Senin, Agustus 17, 2020

"Hanya ada Surga Tidak Ada Neraka" dalam Adat Kenduri Suku Bunaq Aitoun


*P.Benediktus Bere Mali, SVD*






Di sana,  di Surga tempat terminal perjumpaan semua kita tanpa kecuali. 


Trimakasih kaka Alo (kakak Kamilus Tai Bere). Trimakasih. Trimakasih kebaikan dan jasa kaka Alo untuk kami adik-adik, ponakan, cucu dan anak serta seluruh keluarga. 

Kaka lebih dahulu ke Surga. Ke sana kami susul. Kita jumpa di sana. Cerita tentang kami di dunia utk keluarga "Malu ai" di sana, di Surga. Doakan kami. Kita berdoa bersama. Doa mendekatkan kita bersama. Salam dan berkat utk kaka dan keluarga di sana, di Surga. Alirkan berkat kak bersama leluhur dari sana,  dari Surga untuk kami di bumi. Trimakasih kaka. Terimakasih kaka. Trimakasih kaka Alo. 



Kakak Alo dalam keadaan yang tiada tanda-tanda perpisahan dengan keluarga. 
Tepat hari Minggu 16 Agustus 2020, kakak Alo berpisah pergi ke Surga dari dunia- 
 Atambua-Timor-NTT-Indonesia. 

Pada hari ini, tepatnya menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, 
kaka Alo pergi ke Surga merayakan kemerdekaan abadi di Surga. 

Kaka Alo sudah tidak memiliki lagi beban penderitaan fisikal tubuh. 

Kini kaka Alo hanya memiliki sukacita abadi di Surga. 

Benar sekali bahwa dalam budaya Kakak Alo, budaya Suku Bunaq Aitoun, rumah suku Monewalu, khusus dalam adat kenduri bagi kakak Alo, tidak ada kosa kata "Neraka".  

Orientasi hidup manusia di  dunia adalah pasti menuju "Surga". Adat kenduri khususnya adat Ritus "Si Por Pak" adalah adat inti mengantar jiwa orang yang meninggal dunia,  masuk ke dalam kebahagiaan abadi di Surga. 
Dalam bahasa suku Bunaq, Surga dikenal "Mot Tama" melalui adat kenduri " Si Por Pak."

Adat "Si Por Pak"  ini memiliki dua sisi. 

Pertama, mendamaikan anggota keluaga "malu-ai" suku Bunaq di dunia, khususnya keluarga "malu-ai" yang langsung berhubungan langsung dengan seorang yang meninggal,  khususnya dalam hal ini Kakak Alo.  Damai anggota keluarga Kaka Alo di bumi dapat memproduksi keiklasan hati semua anggota keluarga di bumi, mengantar kakak Alo  menuju Surga. Untuk itu Adat Kenduri ini di laksanakan dalam kedamaian anggota keluarga. Rekonsiliasi dilakukan bagi anggota-anggota keluarga yang konflik. Rekonsiliasi itu membangun kembali relasi 5A secara harmonis; yang terdiri dari relasi harmonis dengan diri sendiri (Aku), dengan (Alam) semesta, dengan Arwah leluhur, dan dengan Allah /Supranatural. Konflik membuat relasi 5A itu labil. Adat rekonsiliasi seperti dalam video di bawah ini kembali menstabilkan kembali relasi harmonis 5A suku Bunaq Aitoun. Video ini suara rekaman aslinya dihapus dan diganti dengan lagu dan musik Mazmur 133 yang menarik rasa " Betapa indahnya hidup rukun dan damai sebagai saudara" yang merangkum makna mendalam rekonsiliasi dalam adat Suku Bunaq Aitoun seperti dalam gerakan proses rekonsiliasi ritus adat damai anggota rumah suku Monewalu yang konflik. 

 Video Rekonsiliasi konflik anggota Rumah Suku Monewalu di Asueman-Malate- Kedesaan Aitoun. Rekonsiliasi ini dalam adat Kenduri. 

Video ini dari 
Bapak Marianus Luan
Saksi langsung Adat Rekonsiliasi
Suku Bunaq Aitoun.



Kedua, adat "Si Por Pak" memberikan kedamaian abadi bagi Kakak Alo di Surga.


Berikut adalah contoh adat "Si Por Pak" bagi seorang anggota keluarga yang telah meninggal beberapa tahun lalu. Contoh  adat seperti ini juga akan dibuat untuk kakak Alo masuk Surga atau "Mot Tama."


Video ini adalah dokumen pribadi  Penulis. 

Adat "Si Por Pak"  dalam kenduri ini
 Menciptakan Surga bagi anggota
Suku Bunaq, yang meninggal. 

Dengan demikian 
Adat "Si Por pak" ini tidak mengenal kosa kata 
"Neraka" dalam suku Bunaq Aitoun.

Adat "Si Por Pak" ini intinya membangun relasi harmonis dengan diri sendiri (Aku), dengan sesama (Anda), (Alam) Semesta, (Arwah) leluhur dan (Allah) /Supranatural. 

Relasi Harmonis di Bumi dan di Surga. 
Tentang rekonsiliasi suku Bunaq Aitoun, khususnya rumah suku Monewalu,  klik di sini.
dan
Tentang Adat Kenduri Rumah suku Monewalu, Suku Bunaq Aitoun di kedesaan Aitoun, dapat klik di sini


Trimakasih kakak Alo. Doa dan berkat untuk kaka Alo dan semua keluarga "Malu-ai" atau "Feto sawa -Uma mane" di Surga. Alirkanlah berkat Kaka Alo bersama keluarga "Malu-Ai" atau "Feto Sawa -Uma Mane" dari dalam surga untuk kami semua "Malu-Ai"di Bumi. Terima kasih Kaka Alo. 
Kita satu dalam berdoa.


