Kamis, April 28, 2011

Kotbah Tutup Peti

“MENABUNG

DEMI MASA DEPAN”

*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Hidup Duniawi

Setiap orang tua di zaman modern ini pasti memikirkan tentang masa depannya yang lebih baik. Meraih masa depan yang lebih baik dari pada hidup kini yang sedang dialami dan dilalui ini memerlukan persiapan sejak dini yang sebaiknya memulainya saat ini dan disini.

Perbuatan nyata yaitu menabung uang hasil pekerjaan dan hasil usaha yang mendatangkan keuntungan adalah sebuah tindakan konkret untuk meraih masa depan yang lebih baik. Masa depan yang lebih baik itu meliputi multidimensi bidang-bidang kehidupan.

Multidemensi kehidupan masa depan yang lebih baik itu meliputi perumahan yang lebih baik bagi keluarga, pendidikan anak-anak yang berbobot dalam persaingan dunia yang sangat menekankan profesionalisme, kesehatan seluruh anggota keluarga yang lebih baik pada masa yang akan datang, kebutuhan primer dan sekuder terpenuhi dan ditambah dengan kebutuhan mewah yang menambah sukacita di masa mendatang, yang menjadi cita-cita setiap manusia.

Mengidealkan masa depan yang lebih baik dan bermutu menjadi motivator setiap manusia untuk mengerjakan apa saja yang baik dan benar pada masa kini dan disini di usia yang penuh energik ini untuk mendapatkan keuntungan dari hasil yang pekerjaan, dan ditabung untuk kelak meraih masa depan yang diharapkan.

Hidup Rohani

Kehidupan rohani adalah sebuah peziarahan menuju kepenuhan kehidupan spiritual pada masa depan yang diharapkan. Masa depan kehidupan spiritual adalah kerinduan dan harapan setiap kaum beriman untuk mendiami kediaman Rumah Bapa di Surga.

Meraih masa depan kehidupan spiritual selain merupakan rahmat dari atas, ada juga sisi manusiawi/insane yang diberi ruang untuk diisi. Manusia harus menempatkan diri secara aktif merebut harapan masa depan yang lebih baik.

Satu perbuatan nyata kaum beriman selama hidupnya di atas planet bumi ini adalah menabung perbuatan yang baik dan benar di hadapan sesama, terhadap diri sendiri dan terhadap Tuhan.

Menabung perbuatan baik dan benar dalam hidup orang beriman yang mengharapkan kehidupan spiritual masa depan yang lebih baik, menjadi tekanan utama di dalam Kitab Kebijaksanaan 4:7-15. Dikatakan bahw orang jujur yang menikmati ketentraman. Hidup orang yang tidak bercela menjadi ukuran untuk mengalami perdamaian dalam kehidupan rohani di masa depan. Mereka yang selama hidupnya mengedepankan perbuatan baik dan benar, Tuhan pasti mencintainya. Perlindungan Allah tersedia bagi mereka yang melakukan yang baik, benar dan jujur. Mereka itu pasti mengalami kehidupan kesempurnaan dalam Allah.

Para beriman menabung perbuatan-perbuatan baik, benar dan jujur selama masa ziarah hidupnya di atas planet bumi ini memiliki aturan mainnya yang harus ditaati.

Alat ukur atau kriteria atau batasan menabung perbuatan jujur, perbuatan yang baik dan benar selama hidupnya, yang dipegang jadi patokan adalah Yesus Kristus sebagai satu-satunya yang memberikan kepastian bagi kita untuk meraih masa depan yang lebih baik , yang senantiasa membawa kehagiaan yang tiada berakhir.

Mengapa Yesus sebagai Patokan? Yesus adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Yesus melewati jalan salib kematianNya menuju kehidupan abadi di Surga, puncak kehidupan sempurna yang penuh dengan sukacita abadi. Yesus sendiri bersabda : “ Akulah jalan kebenaran dan kehidupan. Hanya melalui Aku orang yang percaya kepadaKu sampai ke Rumah BapaKu di Surga.” Kepastian Tuhan Yesus menunjukkan DiriNya sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan abadi di Surga membangkitkan kepastian iman dan kepercayaan kita kepadaNya untuk menata diri dan seluruh hidup kita selama berziarah di atas bumi ini seturus kehendakNya yang menyelamatkan dan menuntun kita kepada kebahagiaan kekal di Surga.

Iman kepada Kristus yang telah bangkit dari kematianNya membangkitkan harapan kita akan masa depan bahwa kita yang percaya kepadaNya sebagai satu-satunya jalan keselamatan, pasti dalam iman akan mengalami kehidupan di dalam rumah Bapa di Surga yang penuh dengan sukacita abadi.

Iman Kita Menyelamatkan Sesama

Kita berdoa bagi sesama entah yang hidup dan sudah mati karena kita yakin bahwa doa kita orang beriman mempunyai daya penyelamatan bagi sesama.

Ada dasar biblis tentang betapa pentingnya kita berdoa bagi sesama yang menyelamatkan sesama. Iman Marta kepada Yesus sumber kebangkitan dan kehidupan membangkitkan Lazarus saudaranya yang telah mati. (Bdk.Yoh 11 : 25-27). Pendasaran biblis ini meneguhkan doa kita bagi sesama yang masih hidup maupun yang sudah mati untuk keselamatan mereka. Oleh karena itu kita tidak pelit atau tidak bosan-bosannya mendoakan sesama sebagai pemberian yang terbaik bagi keselamatan sesama yang kita doakan.

Doa adalah perbuatan baik dan benar bagi keselamatan sesama dalam nama Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal di dalam Surga. Yesus secara pasti bersabda : “Akulah jalan kebenaran dan kehidupan, hanya melalui Aku setiap orang yang percaya masuk mendiami Rumah Bapa.” Mengapa kita ragu lagi untuk percaya kepada Tuhan Yesus? Iman Marta kepadaYesus sumber kebangkitan dan kehidupan, membangkitkan Lazarus saudaranya yang telah mati. Mengapa kita tidak memanfaatkan iman kita kepada Kristus yang telah bangkit untuk menyelamatkan sesama?

Sumber Inspirasi:

Keb 4:7-15

Yoh 14:1-7

Minggu Paskah 24 April 2o11

Soverdi St. Arnoldus Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar