Jumat, Mei 17, 2013

TEOLOGI SAPU LIDI



ROH KUDUS MENYATUKAN KOMUNITAS
BUKAN MEMECAHBELAH KOMUNITAS
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Internet adalah satu media yang dapat menyatukan kita manusia dengan sesama kita di tempat yang lain, secara efektif dan efisien. Misalnya kita bisa satu dalam komunikasi dengan sesama yang jauh dalam waktu yang singkat dengan biaya yang murah, melalui mailing list, face book, skype, YM, BBM, dan sebagainya.
Pusat Kantor Google dan Facebook ada di Silicon Valley. Kota Silicon Valley ini adalah tempat orang-orang yang professional dalam aneka disiplin ilmu. Mereka yang hebat dalam bidang-bidang itu, berkolaborasi dalam mengadakan inovasi baru dalam dunia Google dan Facebook agar senantiasa diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Menarik bahwa Kota Silicon Valley adalah model kota dimana orang – orang hebat dalam berbagai disiplin ilmu, orang-orang hebat yang memiliki bakat, kemampuan, talenta dan keahliannya masing-masing, lalu berkolaborasi, bersinergi untuk memajukan dunia, untuk memperbaharuai dunia melalui Google dan Facebook. Kota Silicon Valley adalah kota yang menyatukan semua orang yang pintar, orang hebat, orang yang berpotensi, orang yang bertalenta, dan menariknya orang-orang yang hebat itu juga mau, rela, berkolaborasi dalam mengadakan inovasi dan kreasi untuk kemajuan dunia dalam Google dan Facebook dan computer.
Bacaan –Bacaan suci hari ini menampilkan tema persatuan. Yesus berdoa bagi para murid dan orang yang percaya kepadaNya yang berasal dari berbagai latarbelakang budaya, suku dan tempat asal agar mereka bersatu dalam namaNya dan bersatu dengan yang lain dalam komunitas iman kepada Yesus untuk menyelamatkan semua orang bukan menghancurkan sesama.
Yesus berdoa mohon persatuan bagi para murid dan orang-orang yang berasal dari aneka suku dan budaya, yang percaya kepadaNya, karena pengikut Yesus yang beraneka itu seperti pisau bermata dua. Mereka bisa menjadi kekuatan yang menyatukan. Tetapi mereka itu bisa juga dapat menjadi kekuatan yang menghancurkan.
Yesus berdoa memohon persatuan kepada Bapa di Surga agar mereka menggunakan kebebasan mereka untuk kesatuan dalam hal-hal yang baik dan benar untuk keselamatan bukan untuk penyaliban sesama. Yesus berdoa bagi para muridNya dan orang-orang yang percaya kepadaNya agar mereka bersatu seperti persatuan Bapa, Putera dan Roh Kudus, yang bertujuan hanya untuk menyelamatkan dunia dan semua manusia lintas batas, yang percaya kepadaNya.

Bacaan pertama menampilkan Paulus sebagai tokoh ideal bagi kita.  Dia memiliki persatuan yang kuat dengan Tuhan sebagai kekuatannya dalam seluruh perjalanannya sebagai pelayan Tuhan.  Dia sungguh bersatu dengan Roh Kudus, Roh Allah, Roh Kristus yang Bangkit.  Ada lima hal yang menunjukkan bahwa Paulus dipenuhi oleh Roh Kudus dan sungguh bersatu dengan Roh Kudus.

Paulus memberikan contoh kepada kita bahwa dia tampil sebagai nabi. Ketika dia berada di hadapan Mahkamah Agama Yahudi, untuk diadili karena pewartaan kebangkitan Kristus. Dia berani bersaksi tentang pewartaan tentang kebangkitan Tuhan Yesus, dengan menggunakan pemikiran Mahkamah Agama Yahudi yang berasal dari kaum Farisi, yang mengakui kebangkitan orang mati dan adanya malaikat-malaikat.
Hal ini menunjukan bahwa Paulus memiliki arah yang jelas dalam karya pelayanannya. Arahnya adalah Kerajaan Allah bukan yang lain. Artinya visi Paulus sama dengan Visi Yesus yang telah bangkit yang diwartakannya.

Paulus memiliki motivasi dari dalam dirinya hanya untuk mewartakan Kristus yang telah bangkit di dalam seluruh karya pelayanannya.

Paulus selalu belajar cara berpikir baru sesuai konteks dimana dia berada. Contohnya jelas dalam bacaan hari ini. Ketika dia berhadapan dengan Mahkamah Agama, untuk diadili karena mewartakan Yesus yang bangkit, Paulus menggunakan cara berpikir Mahkamah Agama Yahudi yang berasal dari Golongan Farisi yang mengakui kebangkitan orang mati dan adanya malaikat, sebagai satu pola pikir yang mengantar anggota Mahkamah Agama Yahudi untuk mengakui Kebangkitan Kristus yang dia wartakan.

Paulus adalah orang yang kreatif dan inovatif dalam mewartakan Kebangkitan Kristus secara kontekstual sehingga para pendengar merasa tersentuh dan tergerak melaksananakan apa yang didengarnya dan mengimani Kristus yang telah bangkit yang diwartakannya. Ketika di Athena dia wartakan Kristus Yang Bangkit dengan pemikiran Yunani khususnya pemikiran Stoa yang menyatakan bahwa hidup ini berjalan menuju persatuan dengan yang ilahi yaitu Yesus Kristus yang telah bangkit. Ketika dia memberikan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus di depan Mahkamah Agama Yahudi yang hendak mengadilinya, dia menggunakan pemikiran orang Farisi yang juga anggota Mahkamah Agama Yahudi. Orang Farisi mengakui adanya kebangkitan dan adanya malaikat.
Hal ini menunjukkan bahwa betapa besarnya pengaruh persatuan dengan Allah membawa pembaharuan dalam diri Paulus dan dalam pewartaannya kepada manusia lintas batas. Persatuan dengan Allah senantiasa membawa kesatuan bagi sesama.  Persatuan antara para ahli dalam aneka disiplin ilmu yang mengadakan inovasi digital di kota Silicon Valley, membawa perubahan bagi seluruh dunia dalam inovasi digital.
Saya mengakhiri renungan ini dengan mengajak kita belajar dari ilmu Sapu Lidi. Seperti Lidi yang terpisah tidak mempunyai kekuatan untuk menyapu bersih sampah, demikian juga kita manusia kalau kita berjuang sendiri dalam kerja dan karya pelayanan hasilnya sangat minim. Sebaliknya seperti sapu lidi yang diikat satu dapat membersihkan sampah dengan lebih baik, demikian juga persatuan kita yang berasal dari latarbelakang ilmu, budaya, asal, talen yang berbeda-beda, kalau disatukan untuk kebaikan maka akan mendapat hasil yang sangat diandalkan. 
Kita belajar dari Kota Silicon Valley di Amerika Serikat, sebagai kota yang menciptakan kolaborasi antara berbagai orang dengan latarbelakang ilmu pengetahuan dalam revolusi inovasi digital. Kolaborasi antara para ahli untuk sesuatu yang lebih baik untuk semua orang. Demikian juga Paroki Roh Kudus yang sangat potensial ini, akan semakin kreatif dan inovatif sesuai konteks Paroki Roh Kudus, kalau semua potensi umat paroki Roh Kudus ini disatukan, berkolaborasi untuk menjadi Paroki Roh Kudus kreatif dan inovatif dalam menyebarkan Injil dan Kerajaan Allah.  Collaboration for Greater Good


Kis 22:30;23:6-11
Mzm 16:1-2a.5.7-8.9-10.11,R:1
Yoh 17:20-26
Novena Roh Kudus Hari Ke Tujuh
Di Paroki Roh Kudus


Introduksi :

Kita semua pasti merasa dikuatkan dan mengalami sukacita dalan hati ketika orang lain mendoakan kita, terutama ketika kita berada dalam situasi yang sulit, konflik yang kita alami, atau karena sakit, ataupun soal-soal lain yang kita hadapi. Kita mengalami kekuatan dalam menghadapi berbagai keulitan hidup kalau kita didoakan Uskup, Pastor Paroki, orang tua, sesama teman dan tetangga, terutama ketika kita benar-benar membutuhkan kekuatan Tuhan dalam doa dari sesama kita. 

Bacaan Injil Novena kepada Roh Kudus hari ketujuh ini, menampilkan Tuhan Yesus berdoa bagi para muridNya dan bagi kita semua yang percaya kepadaNya agar kita semua bersatu dalam nama Yesus, agar kita hidup bersatu dalam komunitas keluarga, komunitas lingkungan, komunitas wilayah dan komunitas paroki. Yesus mendoakan kita agar kita dalam komunitas tidak membawa perpecahan tetapi persatuan untuk kemajuan bersama.  Yesus berdoa bagi kita agar kita bersatu seperti Yesus bersatu dengan Bapa di Surga dan Roh Kudus untuk menyatukan, bukan untuk memecahbelah.  Yesus berdoa bagi kita agar semua potensi, kemampuan, talenta, yang kita miliki, berkolaborasi untuk membangun Persatuan Komunitas Paroki Roh Kudus. Yesus berdoa agar kita bersatu dengan Tuhan dan bersatu dengan sesama untuk kebaikan bersama.

