Jumat, November 28, 2008
PASTOR TIDAK MEMPUNYAI EMAS ATAU PERAK. PASTOR HANYA MEMPUNYA KARYA TULIS. PASTOR TIDAK MEMPUNYAI ISTERI. PASTOR TIDAK MEMPUNYAI ANAK. PASTOR MENGABADIKAN NAMA DALAM KARYA TULISNYA. MEMAKNAI HIDUP PASTOR DENGAN MENULIS BUKU AGAR NAMA DIABADIKAN. SETUJU YA......
INI BUKU PERDANA. CETAKAN PERTMA HAMPIR HABIS TUNTAS. KALAU MAU BELI DAN PESAN KONTAK AJA PENULIS DI JALAN MAJAPAHIT 36 SURABAYA. EMAIL : soverdi@gmail.com atau bbmesvede@yahoo.com
Rabu, November 26, 2008
KABA DARI MALU DAN AIBA'A SENIOR
Kaba berarti memberi berkat. Misalnya saya menerima kaba dari para suku Malu dalam adat kenduri atau dalam bahasa Adat LAL GUJU. Sesudah saya menerima KABA dari para malu, saya juga menerima KABA sebagai berkat dari anggota sukuku yang sudah SENIOR.
Saya hendak menerima berkat dalam KABA ini pada setiap adat Kenduri dalam suku Monewalu. Saya juga minta berkat atau KABA dari para suku MALU sebagai asal-usul suku SAYA pada saat saya akan mengikuti ujian atau saya hendak meninggalkan tanah suku Bunak pergi ke tempat yang jauh. Saya minta KABA pada para suku MALU dengan urutan acara yang KHAS. Saya meminta seorang SUKU MALU yang sudah senior. Suku MALU ini menyiapkan SIRI, PINANG, KAPUR yang disimpan di dalam wadah yaitu TAKA GIRAL ATAU OPA. Lantas Pemberi KABA mendoakan MOLO (Siri) PU (Pinang) dan HAU ( KAPUR) yang ada dalam OPA itu. Waktu doa, Pendoa meminta berkat HOT ESEN (Wujud Tertinggi) melalui POR GOMO (Pemimpin Suku Yang Masih Hidup Maupun yang sudah Meninggal), dan melalui para leluhur. Lewat doa itu, HOT ESSEN hadir dalam simbol siri, pinang dan kapur itu dan kemudian Siri, Pinang dan Kapur itu dimakan oleh pemberi KABA. Sesudah itu MALU memberi Kaba di dahi dengan membuat tanda salib di dahi dan meniup kepala peminta KABA, dan juga meniup kedua tangan peminta KABA.
Biasanya penerima KABA menyampaikan terimakasih kepada Pemberi KABA dan memberi derma atau stipendium kepada Pemberi Kaba setelah menerima berkat KABA. Derma atau stipendium itu sesuai kerelaan penerima KABA.
Saya biasanya setiap kali pulang Libur waktu masih Pelajar selalu meminta KABA dari para MALU dan Orang TUa dan anggota Keluarga Yang Senior dan memiliki kewibawaan dalam kehidupan bersama SUKU. Saya merasakan dampak ketenangan dan mendapat dukungan yang luarbiasa dari keluarga Pemberi KABA dalam menuntut Ilmu disamping sukungan saya dengan belajar yang tekun dan disiplin. ****
Saya hendak menerima berkat dalam KABA ini pada setiap adat Kenduri dalam suku Monewalu. Saya juga minta berkat atau KABA dari para suku MALU sebagai asal-usul suku SAYA pada saat saya akan mengikuti ujian atau saya hendak meninggalkan tanah suku Bunak pergi ke tempat yang jauh. Saya minta KABA pada para suku MALU dengan urutan acara yang KHAS. Saya meminta seorang SUKU MALU yang sudah senior. Suku MALU ini menyiapkan SIRI, PINANG, KAPUR yang disimpan di dalam wadah yaitu TAKA GIRAL ATAU OPA. Lantas Pemberi KABA mendoakan MOLO (Siri) PU (Pinang) dan HAU ( KAPUR) yang ada dalam OPA itu. Waktu doa, Pendoa meminta berkat HOT ESEN (Wujud Tertinggi) melalui POR GOMO (Pemimpin Suku Yang Masih Hidup Maupun yang sudah Meninggal), dan melalui para leluhur. Lewat doa itu, HOT ESSEN hadir dalam simbol siri, pinang dan kapur itu dan kemudian Siri, Pinang dan Kapur itu dimakan oleh pemberi KABA. Sesudah itu MALU memberi Kaba di dahi dengan membuat tanda salib di dahi dan meniup kepala peminta KABA, dan juga meniup kedua tangan peminta KABA.
Biasanya penerima KABA menyampaikan terimakasih kepada Pemberi KABA dan memberi derma atau stipendium kepada Pemberi Kaba setelah menerima berkat KABA. Derma atau stipendium itu sesuai kerelaan penerima KABA.
Saya biasanya setiap kali pulang Libur waktu masih Pelajar selalu meminta KABA dari para MALU dan Orang TUa dan anggota Keluarga Yang Senior dan memiliki kewibawaan dalam kehidupan bersama SUKU. Saya merasakan dampak ketenangan dan mendapat dukungan yang luarbiasa dari keluarga Pemberi KABA dalam menuntut Ilmu disamping sukungan saya dengan belajar yang tekun dan disiplin. ****
ORANG MATI, KARYA TULISNYA ABADI
Hari ini Selasa 25 November 2008 Komunitas SVD mengadakan pertemuan komunitas. Ada banyak hal yang akan kami bicarakan. Pertama saya membagi pengalaman iman akan centenial AJ JF. Sharing berarti membagi apa yang saya alami. Centenial berarti seratus tahun meninggalnya santo Arnoldus Jansen dan Santo Yosef Freinademetz. Ada tiga hal yang menjadi kerangka pembicaraan saya yaitu KENANGAN HIDUP DAN KARYANYA, PERAYAAN YANG AKAN BERPUNCAK PADA 15 JANUARI 2008 dan HAL KETIGA YANG TERPENTING ADALAH RENEW = PEMBARUAN. Dalam pembicaraan kali ini, hanya tentang kenangan hidup dan KARYA kedua Santo AJ dan JF, dan RENEW.
I. KARYA ABADI
1.1. Santo ARNOLDUS JANSSEN ( AJ )
Arnoldus Jansen aktif dalam Kerasulan DOa. Dari doa ini lahir banyak inspirasi. Doa memberi dia daya yang luarbiasa. Doa dapat mengubah dirinya. Doa menguabh pikirannya. Perubahan yang dia kandung dan dia lahirkan itu meliputi tiga karya monumental untuk mewujudkan mimpinya Meewartakan KERAJAAN ALLAH kepada segala bangsa yang belum mengenal Allah atau kafir. Tiga karya besar itu meliputi mendirikan SVD, SSpS dan SSpS AP.
1.1.1. SVD
SVD dia dirikan pada usia imamatnya yang keempat belas. Usia imamat 14 tahun, dia mulai mendirikan SVD. Waktu itu AJ berusia 40 tahun. Usia yang penuh dengan mimpi. Usia yang penuh dengan menggantungkan cita-cita setinggi langit. AJ menghargai diri dengan menggantikan cita-cita setinggi langit dan tentu dibalik citanya itu bisa ditebak, AJ tidak mau menggantungkan cita-cita serendah atau tidak mempunyai cita yang memandu diri pada tidak menghargai diri sendiri. Mimpi itu dia konkretkan dengan mendirikan SVD. Anggota SVD dipersiapakan dan dikirim ke seluruh dunia mewartakan INJIL kepada bangsa-bangsa kafir. Visi AJ Kerajaan Allah bertahta di atas bumi ini terlaksana dalam SVD dan para anggotanya yang menjadi misionaris di segala bangsa.
1.1.2. SSpS
Arnoldus tetap memounyai mimpi. Mimpi mendirikan SSpS. Pada waktu mendirikan SSpS ini AJ berusia 54 tahun. Dia berusia imamat 28 tahun. Dia mendirikan SSpS, 14 tahun kemudian setelah mendirikan SVD. Selama 14 tahun AJ menyusun strategi untuk mendirikan SSpS.
1.1.3. SSpSAP
Konggregasi ini didirikan pada usianya 61 tahun, usia imamatnya 36 tahun dan waktu itu dia mendirikan konggregasi pendoa ini 7 tahun setelah mendirikan SSpS. Dia menyusun mimpinya dan menyusun strategi untuk mencapai mimpinya itu selama 7 tahun setelah mendirikan SSpS.
Demimikian karya-karya monumental abadi dari Santo Arnoldus Janssen (AJ). Santo yang satu ini telah mengisi USia imamat dan panggilannya dengan karya-karyanya yang berguna bagi diri, bagi manusia, bagi bangsa dunia dan Gereja Sejagat.
1.2. Santo Josef Freinademetz (JF)
1.2.1. Dari Imam Projo Menjadi SVD
JF ini menjadi imam projo selama 3 tahun. Tahun keempat dia masuk SVD dan dipersiapkan di Steyl kemudian pada tahun kelima imamatnya dia menjadi misionaris di CHINA tanpa sekalipun cuti ke kampunghalamannya. Dia menjadi misionaris di China selama 19 tahun, belajar bahasa China, budaya china sampai dia mati dan dia katakan bahwa sampai di Surga pun saya mau tetap menjadi orang China.
1.2.2. Misi Kontekstual
JF bermisi bukan membawa Kristus yang sudah diformat oleh budaya Eropa. JF bersama orang China berjalan bersama mengikuti Jejak Allah yang berjalan di China. Dia bersama umat berjalan di atas Jalan Tuhan mengikuti Tuhan yang diimani.
II. RENEW
2.1. AJ dan JF hidup hanya sekali. Mereka telah membuat hidupnya bermakna dengan melakukan hal-hal yang luar biasa yang berguna bagi dirnya, gereja dan kita semuanya. Gunanya itu kita rasakan dan alami saat ini menjadi anggota SVD yang sedang berjalan bersama mengikuti Jejak Allah. Kita kerja Sama berjalan bersama menuju cita yang terpusat pada KERAJAAN ALLAH. Kita juga hanya hidp sekali. Kita belajar dari AJ dan JF yang telah mengisi usia imamat dan panggilannya dengan karya-karya monumental bagi pembaruan dunia dalam Allah. Kita melakukan satu karya kecil-kecilan saja. Saya bermimpi mengabadikan nama saya dengan Hasil Karya perdana adalah buku KEMBALI KE AKAR. Pastor tidak punya isteri. Pastor tidak punya anak. Pastor dapat dikenang hanya lewat KARYA TULISNYA SAJA. Makna hidupku ada dalam KARYA KU " KEMBALI KE AKAR".... Dalam rentang waktu hidup yang begitu singkat AJ dan JF mengisi usia imamat dengan baik sebagai satu ungkapan syukur sekaligus penghargaan terhadap hiup yang diberi ALLAH DAN MILIK ALLAH. Allah beri modal hidup maka AJ dan JF telah melipatgandakannya. KITA, SAYA, ANDA.... ?
2.2. Beberapa bulan yang lalu, tepat Hari Sabtu 8 November 2008 Malam sesudah ibadat malam, Komunitas SOVERDI SURABAYA menonton bersama pada layar lebar di Pendopo WAS FILM " THE MISSION". Ada pesan terakhir yang sangat menarik saya setelah menonton FILM itu adalah Misionaris perintis telah tiada. generasa penerus tetap ada. Misi ada dalam tangan generasi muda, generasi penerus. Dalam konteks Centenial, kita melihat AJ dan JF telah tiada, tetapi karya-karya monumental tetap ada dan tetap hidup. Mereka meninggalkan tongkat misi kepada kita dan kita lah kini melanjutkan dan membawa tongkat misi Kerajaan Allah kepada segala Suku Bangsa di dunia.
2.3. Misionaris Perintis Telah Mati. Misi Tetap hidup. Inti pesan FILM " THE MISSION". Dalam konteks centenial, Para pendiri dan perintis SVD, SSpS, SSpSAP telah tiada, generasi pengganti bertumbuh dan terus bertambah. Misi Allah adalah misi AJ dan JF dan misi kita dan misi generasi penerus.
2.4. AJ dan JF telah bekerjasama dalam mewartakan Kerajaan Allah kepada segala bangsa Kafir. AJ adalah pemikir. JF adalah petugas pastoral. Perbedaan kemampuan dan talenta membuat mereka saling melengkapi dalam mencapai visi yang satu dan sama yaitu KERAAJAAN ALLAH BERTAHKTA DI ATAS BUMI INI.
***********S E M O G A *****
I. KARYA ABADI
1.1. Santo ARNOLDUS JANSSEN ( AJ )
Arnoldus Jansen aktif dalam Kerasulan DOa. Dari doa ini lahir banyak inspirasi. Doa memberi dia daya yang luarbiasa. Doa dapat mengubah dirinya. Doa menguabh pikirannya. Perubahan yang dia kandung dan dia lahirkan itu meliputi tiga karya monumental untuk mewujudkan mimpinya Meewartakan KERAJAAN ALLAH kepada segala bangsa yang belum mengenal Allah atau kafir. Tiga karya besar itu meliputi mendirikan SVD, SSpS dan SSpS AP.
1.1.1. SVD
SVD dia dirikan pada usia imamatnya yang keempat belas. Usia imamat 14 tahun, dia mulai mendirikan SVD. Waktu itu AJ berusia 40 tahun. Usia yang penuh dengan mimpi. Usia yang penuh dengan menggantungkan cita-cita setinggi langit. AJ menghargai diri dengan menggantikan cita-cita setinggi langit dan tentu dibalik citanya itu bisa ditebak, AJ tidak mau menggantungkan cita-cita serendah atau tidak mempunyai cita yang memandu diri pada tidak menghargai diri sendiri. Mimpi itu dia konkretkan dengan mendirikan SVD. Anggota SVD dipersiapakan dan dikirim ke seluruh dunia mewartakan INJIL kepada bangsa-bangsa kafir. Visi AJ Kerajaan Allah bertahta di atas bumi ini terlaksana dalam SVD dan para anggotanya yang menjadi misionaris di segala bangsa.
1.1.2. SSpS
Arnoldus tetap memounyai mimpi. Mimpi mendirikan SSpS. Pada waktu mendirikan SSpS ini AJ berusia 54 tahun. Dia berusia imamat 28 tahun. Dia mendirikan SSpS, 14 tahun kemudian setelah mendirikan SVD. Selama 14 tahun AJ menyusun strategi untuk mendirikan SSpS.
1.1.3. SSpSAP
Konggregasi ini didirikan pada usianya 61 tahun, usia imamatnya 36 tahun dan waktu itu dia mendirikan konggregasi pendoa ini 7 tahun setelah mendirikan SSpS. Dia menyusun mimpinya dan menyusun strategi untuk mencapai mimpinya itu selama 7 tahun setelah mendirikan SSpS.
Demimikian karya-karya monumental abadi dari Santo Arnoldus Janssen (AJ). Santo yang satu ini telah mengisi USia imamat dan panggilannya dengan karya-karyanya yang berguna bagi diri, bagi manusia, bagi bangsa dunia dan Gereja Sejagat.
1.2. Santo Josef Freinademetz (JF)
1.2.1. Dari Imam Projo Menjadi SVD
JF ini menjadi imam projo selama 3 tahun. Tahun keempat dia masuk SVD dan dipersiapkan di Steyl kemudian pada tahun kelima imamatnya dia menjadi misionaris di CHINA tanpa sekalipun cuti ke kampunghalamannya. Dia menjadi misionaris di China selama 19 tahun, belajar bahasa China, budaya china sampai dia mati dan dia katakan bahwa sampai di Surga pun saya mau tetap menjadi orang China.
1.2.2. Misi Kontekstual
JF bermisi bukan membawa Kristus yang sudah diformat oleh budaya Eropa. JF bersama orang China berjalan bersama mengikuti Jejak Allah yang berjalan di China. Dia bersama umat berjalan di atas Jalan Tuhan mengikuti Tuhan yang diimani.
II. RENEW
2.1. AJ dan JF hidup hanya sekali. Mereka telah membuat hidupnya bermakna dengan melakukan hal-hal yang luar biasa yang berguna bagi dirnya, gereja dan kita semuanya. Gunanya itu kita rasakan dan alami saat ini menjadi anggota SVD yang sedang berjalan bersama mengikuti Jejak Allah. Kita kerja Sama berjalan bersama menuju cita yang terpusat pada KERAJAAN ALLAH. Kita juga hanya hidp sekali. Kita belajar dari AJ dan JF yang telah mengisi usia imamat dan panggilannya dengan karya-karya monumental bagi pembaruan dunia dalam Allah. Kita melakukan satu karya kecil-kecilan saja. Saya bermimpi mengabadikan nama saya dengan Hasil Karya perdana adalah buku KEMBALI KE AKAR. Pastor tidak punya isteri. Pastor tidak punya anak. Pastor dapat dikenang hanya lewat KARYA TULISNYA SAJA. Makna hidupku ada dalam KARYA KU " KEMBALI KE AKAR".... Dalam rentang waktu hidup yang begitu singkat AJ dan JF mengisi usia imamat dengan baik sebagai satu ungkapan syukur sekaligus penghargaan terhadap hiup yang diberi ALLAH DAN MILIK ALLAH. Allah beri modal hidup maka AJ dan JF telah melipatgandakannya. KITA, SAYA, ANDA.... ?
2.2. Beberapa bulan yang lalu, tepat Hari Sabtu 8 November 2008 Malam sesudah ibadat malam, Komunitas SOVERDI SURABAYA menonton bersama pada layar lebar di Pendopo WAS FILM " THE MISSION". Ada pesan terakhir yang sangat menarik saya setelah menonton FILM itu adalah Misionaris perintis telah tiada. generasa penerus tetap ada. Misi ada dalam tangan generasi muda, generasi penerus. Dalam konteks Centenial, kita melihat AJ dan JF telah tiada, tetapi karya-karya monumental tetap ada dan tetap hidup. Mereka meninggalkan tongkat misi kepada kita dan kita lah kini melanjutkan dan membawa tongkat misi Kerajaan Allah kepada segala Suku Bangsa di dunia.
2.3. Misionaris Perintis Telah Mati. Misi Tetap hidup. Inti pesan FILM " THE MISSION". Dalam konteks centenial, Para pendiri dan perintis SVD, SSpS, SSpSAP telah tiada, generasi pengganti bertumbuh dan terus bertambah. Misi Allah adalah misi AJ dan JF dan misi kita dan misi generasi penerus.
2.4. AJ dan JF telah bekerjasama dalam mewartakan Kerajaan Allah kepada segala bangsa Kafir. AJ adalah pemikir. JF adalah petugas pastoral. Perbedaan kemampuan dan talenta membuat mereka saling melengkapi dalam mencapai visi yang satu dan sama yaitu KERAAJAAN ALLAH BERTAHKTA DI ATAS BUMI INI.
***********S E M O G A *****
Senin, November 24, 2008
EN GUA DALAM KATA SAKTI
EN GUA, arti denotataifnya adalah asal-usul manusia. EN GUA SUKU BUNAK berarti asal Usul Manusia Suku Bunak. Kata Sakti ini didaraskan seperti mendaraskan mazmur dengan birama yang tertaur dan tetap. Pemdarasan itu harus dalam sebuah penghayatan yang dan keterlibatan perasaan dan hati dalam pendarasan itu. Kekuatan sakti semakin lama-semakain dirasakan bahkan bulu kuduk pun merinding karena kata-kata sakti dengan birama tetap dan tekanan selalau jatuh pada suku kata kedua kata terkahir dalam kalimat sakti itu. Perasaan semakin merasakan pengasal hidup manusia suku Bunak itu hanya dapat dialamai dalam sebuah perasaan karena penghayatan yang sangat mendalam dalam mengucapakan atau mendaraskan kata-kata sakti itu.
Ingat atau bandingkan ketika menyanyikan lagu-lagu bahasa LATIN dalam sebuah Gereja. Walau tidak mengerti tetapi sanagt menyentuh perasaan kita. Perasaan iman akan yang mencipkana kita manusia akan dialami dalam LAGU BAHASA LATIN, misanya misanya requiem.
Ingat atau bandingkan ketika menyanyikan lagu-lagu bahasa LATIN dalam sebuah Gereja. Walau tidak mengerti tetapi sanagt menyentuh perasaan kita. Perasaan iman akan yang mencipkana kita manusia akan dialami dalam LAGU BAHASA LATIN, misanya misanya requiem.
BABA = NAI = PAMAN = OM
OM atau BABA ini memiliki pengaruhnya yang sungguh luar biasa.
Kehadiran mereka menentukan roda perjalanan kehidupan manusia suku Bunak.
Kualitas dan wibawah BABA sungguh diharapkan oleh anggota suku agar para BABA dapat memberikan keputusan yang membawa kesejahteraan banyak orang dalam sukunya. BABA dan ketua suku sungguh-sungguh memiliki pengaruh yang besar dalam seluruh urusan adat SUku Bunak. Adat Lal Guju maupun adat LAL BELIS atau adat yang berhungan dengan semua perayaan adat yang membawa sukacita bagi para anggota sukunya.
Kehadiran mereka menentukan roda perjalanan kehidupan manusia suku Bunak.
Kualitas dan wibawah BABA sungguh diharapkan oleh anggota suku agar para BABA dapat memberikan keputusan yang membawa kesejahteraan banyak orang dalam sukunya. BABA dan ketua suku sungguh-sungguh memiliki pengaruh yang besar dalam seluruh urusan adat SUku Bunak. Adat Lal Guju maupun adat LAL BELIS atau adat yang berhungan dengan semua perayaan adat yang membawa sukacita bagi para anggota sukunya.
MERASAKAN PERENIAL DALAM TEMPORAL ADAT RITUS "LOBOR HIN, BOTO, LESU ASU" SUKU BUNAQ AITOUN
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*
Informasi ini diperoleh dari P.Linus Mali. pada Minggu 23 November 2008 pukul 20.00 - 21.30 WIB via tellepone dari Surabaya ke Asueman.
Dikatakan bahwa pada waktu seorang anggota suku meninggal NAER dan DIABU DEPAL DARA dalam dan sekitar LOBOR atau tenda yang dibangun untuk pelaksanaan LAL GUJU atau adat duka atau kenduri Suku Bunaq Aitoun.
Maka setelah adat duka itu LOBOR atau tenda itu harus dibongkar dan NAER dan DIABU DEPAL DARAH harus dbubarkan atau dipindahkan ke tempat asalnya atau tempat kediamannya.
Proses pembongkaran LOBOR dan Pemindahan NAER atau DIABU DEPAL DARAH atau kekuatan gelap ini dengan membunuh seekor Babi dan kepalanya disimpan didepan LAL GOMO atau TUA ADAT lantas disampaikanlah mantra-mantra untuk memindahkan atau mengusir kekuatan jahat yang ada di sekitar rumah adat tempat berlangsungnya adat Kenduri tersebut.
Kata sakti LAL GOMO itu berdaya mengusir atau lebih tepatnya memindahkan NAER dan DIABU yang ada di sekitar tempat LAL GUJU.
Dengan kata sakti dalam mantra tentang pemindahan kekuatan jahat itu, maka usai pembongkaran itu keadaan sekitar rumah duka kembali normal.
Acara adat LOBOR HIN atau pembongkaran ini mengakhiri semua adat kematian suku Bunaq Aitoun.
Kepala babi dan doa mantra atau kata sakti mengusir atau memindahkan kekuatan jahat yaitu LAKAR GOMO atau tuan kejahatan dan UIT GOMO GOLI atau usir kekuatan gelap atau jahat diusir atau dipindahkan ke tempat asalnya atau kediamannya.
Merasakan keyakinan bahwa selama EN HESER atau orang meninggal, kekuatan kegelapan atau kejahatan yang disebut UIT GOMO dan LAKAR GOMO sedang DEPAL DARAH atau memasang kuping dan matanya sedang mencari korban kematian berikutnya karena mereka ini haus darah dan makan daging dan minum darah manusia.
Kekuatan jahat ini harus dipindahakan ke tempatnya dengan memberi kepala babi dalam kata sakti dalam mulut LAL GOMO yang berdoa dalam ritus adat itu.
Merasakan hal ini sungguh manarik sekali bahwa Suku Bunaq Aitoun memproduksi cara berpikirnya yang sangat unik. Kekhasan itu terletak dalam fondasi berpikirnya dalam menjaga keseimbangan atau keharmonisan antara kekuatan jahat dan kekuatan yang baik. Atau dengan rumusan lain bahwa harmoni suku Bunaq Aitoun adalah memberikan bagian yang proporsional kepada kekuatan jahat-negatif dan kekuatan baik-positif sehingga masing-masing berada pada posisi dan tempatnya masing-masing, tidak saling merebut atau mengganggu satu sama yang lain.
Hal ini terungkap dalam pemberian daging kepala babi kepada kekuatan jahat disertai kata mantra-mantra sakti LAL GOMO atau TUA ADAT dalam adat ritus LOBOR HIN atau bongkar tenda, BOTO artinya bubar, LESU ASU artinya menurunkan semua embel-embel dan perhiasan LOBOR atau tenda adat kenduri atau LAL GUJU.
Konsep harmoni yang demikian sangat berbeda dengan konsep berpikir Agama Katolik yang mengutamakan kekuatan baik-positif dan mengusir atau menolak kekiatan jahat-negatif.
