Jumat, Mei 10, 2013

BERMISI DI "TEMPAT" SULIT : Takut vs Berani



BERMISI DI “TEMPAT” SULIT : Takut vs Berani
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa diutus di tempat misi yang gampang atau di tempat misi yang sulit. Ketika kita diutus ke tempat yang gampang, karya misi berjalan bagaikan kendaraan berjalan di atas jalan tol. Pribadi kita maupun komunitas kita memperlancar aliran karya misi Allah dan kendaraan misi Allah dapat berjalan lancar. Pribadi sesama, baik itu umat, pemerintah atau penguasa sipil dan penguasa agama-agama lintas batas mendukung karya misi Allah sehingga kendaraan misi Allah berjalan bagaikan berjalan di atas jalan tol. Sebaliknya ketika kita diutus dan berada di daerah misi  yang sulit, kita bisa semakin berani untuk bermisi atau semakin takut untuk bermisi.
Kesulitan itu bisa datang dari internal pribadi atau internal komunitas kita sebagai titik awal kepergian kita keluar untuk bermisi. Kesulitan itu juga bisa datang dari luar diri kita sebagai pribadi, atau juga berasal dari luar diri komunitas kita. Kesulitan dari dalam diri kita itu berupa kesaksian hidup pribadi yang semakin mengalami kejatuhan, yang dapat menyebabkan menyalibkan sesama atau menjadi batu sandungan bagi sesama. Atau kesulitan dari dalam itu bisa berupa ketidakharmonisan dalam komunitas karena "SARA" di balik jubah biara yang menghalangi misi keluar komunitas dan juga misi ke dalam sebagai basis untuk misi ke luar komunitas. Kesulitan itu juga bisa datang dari atasan kita yang kurang bijaksana di dalam mengambil keputusan-keputusan untuk karya misi yang berjiwa kemanusiaan dan keimanan.
Menghadapi kesulitan berwajah ganda itu kita dapat melahirkan kedua kemungkinan ini. Kita bisa membangkitkan Roh keberanian atau Roh Kenabian mewartakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan, atau kita bisa mematikan atau menenggelamkan Roh Keberanian atau Roh Kenabian di dalam aneka kesulitan itu sehingga kita tampil sebagai seorang pribadi yang berwarna “abu-abu” seperti seorang politisi, atau tampil sebagai “bunglon” hanya untuk sekedar mencari keamanan diri, yang hanya memberikan sukacita sesaat saja, tidak memberikan sukacita sejati dan abadi yang hanya dapat ditemukan di dalam Roh Kudus Roh Kristus seperti yang diwartakan di dalam Injil hari ini.
Bacaan Pertama hari ini menampilkan misi kenabian Paulus di Korintus. Ia berkarya berdasarkan petunjuk janji Tuhan, yang muncul di dalam suatu penglihatan:”Jangan Takut! Teruskan memberitakan Firman Allah dan Jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.
Paulus memegang teguh pada janji Tuhan itu sebagai kekuatan utama di dalam misinya di Korintus. Ketika orang Yahudi  hendak mematahkan karya misi Paulus, upaya mereka itu sia-sia belaka. Gubernur Galio yang berkuasa pada saat itu, mengusir orang-orang Yahudi yang datang menjatuhkan atau menggagalkan misi Paulus di Korintus. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mengandalkan Allah, mengandalkan Roh Kudus Allah, senantiasa mengalami sukacita dan keberanian dalam mewartakan Firman Allah untuk menyelamatkan bukan menghancurkan. Semua kekuatan yang menghancurkan ditundukan di hadapan Allah yang Paulus wartakan.
Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus hari pertama pada hari ini. Dasar Kitab Suci Novena kepada Roh Kudus adalah Kisah Para Rasul 1:12-14, yang mengingatkan kita akan masa sesudah kenaikan Kristus ke Surga, ketika para rasul, atas nama Yesus, kembali ke ruang atas dan tinggal di sana, dalam doa bersama Ibu Yesus dan saudara-saudari yang terhimpun dalam komunitas awal, yang merupakan inti pertama dari Gereja.
Setiap tahun sesudah Hari Raya Kenaikan, Gereja menjalani novena perdana ini, novena kepada Roh Kudus. Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan bahwa Para Rasul berhimpun di ruang atas bersama Bunda Kristus, memohon penggenapan janji yang disampaikan kepada mereka oleh Kristus yang telah bangkit, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku”.
Novena perdana kepada Roh Kudus yang dilaksanakan oleh Para Rasul itu merupakan model dari Novena Kepada Roh Kudus yang kita laksanakan dalam Gereja pada kesempatan ini. Tujuan Novena Roh Kudus adalah agar kita hidup berdasarkan kehendak Roh Kudus yang menyelamatkan dan membawa sukacita yang sejati yang tidak dapat diambil oleh orang lain atau oleh siapapun dari diri kita. Kita mengadakan novena bukan untuk Roh Kudus menuruti kehendak kita yang egois yang menyalibkan sesama. Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus agar Roh Keberanian Allah dan Roh Kenabian Allah bertumbuh dan berkembang serta lahir dalam pewartaan dan kesaksian hidup kita.