"Surga & Bumi : Milik Manusia atau Milik Tuhan"



"SURGA & BUMI : Milik Manusia atau Milik TUHAN"
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Tajuk Rancana Kompas, rabu, 15 Mei 2013, hal.6 menyampaikan pesan ini kepada pembaca : Biaya politik, biaya pemilu, sangat mahal. Hanya mereka yang berasal dari keluarga kaya dan pesohor yang yang bisa membiayai pemilu. Kecenderungan seperti inilah yang sekarang mulai terasa di negeri kita, Indonesia. Keadaan ini membawa orang kaya yang duduk di kursi RI satu. RI ini dibawa kontrol dan kuasa orang kaya. Atau lebih dalam lagi RI ini milik orang berduit. Orang tidak berduit bukan memiliki RI ini.
   
Membaca tulisan yang menurunkan pesan seperti itu, saat saya menyiapkan renungan hari ini, muncul pertanyaan dalam pikiran yang lahir dalam tulisan ini: Apakah hidup ini milik orang hebat dalam hal ini orang kaya? Apakah surga itu juga hanya milik orang kaya? Apakah orang miskin tidak memiliki hidup? Apakah orang miskin tidak memiliki surga?  
Tuhan kalau bisa disogok dengan uang agar hidup orang yang menyogok itu lebih lama, maka dunia ini adalah penuh dengan para penyogok. Kalau Allah itu mata duitan sebagai yang utama, maka dunia ini hanya dipenuhi oleh orang-orang yang hebat yang memiliki harta kekayaan. Kalau Tuhan itu bisa disogok maka Surga juga adalah milik orang kaya. Kalau Allah itu bisa disogok maka Allah menutup pintu kehidupan dan pintu Surga bagi orang yang "kere", sebaliknya Allah hanya membuka lebar pintu kehidupan atau pintu surga bagi orang yang kaya raya secara material. Kalau demikian, maka Allah kita adalah Allah yang materialis. Allah kita adalah Allah yang diskriminatif. Allah kita adalah Allah yang tidak adil.

Kita semua ketika berada di hadapan kematian, jenasah yang terbaring di hadapan kita, lantas ada berbagai pemikiran yang membalikkan pernyataan di atas. Kematian adalah ungkapan bahwa Allah kita tidak dapat disogok. Kematian membuat kita berpikir bahwa Allah kita tidak diskriminatif. Kematian itu dialami oleh orang kaya maupun miskin. Kematian itu adalah milik semua orang dan dialami semua orang lintas batas: suku, agama, ras dan antar golongan. Kematian itu membuka pikiran kita tentang Allah kita yang adil.

Keadilan Allah dinyatakan di dalam Kematian yang dialami oleh siapa saja. Kematian itu adalah jalan yang dilewati oleh setiap manusia berjalan dari ibu pertiwi menuju kerahiman Allah di Surga. Orang berjalan dari dunia ke surga, tidak menggunakan pesawat yang langsung take off dari bumi ini, langsung mendarat di Surga. Kematian adalah jalan pembuka orang beriman berziarah dari bumi ini kembali ke Rumah Bapa di Surga.

Yoh 14:6 menegaskan Yesus adalah Jalan, kebenaran dan kehidupan. Melalui Yesus semua orang yang percaya kepadaNya berjalan dari bumi ke Rumah Bapa di Surga. Jalan itu adalah jalan KematianNya setelah lahir, hidup, berkarya, menderita, wafat di Salib, dimakamkannya di dalam perut bumi atau rahim ibu pertiwi.

Yesus datang dari Kerahian Bapa di Surga ke dunia melalui rahim Ibu Maria, Yesus kembali ke Kerahiman Allah Bapa di Surga melalui Rahim Ibu Pertiwi. Yesus bangkit dari kubur pada hari ketiga, lalu menampakkan diri kepada para muridNya dan selama 40 hari hadir di antara para muridNya, lalu naik ke Surga, duduk sisi kanan Bapa di Surga menyiapkan tempat bagi semua orang lintas batas yang percaya kepadaNya.

