Rabu, Mei 15, 2013

ORANG HEBAT : "Superior vs Humble"



ORANG HEBAT : “Superior vs Humble”
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Majalah hidup 5 Mei 2013, halaman 50, menurunkan sebuah tulisan yang berisi tentang :”Keluarga Hebat Gereja Hebat”.  Kehebatan itu dapat membawa keluarga atau Gereja semakin “humble” tetapi juga bisa semakin “superior”.  Kesombongan dapat membuat orang merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan lupa untuk terus belajar  termasuk belajar dari sesama dan alam sekitar. Sebaliknya kerendahan hati adalah awal yang baik untuk terus membuka diri untuk membentuk diri dan dibentuk ke arah yang lebih baik dan benar. Kemalasan adalah awal yang menutup jalan bagi diri untuk mengembangkan dirinya.  Kerajinan adalah awal yang baik untuk terus mengembangkan diri lintas batas, pulau dan daerah. Ciri orang yang terus beajar adalah menanamkan habitus membaca dalam dirinya.

Bacaan-bacaan Suci hari ini berbicara tentang orang-orang yang hebat yang rendah hati, bukan orang – orang hebat yang  sombong.  Ciri orang hebat yang sombong adalah tidak meminta sesama untuk membantu dirinya ketika dia mengalami persoalan di dalam hidupnya. Sebaliknya orang hebat yang rendah hati adalah orang yang meminta tolong kepada Tuhan dan sesame untuk formasi dirinya. Yesus bersabda : “Mintalah maka akan menerima, supaya penuhlah  sukacitamu”. Apolos adalah orang hebat yang rendah hati. Ia pandai berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Tetapi  ia terbuka pada bimbingan, arahan, pendidikan  tentang : “SIAPA ITU YESUS” di rumah Priskila dan Akwila. Formasi iman  Apolos itu berhasil.  Apolos orang Yahudi itu kemudian beriman kepada Yesus adalah Mesias. Ia mewartakan Tuhan Yesus yang telah bangkit dan membela imannya kepada Yesus adalah  Mesias, secara ilmiah didukung oleh sumber-sumber  atau data-data kitab Suci.

Homili Sabtu 11 Mei 2013
Kis 18 : 23 – 28
Mzm 47 : 2-3.8-9.10
Yoh 16 : 23b-28

Homili Sabtu 11 Mei 2013

ORANG HEBAT : “Superior vs Humble”
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Majalah hidup 5 Mei 2013, halaman 50, menurunkan sebuah tulisan yang berisi tentang :”Keluarga Hebat Gereja Hebat”.  Kehebatan itu dapat membawa keluarga atau Gereja semakin “humble” tetapi juga bisa semakin “superior”.  Kesombongan dapat membuat orang merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan lupa untuk terus belajar  termasuk belajar dari sesama dan alam sekitar. Sebaliknya kerendahan hati adalah awal yang baik untuk terus membuka diri untuk membentuk diri dan dibentuk ke arah yang lebih baik dan benar. Kemalasan adalah awal yang menutup jalan bagi diri untuk mengembangkan dirinya.  Kerajinan adalah awal yang baik untuk terus mengembangkan diri lintas batas, pulau dan daerah. Ciri orang yang terus beajar adalah menanamkan habitus membaca dalam dirinya.

Bacaan-bacaan Suci hari ini berbicara tentang orang-orang yang hebat yang rendah hati, bukan orang – orang hebat yang  sombong.  Ciri orang hebat yang sombong adalah tidak meminta sesama untuk membantu dirinya ketika dia mengalami persoalan di dalam hidupnya. Sebaliknya orang hebat yang rendah hati adalah orang yang meminta tolong kepada Tuhan dan sesame untuk formasi dirinya. Yesus bersabda : “Mintalah maka akan menerima, supaya penuhlah  sukacitamu”. Apolos adalah orang hebat yang rendah hati. Ia pandai berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Tetapi  ia terbuka pada bimbingan, arahan, pendidikan  tentang : “SIAPA ITU YESUS” di rumah Priskila dan Akwila. Formasi iman  Apolos itu berhasil.  Apolos orang Yahudi itu kemudian beriman kepada Yesus adalah Mesias. Ia mewartakan Tuhan Yesus yang telah bangkit dan membela imannya kepada Yesus adalah  Mesias, secara ilmiah didukung oleh sumber-sumber  atau data-data kitab Suci.

Homili Sabtu 11 Mei 2013
Kis 18 : 23 – 28
Mzm 47 : 2-3.8-9.10
Yoh 16 : 23b-28

ORANG HEBAT : "Superior ata Humble"



ORANG HEBAT : “Superior vs Humble”
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Majalah hidup 5 Mei 2013, halaman 50, menurunkan sebuah tulisan yang berisi tentang :”Keluarga Hebat Gereja Hebat”.  Kehebatan itu dapat membawa keluarga atau Gereja semakin “humble” tetapi juga bisa semakin “superior”.  Kesombongan dapat membuat orang merasa puas dengan apa yang dimilikinya dan lupa untuk terus belajar  termasuk belajar dari sesama dan alam sekitar. Sebaliknya kerendahan hati adalah awal yang baik untuk terus membuka diri untuk membentuk diri dan dibentuk ke arah yang lebih baik dan benar. Kemalasan adalah awal yang menutup jalan bagi diri untuk mengembangkan dirinya.  Kerajinan adalah awal yang baik untuk terus mengembangkan diri lintas batas, pulau dan daerah. Ciri orang yang terus beajar adalah menanamkan habitus membaca dalam dirinya.

Bacaan-bacaan Suci hari ini berbicara tentang orang-orang yang hebat yang rendah hati, bukan orang – orang hebat yang  sombong.  Ciri orang hebat yang sombong adalah tidak meminta sesama untuk membantu dirinya ketika dia mengalami persoalan di dalam hidupnya. Sebaliknya orang hebat yang rendah hati adalah orang yang meminta tolong kepada Tuhan dan sesame untuk formasi dirinya. Yesus bersabda : “Mintalah maka akan menerima, supaya penuhlah  sukacitamu”. Apolos adalah orang hebat yang rendah hati. Ia pandai berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Tetapi  ia terbuka pada bimbingan, arahan, pendidikan  tentang : “SIAPA ITU YESUS” di rumah Priskila dan Akwila. Formasi iman  Apolos itu berhasil.  Apolos orang Yahudi itu kemudian beriman kepada Yesus adalah Mesias. Ia mewartakan Tuhan Yesus yang telah bangkit dan membela imannya kepada Yesus adalah  Mesias, secara ilmiah didukung oleh sumber-sumber  atau data-data kitab Suci.

Homili Sabtu 11 Mei 2013
Kis 18 : 23 – 28
Mzm 47 : 2-3.8-9.10
Yoh 16 : 23b-28