Jumat, Maret 08, 2013

Homili Jumat 8 Maret 2013


KASIH LAHIRKAN TOBAT
Homili Jumat 8 Maret 2013
HUT Lahir P. Gabriel Dasi SVD
Hosea 14 : 2 – 10
Mzm 81 : 6c-8a.8bc-11ab.14.17
Mrk 12 : 28b-34

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD


Bacaan pertama berbicara tentang pertobatan. Bertobat berarti berjalan di dalam jalan Tuhan pada setiap tempat dan segala waktu, dalam suka dan duka, dalam untung dan malang.
Mazmur tanggapan menyampaikan bahwa orang yang bertobat adalah mereka yang mendengarkan dan melaksanakan Suara Tuhan.
Orang yang bertobat menghadirkan kasih di dalam hidupnya. St. Agustinus menulis tentang kasih. Kasih adalah hidup yang menyatukan antara yang dicintai dengan yang mencintai.
Kasih itu dinyatakan secara fisik dalam kasih antara ayah dengan ibu, antara suami dengan isteri, antara laki-laki dengan perempuan. Kasih itu secara spiritual terungkap di dalam Kasih Allah kepada manusia, Kasih Kristus kepada GerejaNya. Kasih manusia kepada Tuhan secara nyata terungkap dalam kasih manusia kepada sesama di sekitarnya.
Kita menerima kasih Allah setiap saat di setiap tempat. Tetapi kita tersendat memberi kasih kepada sesama karena kelemahan manusiawi yang menghalanginya. Maka masa prapaskah semestinya menuntun kita berjalan meninggalkan dosa menuju Tuhan dan hidup di dalam Tuhan. Ini adalah intisari dari setiap kita yang bertobat.

Kamis, Maret 07, 2013

Homili Kamis 7 Maret 2013


PERANTARA ALLAH ATAU SETAN

Homili Kamis 7 Maret 2013
Yer 7 : 23 – 28
Mzm 95 : 1 – 2 . 6 -9
Luk 11 : 14 ; 23

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

Setiap bangsa memiliki perantara dengan bangsa-bangsa lain yang membuka pintu hatinya untuk membangun kerja sama yang membangun dan menyelamatkan. Perantara antara dua bangsa itu adalah duta atau utusan yang diutus mewakili negaranya tinggal di negara lain sebagai negara penerima untuk melaksanakan tugasnya di negara tersebut. Duta menjadi jembatan antara dua negara yang mengutus dan negara yang menerima. Kehadiran utusan untuk melayani sesama baik yang sebangsa maupun bangsa penerima untuk kemajuan yang baik dan benar yang disepakati bersama kedua negara tersebut.
       Bacaan Pertama menyampaikan kepada kita tentang Allah Sang penyelamat manusia mengutus Yeremia untuk mewartakan misi keselamatan kepada bangsa Israel.  Yeremia adalah jembatan antara Allah dan manusia. Misi Allah di Surga yang menyelamatkan dan membahagiakan disampaikan Nabi Yeremia kepada Israel di dunia. Allah menyatakan kebahagiaan Israel di dunia dicapai melalui jalan ketaatan kepada Kehendak Tuhan yang senantiasa menyelamatkan. Ketaatan itu semestinya diungkapkan dalam pikiran kata dan perilaku Israel dalam setiap tempat dan segala zaman. Bukan ketaatan yang disampaikan dalam sebuah iklan “dilihat taat tidak dilihat tidak taat.” Allah mengetahui setiap posisi manusia di setiap tempat dan segala zaman. Allah mengenal manusia seutuhnya. Semuanya transparan di mata Tuhan (Bdk.Mzm 139).

