Dipercaya
Bungakan Modal-Nya
Homili
Jumat Pertama 1 Maret 2013
(Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mat 21:33-43.44-45)
(Kej 37:3-4.12-13a.17b-28; Mat 21:33-43.44-45)
P.
Benediktus Bere Mali, SVD
Seorang pemodal
pasti dapat memberikan modalnya kepada orang yang dipercaya untuk
mengembangkan uangnya agar uangnya berbunga baik untuk dirinya maupun untuk
pemodal. Sebaliknya seorang pemodal tidak akan memberikan modalnya kepada
orang yang tidak mampu membungakan modal yang dia terima. Pemodal pun akan
mengambil kembali modal yang telah diberikan kepada orang yang
dipercaya itu, kalau ia tidak dapat mengembangkan modal itu. Modal itu
akan diberikan kepada orang lain yang lebih dapat membungkan modal itu.
Injil hari ini
berbicara menyangkut modal, pemodal, penerima modal dalam kaitannya dengan
pengembangan atau perambatan Kerajaan Allah di dalam dunia ini. Pemodal
adalah Tuhan sendiri. Modal adalah nilai – nilai Kerajaan Allah. Nilai-nilai
Kerajaan Allah itu adalah keadilan dan kedamaian, kebaikan dan kebenaran.
Penerima modal yang diberikan pemodal adalah kaum beriman. Penolak modal dari
pemodal adalah orang kafir. P enolak
itu adalah mereka yang memiliki niat jahat seperti saudara-saudara Yusuf yang
dengki dan iri hati serta rencana membunuh Yusuf, kemudian dialihkan rencana
itu dengan menjual Yusuf dengan harga seorang hamba yang dijual kepada raja
pada saat itu. Mereka demia materi, nilai hidup dan persaudaraan dikorbankan.
Meereka yang menerima modal Kerjaan Allah adalah Ruben dan Yehuda yang
senantiasa meyakinkan saudara-saudara yang lain untuk tidak membunuh Yusuf
karena dia adalah saudara mereka.
Tuhan
memberikan modal Kerajaan Allah itu kepada orang yang terpilih layak menerima
Kerajaan Allah. Orang yang menerima modal itu adalah orang yang beriman
kepadaNya. Harapan Tuhan atas penerima modal adalah membungakan modal Kerajaan
Allah itu kepada sesama dalam tugas perutusannya sebagai pebisnis di perusahaan
spiritual Tuhan Yesus sebagai Kerajaan Allah yang telah menjadi nyata dan
tinggal di antara kita. Penerima modal yang tidak kreatif progresif
membungakan modal nilai-nilai Kerajaan Allah itu membangkitkan pemodal menarik
kembali modal itu dan modal itu diberikan kepada orang lain yang dapat
dipercaya untuk mengembangkan modal itu. Hal itu ditegaskan dalam Sabda Allah
ini : "Kerajaan Allah akan diambil dari
padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah
Kerajaan itu".
Intisari Sabda Allah ini sangat jelas. Bangsa Israel adalah bangsa
terpilih untuk mengembangkan modal imannya kepada Tuhan. Pengembangan modal
iman itu bertujuan agar setiap orang beriman dapat berkembang baik secara
kualitas maupun secara kuantitas. Tetapi karena Israel yang telah dipercaya
Tuhan untuk mengembangkan modal Kerajaan Allah itu, tidak dapat membungakan
modal yang telah diterimanya, maka Allah mengambil inisiatif mengambil kembali
modal Kerajaan Allah itu, lalu modal itu diberikan kepada bangsa lain yang
dipandang lebih layak dan pantas mengembangkan modal Kerajaan Allah itu.
Bangsa-bangsa
lain yang menerima modal Kerajaan Allah itu termasuk kita yang beriman kepada
Kristus Yesus pada saat ini di tempat kita masing-masing. Belajar dari
kegagalan bangsa terpilih merambatkan Kerajaan Allah, kita semestinya membangun
sebuah habitualisasi iman kepada Yesus Kristus dalam kata dan laku baik secara
internal ke dalam Gereja untuk membangun kehidupan keimanan yang berkualitas
maupun secara eksternal perambatan iman kepada Kristus kepada dunia manusia
yang belum mengenal Kristus Yesus menjadi mengenal dan beriman kepada Tuhan
Yesus Kristus, sebagai upaya nyata membangun umat dalam kuantitasnya berjalan
menuju pintu kualitas iman yang setia menanti.