Mayoritas penduduk Suku Bunaq Aitoun adalah beragama Katholik berkat karya pelayanan para misionaris tetapi masih berakar kuat dalam adat istiadatnya yang dalam konteks ini masih sangat bertentangan dengan ajaran Iman Katolik. Kekuatan jahat dan kekuatan baik selalu ada dalam sebuah hidup dan adat kematian suku Bunaq. Ritus adat ciptaan tradisi ini mencipta cara berpikir, berperasaan dan beraksi suku Bunaq Aitoun di dalam kehidupannya sehari-hari. Temporal adat yang tampil di dalam fenomena yang diobservasi ini memiliki perenial adat yaitu isi, makna, utamanya konsep harmoni yang ada dibalik fisikal adat ini.
Perjuangan antara kekuatan jahat dengan kekuatan kebaikan untuk merebut rakyatnya, manusia, untuk menjadi pengikutnya, sangat dominan dalam adat istiadat LAL GUJU Suku Bunak Aitoun. LAL GUJU artinya ritus adat kenduri, ritus adat duka Suku Bunaq Aitoun.
Pertanyaannya adalah bagaimana tentang masa depan manusia yang diperebutkan oleh kedua kekuatan itu? Setiap orang tidak tahu nasib orang-orang yang sedang diperebutkan oleh dua kekuatan itu. Hanya satu hal yang pasti di antara sekian banyak kemungkinan yang bisa terjadi adalah bahwa: "jika restoran tidak ada, maka sangat penting menciptakannya."
Dari ritus adat ini, pembaca merasakan tiga cara berpikir Suku Bangsa Bunaq di dalam tiga bagan berikut.
Tiga cara berpikir ini membentuk cara berperasaan dan cara berperilaku dalam diri setiap anggota Suku Bunaq Aitoun, dulu, kini, dan selamanya.
Dari ritus adat ini, pembaca merasakan tiga cara berpikir Suku Bangsa Bunaq di dalam tiga bagan berikut.
Tiga cara berpikir ini membentuk cara berperasaan dan cara berperilaku dalam diri setiap anggota Suku Bunaq Aitoun, dulu, kini, dan selamanya.
Ketika suku Bunaq Aitoun hadir dalam ritus adat, orang-orang yang hadir itu secara benar-benar berpikir, berperasaan, beraksi secara utuh dalam lingkaran berpikir di atas, secara setara, seimbang, harmonis, sederajat, utuh, total, menyeluruh: relasi dengan Aku/diri sendiri, Anda/sesama, Alam Semesta, Arwah Leluhur, Supranatural/Allah. Suku Bunaq memiliki cara berpikir dalam lima relasi tersebut sekaligus dalam eksistensinya bersama yang lain, baik dalam ritus resmi maupun dalam hidup sehari-hari.
Ini rasa cara berpikir, berperasaan dan berperilaku suku Bunaq Aitoun yang terbuka untuk dilengkapi oleh setiap orang yang mau menjadi orang pertama dan utama "tenggelamkan diri dibaptis dalam sungai yordan adat suku Bunaq Aitoun, dan pada saat itulah terdengar dari langit Suku Bunaq Aitoun, inilah anak yang kukasihi, dengarkanlah dia. Itulah awal karya pelayanan antropolog di tanah Suku Bunaq Aitoun."
Itu berarti seorang hebat yang datang ke Suku Bunaq Aitoun tapi yang rendah hati datang ke wilayah suku Bunaq Aitoun, merendahkan diri, belajar dari bawah-ke atas, agar hasil pelajarannya bertumbuh dari tanah bawah subur yang berakar dalam, bukan dari langit yang melayang-layang tidak menyentuh bumi Suku Bunaq Aitoun.
Demikian sebuah pemaknaan cara berpikir Aloysius Pieris rasa Asia yang kemudian dimaknai dalam konteks teks ini yaitu dalam rasa cara berpikir Suku Bunaq Aitoun.
Perenial Adat Abadi, Sang Supranatural yang menyatakan dirinya dalam temporal adat "lobor hin, lesu asu, boto." LOBOR HIN artinya membongkar tenda. LESU ASU berarti menurunkan mahkota beserta semua perhiasan keagungan tenda dan menurunkan semua bunga keindahan di panggung tenda. BOTO artinya semuanya dibubarkan, yang baik bergi melakukan yang baik di jalannya, yang negatif sudah kenyang lewat ritus ini lulu pergi dengan perut yang kenyang ke tempat tinggalnya, tidak mengganggu lagi semua yang sedang berbuat baik di jalannya. Ritus di atas UMON ini juga Melahirkan tiga cara berpikir Suku Bunaq Aitoun dan Fisikal Adat Ritus "Bula Ho'on" memproduksi Metafisikal konsep berpikir Suku Bunaq Aitoun. ***
Daftar Pustaka
A.A. Bere Tallo. (1978), Adat Istiadat dan Kebiasaan Suku Bangsa Bunaq di Lamaknen-Timor Tengah, Weluli, 7 Juli 1978
Mali, Benediktus Bere, Wolor, John (ed). (2008). Kembali ke Akar . Jakarta: Cerdas Pustaka Pub..