Bacaan Injil mengungkapkan bahwa Yesus adalah Putra Allah Utusan Allah yang langsung datang menghadirkan Kerajaan Allah dalam seluruh kehadiranNya dan PewartaanNya. Yesus mengusir setan dari orang bisu. Satu karya setan adalah membuat bisu orang yang ada dalam kendalinya. Setan diusir pergi dari orang itu maka orang itu berbicara secara normal. Pertanyaan kita adalah: setan diusir keluar dari orang bisu itu, selanjutnya arah kepergiannya kemana?
Orang yang senantiasa menempatkan diri menganggu, menyakiti, menekan, menghalangi, menindas, membelenggu, membisukan sesama adalah tanda setan yang keluar dari si bisu tadi pindah ke dalam diri orang yang hidupnya menghancurkan sesama. Orang yang berjalan meninggalkan Tuhan menuju kelompok yang menghancurkan serta terlibat dalam konspirasi kelompok itu adalah sebuah tindakan iblis bukan perilaku yang lahir dari Allah. Kelompok yang menolak Allah adalah bangsa Israel yang tidak taat pada kehendak Allah, mendatangkan kebinasaan atas diri mereka sendiri dan sesama. Mereka yang senantiasa merusak sesama secara nyata membisukan sesama adalah kerjaan setan. Dengan kata lain, Setan itu keluar dari si bisu menuju hati manusia yang tidak taat kepada kehendak Tuhan yang senantiasa menyelamatkan. Setan itu masuk kedalam diri kelompok banyak orang yang melawan dan menolak Yesus bahkan menuduh Yesus sebagai kepada setan.
Ada dua kelompok yang ditampilkan di dalam Bacaan-bacaan Suci pada hari ini. Kelompok pertama dalah perantara Allah yaitu menerima kehendak Allah yang menyelamatkan dan melaksanakan Kehendak Allah dalam hidupnya. Mereka itu adalah Yeremia dan  orang taat pada kehendak Allah, serta kelompok yang menerima Yesus yang diwakili si bisu yang disembuhkan. Kelompok kedua adalah perantara setan yang berkarya membisukan orang lain, mengganggu orang lain, dan menolak Yesus sang penyelamat. Penolak Yesus dengan pikiran, kata, perilaku adalah tanda kuasa setan berkarya dalam diri  orang yang menolak Yesus.
Kita berada di persimpangan jalan yang menuntut kita menentukan pilihan pada jalan mana yang akan kita lalui dalam kebebasan kita. Memilih jalan kelompok yang berjalan meninggalkan Yesus atau memilih jalan kelompok yang berjalan menuju Yesus. Berjalan menuju  Yesus itu menyelamatkan dan membahagiakan. Berjalan meninggalkan Yesus itu menyesatkan. Prapaskah adalah masa istimewa pertobatan umat Katolik. Orang yang bertobat senantiasa berjalan meninggalkan setan yang membisukan, menuju Tuhan Yesus yang menyembuhkan, menyelamatkan, mendamaikan dan membahagiakan.

Rabu, Maret 06, 2013

Homili Rabu 6 Maret 2013



BANGUN DI ATAS DASAR KOKOH

HOMILI RABU 6 MARET 2013
Ul 4:1.5-9
MZM 147:12-13.15-16.19-20
MAT 5:17-19

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

Sebuah bangunan yang didirikan di atas fondasi  yang berpasir akan menghasilkan sebuah bangunan yang tampak megah tetapi dalam waktu yang singkat akan rapuh dan runtuh. Sedangkan bangunan yang didirikan di atas batu karang akan berdiri kokoh dalam menghadapi badai dan gelombang yang menghantuinya. Para pembangun dan pemilik bangunan senantiasa memilih bangunan berfondasikan pada dasar yang kokoh dan kuat sepanjang zaman.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mendasari hidupnya berdasarkan Hukum Taurat. Semua orang mengakui hal itu. Yesus juga menyatakan demikian. Meskipun demikian, masih ada yang kurang dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka menguasai Hukum Taurat secara akademis tetapi belum melaksanakannya dengan lebih baik.

Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menguasai Hukum Taurat dengan akal budinya tetapi perilaku hidupnya tidak sejalan Hukum Musa itu, menjadi bahan pembinaan bagi formasi para muridNya. Apakah lebihnya para murid dari pada orang-orang Farisi dan ahli Taurat? Kalau para murid mengerti Hukum Taurat tetapi belum melaksanakannya maka mereka sama seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Sebaliknya jika mereka memahami Hukum Taurat secara akademis dan melaksanakannya dalam hidup, maka mereka itulah yang menempati tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Allah. Yesus bersabda: “...Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga.” Bacaan pertama berbicara tentang Musa mengajarkan bangsa Israel di Padang Gurun. Musa berkata : “Hai bangsa Israel, dengarkanlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.”

Perjanjian Lama khususnya bacaan  pertama menampilkan bahwa peziarahan bangsa Israel memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan dengan mendengarkan Hukum Musa dan melaksanakannya dengan penuh kesetiaan. Demikian juga dalam Perjanjian Baru khususnya di dalam Bacaan Injil menekankan bahwa perjalanan menuju tempat yang tertinggi di dalam Kerajaan Allah melalui pengajaran dan pelaksanaan Hukum Taurat secara utuh.