Dia pergi ke Surga, tidak membiarkan kita sendirian tetapi dia mengutus Roh Kudus kepada kita, kepada Gereja di seluruh dunia, menyertai kita dan Gereja serta menuntun kita dan Gereja berjalan sesuai satu arah yang menyelamatkan yaitu kembali ke Rumah Bapa, melalui jalan Yesus yaitu jalan kematian.

Kematian dalam refleksi Karl Jaspers adalah situasi batas manusia. Manusia tidak dapat menunda kematian. Manusia tidak dapat menghindari kematian. Manusia tidak dapat memperpanjang kehidupannya secara fisik. Manusia yang otentik adalah manusia yang menerima situasi batas yang berpuncak dalam kematian. Kepasrahan total manusia menerima kematiannya menunjukkan keotentikan manusia. Kematian menjadi satu jalan manusia menyerahkan diri kepada "yang transenden" yaitu Allah sumber kehidupan yang sejati, yang menjadi nyata di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan yang sejati.

Kita yang masih hidup berjalan di Jalan Tuhan Yesus yang mengantar kita menuju Surga. Kita berdoa bagi sesama karena doa kita menyelamatkan dan mengampuni dosa-dosanya. Iman Marta kepada Yesus adalah Mesias, seperti terungkap dalam Yoh 11: 25-27, membangkitkan Lazarus saudara Marta, yang telah meninggal. Maka kita selalu mendokan sesama sebagai ungkapan perhatian dan cinta serta kepedulian kita kepada sesama. Mereka atau kita yang mendapat cinta dan perhatian dari sesama pasti mendapat kebahagiaan tertentu. Demikian juga sesama yang kita doakan pada kesempatan ini.


Homili Kremasi Bpk Dominikus dan Mama Theresia
Di Krematorium Eka Praya Kembang Kuning
Rabu 15 Mei 2013
Injil Yohanes 14 : 1-6

Homili Minggu Komunikasi Dunia 12 Mei 2013




KOMUNIKASI : Memecahbelah vs  Menyatukan
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Komunikasi itu menyatukan. Misalnya komunikasi antara seorang laki-laki dengan perempuan yang berpacaran, membantu mereka berdua untuk memutuskan satu pilihan kehidupan bersama sebagai suami isteri. Kita ini lahir dari komunikasi yang menyatukan antara ayah dengan ibu. Komunikasi sosial meneyebarkan informasi-informasi yang menyatukan semua orang yang berasal dari aneka suku dan bahasa, dalam Negara Indonesia yang berbhineka Tunggal ika. Para pendiri Negara Indonesia, berkomunikasi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para imam mengkomunikasikan Sabda Allah yang menyatukan dan menyelamatkan di Mimbar di dalam setiap Perayaan Ekaristi atau ibadat Sabda lainnya. Seorang Dokter dan Perawat berkomunikasi dengan orang sakit yang dilayani berdasarkan pola psikologi orang sakit, sehingga orang sakit merasakan komunikasi yang menyatukan dan memberikan keteduhan di hati orang sakit. Internet menyatukan bermacam-macam manusia dari aneka  suku dan budaya serta, di dalam alun-alun dunia maya.

Komunikasi itu bisa juga memecahbelah sesama manusia. Misalnya seorang suami yang mengaku segala dosa perselingkuhannya kepada isteri yang tidak siap menerima pengakuannya itu, menimbulkan semakin sakit hati, bahkan mengakibatkan perceraian. Seorang suami yang mengalami ketagihan berkomunikasi dengan film porno, mengakibatkan perceraian dengan isterinya. Komunikasi antara para teroris memnghancurkan sesame dan alam sekitar.

Hari ini adalah Hari Minggu Komunikasi sedunia. Paus menyampaikan tiga (3) hal pokok dalam Hari Minggu Komunikasi Sedunia ini. Pertama, Injil dan dunia. Dunia adalah tempat pewartaan Injil. Dunia itu meliputi dunia real dan dunia maya. Dunia itu perlu diisi dengan Nilai-nilai Injil yang bersifat universal untuk menyelamatkan semua orang lintas batas.  Pewartaan kepada Injil di seluruh dunia agar penerima pewartaan berjalan dari jalan yang menyesatkan dalam dunia ini menuju jalan-jalan Tuhan yang menyelamatkan.

Kedua, Komunikasi dan Injil. Komunikasi itu menghubungkan satu dengan yang lainnya. Komunikasi itu bisa membawa hal-hal yang menyalibkan sesame tetapi juga bisa membawa warta yang membangkitkan sesame. Injil adalah pokok warta yang hanya menyelamatkan semua orang lintas batas. Injil harus diwartakan dalam dunia nyata dan riel agar sinar Matahari Injil tetap menyinari di siang hari dan sinar Bulan dan Bintang Injil tetap bersinar di malam Gelap.

