, Komunikasi dan Injil.
Komunikasi itu menghubungkan satu dengan yang lainnya. Komunikasi itu bisa
membawa hal-hal yang menyalibkan sesame tetapi juga bisa membawa warta yang
membangkitkan sesame. Injil adalah pokok warta yang hanya menyelamatkan semua
orang lintas batas. Injil harus diwartakan dalam dunia nyata dan riel agar
sinar Matahari Injil tetap menyinari di siang hari dan sinar Bulan dan Bintang
Injil tetap bersinar di malam Gelap.
Ketiga, Pembangunan dan Injil.
Pembangunan dunia maya dan nyata senantiasa diwarnai oleh kejahatan dan
kebaikan. Pembangunan dunia maya oleh para pembangun di pusat dunia internet,
kantor pusat internet, menawarkan berita yang transparan kepada public. Dunia
maya memberikan berita terbaik sekaligus terburuk, sebagai awal bertumbuhnya
relativisme. Menghadapi dunia maya yang menyuarakan dan mewartakan relativisme
kebenaran itu, Injil tampil pasti sebagai keharusan memberikan kebenaran
universal dan mendalam untuk menyelamatkan semua orang dari segi usia,
latarbelakang dan maupun golongan. Orang Kristen Katolik tidak menjadi obyek
relativisme. Tetapi harus menjadi Subyek atas warta Relativisme kebenaran dan
kebaikan. Orang Kristus harus tegas menggunakan kebebasannya memilih Inji
sebagai nilai utama yang menyelamatkan semua orang dalam seluruh hidup dan
kesaksian hidupnya.
Kita
adalah generasi internet dan generasi computer. Internet adalah medan maya yang
tercipta dari medan dunia nyata. Semua ide, peristiwa, yang baik dan benar,
yang baik dan jahat yang terjadi di dalam dunia nyata, disebarluaskan melalui
dunia maya internet, tanpa seleksi oleh kantor pusat internet. Dalam dunia maya
orang bisa menyembunyikan indentitas asli dunia nyata, dalam menyebarkan
berita-berita yang menghancurkan dan menyalibkan sesama manusia dan dunia. Kita
sebagai orang Katolik diciptakan dielngkapi dengan kebebasan yang semestinya
kita gunakan untuk memilih yang terbaik dan terbenar yang bersumber pada Injil
yang menyelamatkan bukan menyalibkan ataupun menghancurkan sesama.
Homili Minggu
Komunikasi Dunia
Minggu Paskah VII
12 Mei 2013
Kis 7 : 55 -60
Mzm. 97
Why 22 : 12 – 14.
16-17.20
Yoh 17 : 20 – 26