*P.
Benediktus Bere Mali, SVD*
Manusia itu
memiliki multidimensi. Salah satu dimensi manusia adalah dimensi religius (iman)
dari pribadi manusia. Kehidupan religius (iman) pribadi manusia meliputi dua
aspek yaitu aspek personal dan aspek sosial. Iman seseorang berdampak ke dalam
diri untuk menyelamatkan diri sendiri dan berdampak ke luar diri untuk
menyelamatkan sesama.
Injil Markus
9:14-19 menampilkan aspek personal dan aspek sosial dari iman dan kepercayaan.
Usaha pribadi mempertajam iman kepada Tuhan Yesus diterima secara positif oleh
Tuhan Yesus. Iman ayah yang anaknya kerasukan setan sejak kecil ditambahkan
oleh Tuhan Yesus berkat usahanya berjalan menuju Tuhan Yesus dan mencintai
Yesus sang kebijaksanaan Allah yang telah menjadi manusia dan hadir di antara
kita. Cinta ayah itu kepada Tuhan Yesus sang kebijaksanaan sejati itu terungkap
di dalam doanya dan sembah sujudnya dengan penuh kerendahan hati di hadapan
Tuhan Yesus. Bacaan pertama Kitab Putra Sirakh menyatakan bahwa orang yang
mencintai kebijaksanaan akan mendapat kebijaksanaan itu. Ayah anak yang
kerasukan itu mencintai Yesus sang kebijaksanaan sejati. Dia telah menerim
kebijaksanaan itu. Bukti dia telah diberi kebijaksanaan adalah imannya kepada
Tuhan Yesus. Iman itu lahir dari rahmat Tuhan sekaligus dari usahanya.
Iman ayah itu
menyelamatkan dirinya. Iman itu telah
menuntun dia berjalan dari kebijaksanaan dunia menuju kebijaksanaan surga yang
diperoleh dalam iman Katolik hanya di dalam diri Tuhan Yesus. Kisah Para Rasul
4 : 12 berbicara bahwa “No Ather Name” , hanya di dalam nama Yesus ada
keselamatan. Ayah anak yang kerasukan sejak lahirnya itu telah menemukan Nama
Yesus sumber keselamatan bagi dirinya dan bagi anaknya yang kerasukan sejak
kecil. Iman ayah itu menyembuhkan
anaknya yang kerasukan.
Mujizat penyembuhan
itu terjadi disusul pertanyaan para murid kepadaNya: mengapa kami tidak dapat
mengusir setan? Yesus menjawab, jenis ini hanya dapat dilakukan dalam doa. Doa
adalah kekuatan utama mengusir setan. Tanpa doa setan mengusir kita dan bahkan
menguasai kita. Doa pribadi, doa bersama yang berpuncak di dalam ekaristi kudus
adalah kearifan utama seorang yang menjalani hidup dalam komunitas biara. Doa
adalah kekuatan utama panggilan kaum berjubah.
Homili
Senin 20 Mei 2013
Sir
1:1-10
Mzm
93:1ab.1c-2.5
Mrk
9: 14-29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar