MAKNA MENGEBASKAN DEBU KAKI
Ibr.
12 : 18 – 19.21-24;
Mrk 6 : 7 – 13
Homili Kamis, 7 Februari 2013-02-07
Dari Surabaya UntukDunia
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Mengapa para murid mengebaskan debu kaki sebelum
meninggalkan sebuah kampung atau tempat daerah yang orang-orangnya menolak
pewartaan Kerajaan Allah yang menjadi nyata di dalam Yesus?
Kaki yang kotor pasti dibersihkan sebelum masuk ke
dalam tempat yang bersih dan suci serta kudus.
Kotoran melekat di kaki itu bisa berasal dari debu atau lumpur. Ketika
para murid masuk kedalam daerah – daerah mewartakan Injil kemudian pewartaan itu ditolak itu
menunjukkan bahwa orang – orang di daerah itu adalah orang yang menodai
pewartaan Kerajaan Allah yang mereka bawa dan wartakan. Penodaan itu berasal dari lumpur dan debu dosa
orang setempat yang tidak mau dibersihkan oleh para murid yang mewartakan
Kerajaan Allah. Lumpur dosa dan debu dosa itu pun akhirnya melekat pada kaki
para murid yang mewartakan Kerajaan
Allah.
Para murid adalah wadah bagi Kerajaan Allah. Wadah harus
bersih untuk menmpatkan yang kudus dalam wadah tersebut. Wadah yang kotor tidak
layak bagi yang kudus. Lebih tidak layak lagi kalau wadah yang kotor tidak
bersedia untuk dibersihkan bahkan menolak untuk dibersihkan.
Para murid
adalah pewarta Kerajaan Allah. Sebagai pewarta Kerajaan Allah mereka sendiri
hidup dalam Kerajaan Allah itu. Kesaksian hidup mereka mengalirkan nilai-nilai
damai, suka cita dan kejujuran dan keadilan yang mereka bawa dan wartakan. Setiap noda yang mengotori nilai-nilai itu
harus dibersihkan agar nilai-nilai itu selalu terawat. Orang yang menerima pewartaan adalah mereka
yang terbuka dan membiarkan diri berjalan bersama Sang Sabda dalam kesetiaan
dan ketekunan. Mereka yang menolak
nilai-nilai Kerajaan Allah memilih hidup dan berjalan bersama Kerajaan diri
yang egois yang menyesatkan diri dan sesama. Penyelamatan diri dan sesama
datang dari Kerajaan Allah. Penyesatan diri dan sesama datangnya dari kerajaan
setan.
Sebelum
meninggalkan tempat yang menolak pewartaan para murid, para murid mengebaskan debu di kakinya di daerah itu
menunjukkan bahwa yang kotor dari daerah
itu ditinggalkan di daerah itu dan dengan demikian para murid tidak
bertanggungjawab atas masa depan mereka yang menolak pewartaan Kerajaan Allah
yang menyelamatkan. Penolakan mereka berarti mereka berjalan bersama kekotoran
dosa egoisme mereka. Mereka menjauhkan diri dari keselamatan bagi mereka kini
dan masa yang akan datang.