-***-

Rabu, Agustus 05, 2020

Nilai Perpetual dari Temporal Foto







*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Wajah kakek kandung penulis. Beliau adalah guru agama di Stasi Wilain, Tohe Leten pada zamannya.  Tepat penulis lahir pada Rabu 4 April 1973, beliau kembali ke Rumah Bapa di Surga bergabung bersama para kudus yang setia menjadi pendoa bagi semua orang yang sedang berziarah di atas bumi ini. 

Foto ini ketika tiba di depan mata dalam inbox wa penulis, menjadi begitu luarbiasa maknanya bagi penulis. Bapak Marianus Luan, kepala Desa Aitoun mendapat dari seorang keluarga yang menyimpan di albumnya dan memberi keterangan bahwa foto ini adalah kakek kandung penulis. Penulis lalu konfirmasi kepada Om kandung penulis Om Salamon Mau. Beliau menyatakan bahwa benar foto ini adalah kakek kandung penulis. Betapa menyentuh rasa menjumpai kakek kandung penulis setelah 47 tahun seusia penulis beliau pergi ke surga dan inilah pertemuan pertama kakek Vitalis Koi dalam dan lewat foto ini. 

Ceritera dulu tentang kakek terangkum jawabannya dalam selembar fofo kakek Vitalis Koi. 
Kakek adalah Guru Agama. Penulis adalah cucu kandungnya adalah seorang pastor Serikat Sabda Allah. 
Karya Guru Agama kakek berbuah pada cucuknya menjadi pastor Serikat Sabda Allah. Kakek bekerja secara tulus ikhlas melayani umat bersama para misionaris Serikat Sabda Allah yang bekerja pada zamannya. Medan pada waktu itu sangat berat dan kendaraan satu-satunya kuda selain jalan kaki dalam melayani umat pada zamannya. 
Buah baik tidak jauh dari pohonnya yang baik. 
Buah kebaikan kakek telah jatuh dalam diri cucunya yang menjadi imam SVD. 
Melayani Tuhan dengan tulus ikhlas pasti direkam CCTV  dan diputar kembali kebaikan itu pada waktu dan tempat serta jaman yang tepat. 
Kelahiran Penulis di dunia bertemu pada kelahiran baru kakek di Surga.
Pertemuan itu dirangkum di dalam selembar foto kakekku tercinta. 
Selamat jumpa kakek
 Selamat bernahagia di Surga. Selalu mendoakan kami anak cucu cicitmu yang tersebar di seluruh nusantara Indonesia dan dunia. 
Terimakasih.
Terima berkat cucumu pastor SVD
Berkati cucumu
dari dalam surga Abadi
Tujuan hidup kita bersama.

Pesan Metafisikal Selembar Foto Temporal




*P.Benediktus Bere Mali, SVD*


Wajah kakek kandung penulis. Beliau adalah guru agama di Stasi Wilain, Tohe Leten pada zamannya.  Tepat penulis lahir pada Rabu 4 April 1973, beliau kembali ke Rumah Bapa di Surga bergabung bersama para kudus yang setia menjadi pendoa bagi semua orang yang sedang berziarah di atas bumi ini. 

Foto ini ketika tiba di depan mata dalam inbox wa penulis, menjadi begitu luarbiasa maknanya bagi penulis. Bapak Marianus Luan, kepala Desa Aitoun mendapat dari seorang keluarga yang menyimpan di albumnya dan memberi keterangan bahwa foto ini adalah kakek kandung penulis. Penulis lalu konfirmasi kepada Om kandung penulis Om Salamon Mau. Beliau menyatakan bahwa benar foto ini adalah kakek kandung penulis. Betapa menyentuh rasa menjumpai kakek kandung penulis setelah 47 tahun seusia penulis beliau pergi ke surga dan inilah pertemuan pertama kakek Vitalis Koi dalam dan lewat foto ini. 

Ceritera dulu tentang kakek terangkum jawabannya dalam selembar fofo kakek Vitalis Koi. 
Kakek adalah Guru Agama. Penulis adalah cucu kandungnya adalah seorang pastor Serikat Sabda Allah. 
Karya Guru Agama kakek berbuah pada cucuknya menjadi pastor Serikat Sabda Allah. Kakek bekerja secara tulus ikhlas melayani umat bersama para misionaris Serikat Sabda Allah yang bekerja pada zamannya. Medan pada waktu itu sangat berat dan kendaraan satu-satunya kuda selain jalan kaki dalam melayani umat pada zamannya. 
Buah baik tidak jauh dari pohonnya yang baik. 
Buah kebaikan kakek telah jatuh dalam diri cucunya yang menjadi imam SVD. 
Melayani Tuhan dengan tulus ikhlas pasti direkam CCTV  dan diputar kembali kebaikan itu pada waktu dan tempat serta jaman yang tepat. 
Kelahiran Penulis di dunia bertemu pada kelahiran baru kakek di Surga.
Pertemuan itu dirangkum di dalam selembar foto kakekku tercinta. 
Selamat jumpa kakek
 Selamat bernahagia di Surga. Selalu mendoakan kami anak cucu cicitmu yang tersebar di seluruh nusantara Indonesia dan dunia. 
Terimakasih.
Terima berkat cucumu pastor SVD
Berkati cucumu
dari dalam surga Abadi
Tujuan hidup kita bersama.