Buka
Pintu Hulu – Hilir Aliran Ampun
Homili Selasa 5 Maret
2013
Dan 3 : 25. 34 – 43
Mzm 25 :
4bc-5ab.6-7bc.8-9
Mat 18 : 21 – 35
P.
BENEDIKTUS BERE MALI, SVD
Buku
Air Mata Bola mengemukakan ke permukaan bahwa permainan bola kaki mendatangkan
hiburan tetapi juga mendatangkan sakit hati bagi manusia. Pihak yang kalah
dihina, dilecehkan bahkan ditindas dengan sikap, kata dan ekspresi dari mereka
yang menangn atau pendukungnya. Pihak yang menang tertawa puas bahagia dan
sukacita di antara sakit hati mereka yang kalah.
Pernyataan
dalam Buku Air Mata Bola itu membenarkan pengalaman saya ketika saya bermain
bola pada waktu pesta Famili. Kami bermain pada saat musim hujan sehingga
lapangan berlumpur. Ketika saya menendang bola, kaki saya mencapai wajah dan
bahu seorang lawan sehingga wajah dan bahunya penuh lumpur. Teman itu marah
saya, jengkel bahkan dendam saya. Saya menanggapinya dengan tulus menyatakan minta
maaf kepadanya. Tetapi reaksinya agak
berbeda. Dia berteriak berkata : “sampai kucing bertanduk pun saya tidak akan
mengampuni.” Saya pun berusaha mengihindari amarahnya terhadap saya. Saya sudah berusaha secara tulus memberi maaf
tetapi saat itu dia belum siap menerima maaf malah mengatakan sampai kucing
bertanduk pun tidak akan memberi maaf. Saya bermain demikian bukan jengkel atau
marah terhadap dia. Peristiwa itu terjadi dalam permainan secara kebetulan atau
spontan.
Injil
hari ini berbicara tentang pengampunan kepada sesama tanpa batas. Seorang
pengikut Yesus mengampuni seperti Yesus yang mengampuni tanpa batas. Pintu
pengampunan seorang pengikut Yesus, selalu terbuka. Pintu hulu pengampunan
dalam diri selalu terbuka menerima aliran ampunan Tuhan kepada diri yang berdosa. Pintu hilir pengampunan dalam diri juga
senantiasa terbuka memberi ampunan kepada sesama dan menerima ampunan dari
sesama. Artinya seorang pengikut Yesus sesungguhnya tidak menyimpan dendam
kepada sesama walaupun ada banyak orang yang mendendam dirinya. Seorang
pengikut Yesus senantiasa mengampuni sekalipun orang lain tidak mau
mengampuninya. Seorang pengikut Yesus senantiasa mencintai sesama lintas batas
walaupun banyak orang yang memusuhinya.