Mali, Benediktus Bere, Wolor, John (ed). (2008). Kembali ke Akar . Jakarta: Cerdas Pustaka Pub..
Minggu, November 23, 2008
MALU-AIBA'A : 32 RUMAH SUKU DI AITOUN
Tiga puluh dua suku di Aitoun yang ada ini dari Sumber BEI THOMAS omnya Pak Linus Mali. Pada hari ini Minggu 23 November saya mendapat berita informasi via Telepone dari 20.00 - 21.30 WIB dari Guru Linus Mali dan Ama Gabriel Mali. Tiga puluh suku yang ada ini berasal dari tiga kelompok besar yaitu Suku-suku yang berasal dari Kelompok Luta Rato Jo Pata, dari Oburu - Marobo dan dari Ro Iku Ro Bulan.
I. Suku yang Berasal dari Luta Rato Jo Pata
1.1. Lianain Joil Bul
1.2. Uma Meran Bin Saka
1.3. Lianain Pur Gewen
1.4. Lianain Sutep
1.5. Lianain Kaluk
1.6. Lianain Boit
1.7. Laimea
1.8. Mot Alan
1.9. Monewalu
1.10. Mone Sogo
1.11. Hen Lulik
II. Suku yang dari Oburu-Marobo
2.1. Lela Bere Watan
2.2. Lela Bere Bese
2.3. Lela Bere Kaluk
2.4. Lela Bere Pur Bul
2.5. Lela Bere Aisal Bul
2.6. Lela Bere Delo Bul
2.7. Astalin Mot
2.8. Astalin Ai Huin
2.9. Astalin Pur Bul
2.10. Ho Kiik Deu Masak
2.11. Ho Kiik Deu Gol
III. Suku-suku Dari Ro Ikun - Ro Bulan
3.1. Dato Alin
3.2. Hukun Deu Masak
3.3. Hukun Deu Gol
3.4. Magil
3.5. Dato Mil Ailae ( JHONY KOI)
3.6. Dato Mil Monegulo
3.7. Si Gup
3.8. Dato Mil Bulot
EN GUA AITOUN MIL NO
I. Suku yang Berasal dari Luta Rato Jo Pata
1.1. Lianain Joil Bul
1.2. Uma Meran Bin Saka
1.3. Lianain Pur Gewen
1.4. Lianain Sutep
1.5. Lianain Kaluk
1.6. Lianain Boit
1.7. Laimea
1.8. Mot Alan
1.9. Monewalu
1.10. Mone Sogo
1.11. Hen Lulik
II. Suku yang dari Oburu-Marobo
2.1. Lela Bere Watan
2.2. Lela Bere Bese
2.3. Lela Bere Kaluk
2.4. Lela Bere Pur Bul
2.5. Lela Bere Aisal Bul
2.6. Lela Bere Delo Bul
2.7. Astalin Mot
2.8. Astalin Ai Huin
2.9. Astalin Pur Bul
2.10. Ho Kiik Deu Masak
2.11. Ho Kiik Deu Gol
III. Suku-suku Dari Ro Ikun - Ro Bulan
3.1. Dato Alin
3.2. Hukun Deu Masak
3.3. Hukun Deu Gol
3.4. Magil
3.5. Dato Mil Ailae ( JHONY KOI)
3.6. Dato Mil Monegulo
3.7. Si Gup
3.8. Dato Mil Bulot
EN GUA AITOUN MIL NO
Daftar Pustaka
A.A. Bere Tallo. (1978), Adat Istiadat dan Kebiasaan Suku Bangsa Bunaq di Lamaknen-Timor Tengah, Weluli, 7 Juli 1978
Mali, Benediktus Bere, Wolor, John (ed). (2008). Kembali ke Akar . Jakarta: Cerdas Pustaka Pub..
Mali, Benediktus Bere, Wolor, John (ed). (2008). Kembali ke Akar . Jakarta: Cerdas Pustaka Pub..
Senin, November 03, 2008
BUKU KEMBALI KE AKAR
Langganan:
Postingan (Atom)