Tanah Terjanji dan Kerajaan Allah itu adalah Surga. Setiap orang beriman kepada Kristus Yesus berjalan di atas jalan-jalanNya yang dilaluiNya menuju kebahagiaan nan abadi di Surga. Tetapi orang yang berjalan di atas jalan-jalan yang berbeda dari jalan-jalan Yesus Kristus yang datang menyempurnakan Hukum Musa akan berjalan ke lain arah dan tujuan yang menyesatkan diri dan membawa penderitaan bagi dirinya sendiri.

Selasa, Maret 05, 2013

Homili Selasa 5 Maret 2013


Buka Pintu Hulu – Hilir Aliran Ampun

Homili Selasa 5 Maret 2013
Dan 3 : 25. 34 – 43
Mzm 25 : 4bc-5ab.6-7bc.8-9
Mat 18 : 21 – 35

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD


Buku Air Mata Bola mengemukakan ke permukaan bahwa permainan bola kaki mendatangkan hiburan tetapi juga mendatangkan sakit hati bagi manusia. Pihak yang kalah dihina, dilecehkan bahkan ditindas dengan sikap, kata dan ekspresi dari mereka yang menangn atau pendukungnya. Pihak yang menang tertawa puas bahagia dan sukacita di antara sakit hati mereka yang kalah.
Pernyataan dalam Buku Air Mata Bola itu membenarkan pengalaman saya ketika saya bermain bola pada waktu pesta Famili. Kami bermain pada saat musim hujan sehingga lapangan berlumpur. Ketika saya menendang bola, kaki saya mencapai wajah dan bahu seorang lawan sehingga wajah dan bahunya penuh lumpur. Teman itu marah saya, jengkel bahkan dendam saya. Saya menanggapinya dengan tulus menyatakan minta maaf  kepadanya. Tetapi reaksinya agak berbeda. Dia berteriak berkata : “sampai kucing bertanduk pun saya tidak akan mengampuni.” Saya pun berusaha mengihindari amarahnya terhadap saya.  Saya sudah berusaha secara tulus memberi maaf tetapi saat itu dia belum siap menerima maaf malah mengatakan sampai kucing bertanduk pun tidak akan memberi maaf. Saya bermain demikian bukan jengkel atau marah terhadap dia. Peristiwa itu terjadi dalam permainan secara kebetulan atau spontan.
Injil hari ini berbicara tentang pengampunan kepada sesama tanpa batas. Seorang pengikut Yesus mengampuni seperti Yesus yang mengampuni tanpa batas. Pintu pengampunan seorang pengikut Yesus, selalu terbuka. Pintu hulu pengampunan dalam diri selalu terbuka menerima aliran ampunan Tuhan kepada diri yang berdosa.  Pintu hilir pengampunan dalam diri juga senantiasa terbuka memberi ampunan kepada sesama dan menerima ampunan dari sesama. Artinya seorang pengikut Yesus sesungguhnya tidak menyimpan dendam kepada sesama walaupun ada banyak orang yang mendendam dirinya. Seorang pengikut Yesus senantiasa mengampuni sekalipun orang lain tidak mau mengampuninya. Seorang pengikut Yesus senantiasa mencintai sesama lintas batas walaupun banyak orang yang memusuhinya.

Sejarah Suku Laimea dalam Ritus Adat "Sigiwitar Pak"




