http://www.facebook.com/notes/beny-mali/bersukacita-menyambut-kedatangan-tuhan/10151208162898598
BERSUKACITA
MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN
Zef
3 : 14-18: Flp 4 : 4-7:
Luk
3 : 10-18
Kotbah
Minggu Gaudete, 16 Desember 2012
Dari
Soverdi Surabaya untuk Dunia
P.
Benediktus Bere Mali, SVD
Pengantar Misa
Pada Minggu Adven III ini, lilin “merah muda” di lingkaran
Adven dinyalakan. Warna merah muda ini didapat dari pencampuran warna unggu
(Adven) dengan warna putih (Natal). Maksudnya sukacita Natal sudah mulai kita
rasakan karena sudah sangat dekat tetapi belum / tidak penuh; sukacita Natal
itu sudah tak tertahankan lagi, sudah mulai kelihatan tetapi belum nampak jelas
atau belum penuh. Maka Minggu Adven ketiga dalam Tahun Liturgi disebut `Minggu
Gaudete”. Bahasa Latin “gaudete” berarti “sukacita”, melambangkan adanya
sukacita di tengah masa pertobatan.
Kita
bersukacita karena kita semakin melengkapi pertobatan kita dengan penuh
sukacita dalam menyongsong Yesus sang Sukacita sejati yang akan datang pada hari Natal.
KOTBAH
Manusia
pasti mengalami ketenangan dan sukacita dalam hidupnya. Misalnya seorang
pelajar atau mahasiswa merasa lebih
tenang dan merasakan getaran sukacita dalam menyambut kedatangan ujian karena
semua bahan ujian telah disiapkan secara baik. Seorang tuan pesta yang akan
menyelenggarakan sebuah pesta akbar, merasa tenang dan bersukacita, karena panitia
pesta akbar itu sudah bekerja keras menyiapkan pesta dengan baik.
Demikian
juga orang bersukacita di masa Adven ini karena persiapan semakin baik dalam
menyambut kedatangan Tuhan pada Hari Raya Natal yang semakin dekat. Persiapan yang
semakin lengkap itu dilambangkan dalam penyalaan lilin pink, pada minggu III Adven,yang
disebut sebagai lilin gaudete artinya
lilin sukacita dalam masa pertobatan. Bertobat berarti berjalan dari jalan dosa
menuju dan melalui jalan keselamatan dalam Allah.
Bacaan
Pertama menampilkan sukacita bangsa Israel. Mereka bersukacita karena Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang
dijatuhkan atas bangsa Israel. Tuhan telah menebas binasa musuh-musuh Israel.
Hal itu berasal dari buah – buah pertobatan dan kesetiaan bangsa Israel kepada
Tuhan. Tuhan menyelamatkan orang yang bertobat dan tetap setia kepadaNya.
St. Paulus dalam bacaan II mewartakan kegembiraan dalam Tuhan. Bersukacitalah dalam Tuhan. Hendaklah
kebaikan hatimu diketahui banyak orang. Artinya Kegembiraan dalam Tuhan itu
memiliki keunikan tersendiri. Kekhasan itu adalah kegembiraan itu dinikmati semua
manusia melintas batas. Sebaliknya kegembiraan yang sangat egosentris, hanya
dialami oleh kelompok tertentu dalam sebuah kebersamaan universal, kegembiraan
itu bukan berasal dari Tuhan tetapi dari setan.
Kegembiraan
berasal dari Tuhan yang dapat dinikmati semua orang melintas batas itu, secara
lebih konkret diwartakan di dalam bacaan Injil. Orang yang bertobat dan
bergembira dalam Tuhan, tidak boleh menikmati kegembiraan di atas penderitaan
sesama. Orang yang bergembira dalam Tuhan harus hidup solider dengan sesama
yang berkekurangan, dengan memberikan makanan, pakaian, perumahan, pendidikan,
kesehatan, agar mereka juga mengalami kegembiraan dalam Tuhan. Orang yang
bertobat dan bergembira dalam Tuhan tidak boleh memeras sesamanya, dan
mengadakan pungutan liar, yang membawa penderitaan bagi orang lain dan
keuntungan bagi diri sendiri. Orang yang bertobat dan bergembira dalam Tuhan,
selalu dijiwai oleh nilai kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kedamaian, serta
memiliki semangat solidaritas yang tinggi.
Kita
sedang menanti kedatangan Yesus Sang Juru Selamat yang membawa kegembiraan yang
sejati bagi kita. Yesus yang kita nantikan membawa kegembiraan bagi dunia, bagi
semua orang,tanpa membeda-bedakan. Yesus solider dengan semua orang. Semoga
iman kita kepada Yesus yang kita nantikan itu, membuat kehadiran kita semakin
membawa sukacita bagi sesama, bukan menjadi kesulitan bagi sesama, dalam
komunitas, dalam paroki, dalam lingkungan wilayah kerja kita masing-masing.