Ketiga, Pembangunan dan Injil. Pembangunan dunia maya dan nyata senantiasa diwarnai oleh kejahatan dan kebaikan. Pembangunan dunia maya oleh para pembangun di pusat dunia internet, kantor pusat internet, menawarkan berita yang transparan kepada public. Dunia maya memberikan berita terbaik sekaligus terburuk, sebagai awal bertumbuhnya relativisme. Menghadapi dunia maya yang menyuarakan dan mewartakan relativisme kebenaran itu, Injil tampil pasti sebagai keharusan memberikan kebenaran universal dan mendalam untuk menyelamatkan semua orang dari segi usia, latarbelakang dan maupun golongan. Orang Kristen Katolik tidak menjadi obyek relativisme. Tetapi harus menjadi Subyek atas warta Relativisme kebenaran dan kebaikan. Orang Kristus harus tegas menggunakan kebebasannya memilih Inji sebagai nilai utama yang menyelamatkan semua orang dalam seluruh hidup dan kesaksian hidupnya.
     Kita adalah generasi internet dan generasi computer. Internet adalah medan maya yang tercipta dari medan dunia nyata. Semua ide, peristiwa, yang baik dan benar, yang baik dan jahat yang terjadi di dalam dunia nyata, disebarluaskan melalui dunia maya internet, tanpa seleksi oleh kantor pusat internet. Dalam dunia maya orang bisa menyembunyikan indentitas asli dunia nyata, dalam menyebarkan berita-berita yang menghancurkan dan menyalibkan sesama manusia dan dunia. Kita sebagai orang Katolik diciptakan dielngkapi dengan kebebasan yang semestinya kita gunakan untuk memilih yang terbaik dan terbenar yang bersumber pada Injil yang menyelamatkan bukan menyalibkan ataupun menghancurkan sesama.


Homili Minggu Komunikasi Dunia
Minggu Paskah VII 12 Mei 2013
Kis 7 : 55 -60
Mzm. 97
Why 22 : 12 – 14. 16-17.20
Yoh 17 : 20 – 26
















Rabu, Mei 15, 2013

ORANG HEBAT : "Superior vs Humble"



ORANG HEBAT : “Superior vs Humble”
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Majalah hidup 5 Mei 2013, halaman 50, menurunkan sebuah tulisan yang berisi tentang :”Keluarga Hebat Gereja Hebat”.  Kehebatan itu dapat membawa keluarga atau Gereja semakin “humble” tetapi juga bisa semakin “superior”.  Kesombongan dapat membuat orang merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan lupa untuk terus belajar  termasuk belajar dari sesama dan alam sekitar. Sebaliknya kerendahan hati adalah awal yang baik untuk terus membuka diri untuk membentuk diri dan dibentuk ke arah yang lebih baik dan benar. Kemalasan adalah awal yang menutup jalan bagi diri untuk mengembangkan dirinya.  Kerajinan adalah awal yang baik untuk terus mengembangkan diri lintas batas, pulau dan daerah. Ciri orang yang terus beajar adalah menanamkan habitus membaca dalam dirinya.

Bacaan-bacaan Suci hari ini berbicara tentang orang-orang yang hebat yang rendah hati, bukan orang – orang hebat yang  sombong.  Ciri orang hebat yang sombong adalah tidak meminta sesama untuk membantu dirinya ketika dia mengalami persoalan di dalam hidupnya. Sebaliknya orang hebat yang rendah hati adalah orang yang meminta tolong kepada Tuhan dan sesame untuk formasi dirinya. Yesus bersabda : “Mintalah maka akan menerima, supaya penuhlah  sukacitamu”. Apolos adalah orang hebat yang rendah hati. Ia pandai berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Tetapi  ia terbuka pada bimbingan, arahan, pendidikan  tentang : “SIAPA ITU YESUS” di rumah Priskila dan Akwila. Formasi iman  Apolos itu berhasil.  Apolos orang Yahudi itu kemudian beriman kepada Yesus adalah Mesias. Ia mewartakan Tuhan Yesus yang telah bangkit dan membela imannya kepada Yesus adalah  Mesias, secara ilmiah didukung oleh sumber-sumber  atau data-data kitab Suci.

Homili Sabtu 11 Mei 2013
Kis 18 : 23 – 28
Mzm 47 : 2-3.8-9.10
Yoh 16 : 23b-28