Senin, Maret 04, 2013

Homili Senin 4 Maret 2013

MEMBERSIHKAN SALURAN AIR RAHMAT

Homili Senin 4 Maret  2013
2Raj 5 : 1 -15a
Mzm 42:2.3;43:3.4
Luk 4 : 24 – 30

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Waktu sekolah di SMU saya tinggal di asrama. Ada ratusan anak asrama tinggal di asrama itu. Salah satu yang dibutuhkan anak asrama adalah air yang cukup. Suatu ketika terjadi kekeringan bak-bak di kamar mandi dan kamar WC karena aliran air dari sumber air melalui pipa menuju asrama tidak mengalir. Bisa dibayangkan betapa tidak sedapnya masuk kamar WC yang tidak ada air.
Seksi air pergi ke sumber air yang jauhnya kurang lebih enam kilo meter. Seksi air itu tiba di sumber air dan melihat air berlimpah-limpah. Persoalannya bukan pada kekurangan air di sumber air. Halangan dipastikan pada pipa dari sumber menuju asrama kami. Barangkali pipa di tengah jalan putus. Barangkali juga ada sumbatan dalam pipa. Seksi air menelusuri pipa air yang letaknya di permukaan tanah. Ditemukan bahwa tidak ada pipa yang bocor.
Seksi air pun mulai membongkar kembali setiap pipa air itu. Ternyata di dekat sumber air itu, ada yang memasukkan pasir dan batu serta rerumputan ke dalam lubang pipa sehingga aliran air menuju asrama terhalang. Setelah pipa itu dibersihkan dari kotoran yang ada di dalam pipa itu, anak asrama kembali menerima air berkelimpahan.
 Tuhan adalah sumber Rahmat. Manusia adalah pipa rahmat. Setiap saat Allah mengalirkan rahmatNya kepada manusia. Tetapi tidak semua manusia menjadi pipa bersih yang senantiasi menjadi penyalur rahmatNya itu kepada sesama, maupun kepada dunia sekitar yang sama membutuhkan rahmat Tuhan itu. Hanya segelintir orang yang setia membersihkan pipa dirinya untuk menerima air rahmat Tuhan bagi dirinya maupun terus mengalirkan air rahmatNya itu kepada sesama dan dunia sekitar yang membutuhkanNya.
       Naaman adalah panglima Raja Aram. Ia sedang sakit kusta.  Pelayan isterinya memperkenalkan Nabi Elisa di  Israel yang dapat menyembuhkan sakit kustanya. Betapa senangnya Naaman mendengar berita itu. Naaman pergi kepada Raja meminta izin tertulis datang ke Raja Israel untuk menyembuhkan Naaman yang sakit kusta. Naaman bersama pasukannya tiba di istana Raja Israel. Mereka menyerahkan surat izin tertulis dari Raja Aram kepada Raja Israel. Isi surat itu adalah untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Raja Israel kaget dan mengoyakkan bajunya karena merasa tidak layak dan tidak pantas. Nabi Elisa merekam kejadian itu dan menanggapi Raja Israel dengan meminta Naaman bersama pasukannya datang kepadanya untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Pasukan Naaman pun datang kepada Elisa dan tiba di kediaman Nabi Elisa. Proses penyembuhan pun disampaikan kepada Naaman. Nabi Elisa menyuruh Naaman turun ke Sungai Yordan  untuk mandi sebanyak tujuh kali. Usai mandi tujuh kali di Sungai Yordan, Naaman sembuh dari sakit kustanya. Naaman terbuka dan rendah hati kepada Rahmat kesembuhan Allah yang disalurkan melalui sesama yaitu pelayan isteri Naaman dan nabi Elisa. Keterbukaan dan kerendahan hati Naaman melahirkan perubahan di dalam diri Naaman. Naaman lama adalah yang sakit kusta dan masih samar-samar mengenal Allah Israel. Naaman Baru adalah yang sudah sehat berkat mujizat penyembuhan dari Allah Israel dan memastikan pemahaman dan pengenalan akan Allah Israel yang sejati. Nabi Elisa mengalirkan rahmat kesembuhan Tuhan kepada Naaman. Nabi Elisa pula yang membuka pintu iman Naaman yang tertutup menuju mengimani Allah Israel yang menyembuhkannya. Bersama Pemazmur, Naaman pun boleh berdoa. “Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Aku boleh datang di Israel melihat Allah”.
       Allah Isreal mengutus Elisa dan Elia kepada orang yang bersedia terbuka menerima aliran rahmat Tuhan bukan kepada orang yang menutupi pipa hatinya terhadap datangnya aliran rahmat Tuhan. Allah menghendaki kerja aliran rahmatNya kepada manusia itu semestinya bekerja secara efektif dan efisien. Ketika kelaparan hebat di Israel, Elia diutus bukan kepada Israel tetapi kepada seorang Janda Sarfaat di Sidon, yang terbuka terhadap aliran rahmat Tuhan. Ketika  banyak orang kusta di Israel, Allah tidak mengutus Elisa kepada mereka tetapi kepada Naaman orang Siria yang membuka diri menerima aliran rahmat kesembuhan Tuhan melalui sesama yaitu nabi Elisa.
       Bertobat berarti menggunakan kunci yang kita pegang untuk membuka hulu pipa hati kita kepada sumber air rahmat dari Tuhan sehingga kita disegarkan oleh aliran RahmatNya yang menyelamatkan diri kita, sekaligus kita membuka hilir pipa hati kita yang terus mengalirkan aliran air rahmat Tuhan yang menyegarkan dan menyelamatkan sesama dan dunia. Tentu saja berdosa itu sebaliknya.