PERANTARA ALLAH ATAU SETAN
Homili
Kamis 7 Maret 2013
Yer
7 : 23 – 28
Mzm
95 : 1 – 2 . 6 -9
Luk
11 : 14 ; 23
P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD
Setiap bangsa memiliki perantara dengan bangsa-bangsa lain yang
membuka pintu hatinya untuk membangun kerja sama yang membangun dan
menyelamatkan. Perantara antara dua bangsa itu adalah duta atau utusan yang
diutus mewakili negaranya tinggal di negara lain sebagai negara penerima untuk
melaksanakan tugasnya di negara tersebut. Duta menjadi jembatan antara dua
negara yang mengutus dan negara yang menerima. Kehadiran utusan untuk melayani
sesama baik yang sebangsa maupun bangsa penerima untuk kemajuan yang baik dan
benar yang disepakati bersama kedua negara tersebut.
Bacaan Pertama menyampaikan kepada kita
tentang Allah Sang penyelamat manusia mengutus Yeremia untuk mewartakan misi
keselamatan kepada bangsa Israel.
Yeremia adalah jembatan antara Allah dan manusia. Misi Allah di Surga yang
menyelamatkan dan membahagiakan disampaikan Nabi Yeremia kepada Israel di
dunia. Allah menyatakan kebahagiaan Israel di dunia dicapai melalui jalan
ketaatan kepada Kehendak Tuhan yang senantiasa menyelamatkan. Ketaatan itu semestinya
diungkapkan dalam pikiran kata dan perilaku Israel dalam setiap tempat dan
segala zaman. Bukan ketaatan yang disampaikan dalam sebuah iklan “dilihat taat
tidak dilihat tidak taat.” Allah mengetahui setiap posisi manusia di setiap
tempat dan segala zaman. Allah mengenal manusia seutuhnya. Semuanya transparan
di mata Tuhan (Bdk.Mzm 139).
Bacaan Injil mengungkapkan bahwa Yesus adalah Putra Allah Utusan
Allah yang langsung datang menghadirkan Kerajaan Allah dalam seluruh
kehadiranNya dan PewartaanNya. Yesus mengusir setan dari orang bisu. Satu karya
setan adalah membuat bisu orang yang ada dalam kendalinya. Setan diusir pergi
dari orang itu maka orang itu berbicara secara normal. Pertanyaan kita adalah:
setan diusir keluar dari orang bisu itu, selanjutnya arah kepergiannya kemana?
Orang yang senantiasa menempatkan diri menganggu, menyakiti,
menekan, menghalangi, menindas, membelenggu, membisukan sesama adalah tanda setan
yang keluar dari si bisu tadi pindah ke dalam diri orang yang hidupnya
menghancurkan sesama. Orang yang berjalan meninggalkan Tuhan menuju kelompok
yang menghancurkan serta terlibat dalam konspirasi kelompok itu adalah sebuah
tindakan iblis bukan perilaku yang lahir dari Allah. Kelompok yang menolak Allah
adalah bangsa Israel yang tidak taat pada kehendak Allah, mendatangkan
kebinasaan atas diri mereka sendiri dan sesama. Mereka yang senantiasa merusak
sesama secara nyata membisukan sesama adalah kerjaan setan. Dengan kata lain, Setan
itu keluar dari si bisu menuju hati manusia yang tidak taat kepada kehendak
Tuhan yang senantiasa menyelamatkan. Setan itu masuk kedalam diri kelompok
banyak orang yang melawan dan menolak Yesus bahkan menuduh Yesus sebagai kepada
setan.
Ada dua kelompok yang ditampilkan di dalam Bacaan-bacaan Suci
pada hari ini. Kelompok pertama dalah perantara Allah yaitu menerima kehendak Allah
yang menyelamatkan dan melaksanakan Kehendak Allah dalam hidupnya. Mereka itu
adalah Yeremia dan orang taat pada
kehendak Allah, serta kelompok yang menerima Yesus yang diwakili si bisu yang
disembuhkan. Kelompok kedua adalah perantara setan yang berkarya membisukan
orang lain, mengganggu orang lain, dan menolak Yesus sang penyelamat. Penolak Yesus
dengan pikiran, kata, perilaku adalah tanda kuasa setan berkarya dalam
diri orang yang menolak Yesus.
Kita berada di persimpangan jalan yang menuntut kita menentukan
pilihan pada jalan mana yang akan kita lalui dalam kebebasan kita. Memilih
jalan kelompok yang berjalan meninggalkan Yesus atau memilih jalan kelompok
yang berjalan menuju Yesus. Berjalan menuju
Yesus itu menyelamatkan dan membahagiakan. Berjalan meninggalkan Yesus itu
menyesatkan. Prapaskah adalah masa istimewa pertobatan umat Katolik. Orang yang
bertobat senantiasa berjalan meninggalkan setan yang membisukan, menuju Tuhan
Yesus yang menyembuhkan, menyelamatkan, mendamaikan dan membahagiakan.