*P.Benediktus Bere Mali, SVD*
Manusia
adalah multidimensi. Satu dimensi yang ditampilkan pada kesempatan ini adalah
kepemimpinan. Satu tokoh yang terkenal memberikan cara menjadi seorang pemimpin
yang baik adalah Kihajar Dewanatara. Ia memberikan tiga cara prinsip yang
semestinya dimiliki seorang pemimpin yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo artinya
seorang pemimpin memberikan contoh kepada mereka yang dipimpin atau seorang
pemimpin berjalan di depan mereka yang dipimpinnya; Ing Madya Mangunkarsa yang
artinya seorang pemimpin hadir di antara yang dipimpinnya dengan memberikan
semangat kepada yang dipimpinnya; dan Tut Wuri Handayani yang berarti seorang
pemimpin mendorong dari belakang mereka yang dipimpinnya ke arah yang baik dan
benar, yang berbobot untuk kebaikan bersama dan diri sendiri.
Yesus
dan murid – muridNya datang ke Yerusalem untuk melihat penderitaan Yesus dan
kemenangan Tuhan Yesus atas maut. Perjalanan itu sepertinya sudah diatur
sedemikian rapi. Yesus adalah pemimpin dan Guru bagi para muridNya dengan
berjalan di depan mereka berjalan menuju Yerusalem untuk sang Guru menderita,
wafat, dan kemudian bangkit pada hari ketiga sebagai bukti kemenangan Tuhan
Yesus atas maut dan kematian. Para muridNya dengan penuh kecemasan dan
ketakutan serta pemikiran akan suksesi kepemimpinan, sambil terus setia
mengikuti Tuhan Yesus menuju Yerusalem dari belakang Sang Guru. Ada murid yang
tenggelam dalam kecemasan dan ketakutan terus mengikuti Tuhan Yesus. Ada yang
dikuasai oleh perebutan kekuasaan dan mengungkapkan ambisinya itu kepada Tuhan
Yesus. Menghadapi ambisi dua murid yang minta posisi atau kedudukan pada Yesus
itu, sepuluh murid yang lain marah terhadap mereka dua. Kesempatan itu menjadi
konteks yang paling baik digunakan Tuhan Yesus untuk memberikan pencerahan
kepada para murid tentang intisari menjadi pemimpin.
Yesus menjelaskan dengan memberikan contoh.
Menjadi pemimpin untuk menjadi hamba yang melayani sampai mati seperti diriNya
yang berjalan ke Yerusalem menuju derita salib di jalan menuju Golgota untuk
menyelamatkan semua orang lintas batas yang percaya kepadaNya. Menjadi pemimpin
bukan untuk menjadi pribadi yang dilayani oleh bawahannya.
Kita umat Katolik percaya kepada Tuhan
Yesus yang memimpin dengan memberi contoh kepada kita para pengikutNya. Orang
berkata bahwa kata-kata itu menggerakkan tetapi teladan hidup atau contoh hidup
itu lebih menggerakan. Tuhan Yesus
memiliki itu dan kita yang percaya kepadaNya pun berjuang memiliki hal itu di
dalam kehidupan nyata kita.
Homili
di Ursulin Jl. Dharmo Surabaya
Rabu
29 Mei 2013
Sir
36 : 1.4-5a.10-17
Mzm
79
Mrk
10:32-45