Novena kepada Roh Kudus Hari Pertama
Jumat 10 Mei 2013 di RKZ Surabaya
Kis 18 : 9 – 18
Mzm 47 : 2–3.4-5.6-7
Yoh 16 : 20 - 23

NOVENA ROH KUDUS HARI PERTAMA 10 MEI 2013




BERMISI DI “TEMPAT” SULIT : Takut vs Berani
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa diutus di tempat misi yang gampang atau di tempat misi yang sulit. Ketika kita diutus ke tempat yang gampang, karya misi berjalan bagaikan kendaraan berjalan di atas jalan tol. Pribadi kita maupun komunitas kita memperlancar aliran karya misi Allah dan kendaraan misi Allah dapat berjalan lancar. Pribadi sesama, baik itu umat, pemerintah atau penguasa sipil dan penguasa agama-agama lintas batas mendukung karya misi Allah sehingga kendaraan misi Allah berjalan bagaikan berjalan di atas jalan tol. Sebaliknya ketika kita diutus dan berada di daerah misi  yang sulit, kita bisa semakin berani untuk bermisi atau semakin takut untuk bermisi.
Kesulitan itu bisa datang dari internal pribadi atau internal komunitas kita sebagai titik awal kepergian kita keluar untuk bermisi. Kesulitan itu juga bisa datang dari luar diri kita sebagai pribadi, atau juga berasal dari luar diri komunitas kita. Kesulitan dari dalam diri kita itu berupa kesaksian hidup pribadi yang semakin mengalami kejatuhan, yang dapat menyebabkan menyalibkan sesama atau menjadi batu sandungan bagi sesama. Atau kesulitan dari dalam itu bisa berupa ketidakharmonisan dalam komunitas karena "SARA" di balik jubah biara yang menghalangi misi keluar komunitas dan juga misi ke dalam sebagai basis untuk misi ke luar komunitas. Kesulitan itu juga bisa datang dari atasan kita yang kurang bijaksana di dalam mengambil keputusan-keputusan untuk karya misi yang berjiwa kemanusiaan dan keimanan.
Menghadapi kesulitan berwajah ganda itu kita dapat melahirkan kedua kemungkinan ini. Kita bisa membangkitkan Roh keberanian atau Roh Kenabian mewartakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan, atau kita bisa mematikan atau menenggelamkan Roh Keberanian atau Roh Kenabian di dalam aneka kesulitan itu sehingga kita tampil sebagai seorang pribadi yang berwarna “abu-abu” seperti seorang politisi, atau tampil sebagai “bunglon” hanya untuk sekedar mencari keamanan diri, yang hanya memberikan sukacita sesaat saja, tidak memberikan sukacita sejati dan abadi yang hanya dapat ditemukan di dalam Roh Kudus Roh Kristus seperti yang diwartakan di dalam Injil hari ini.
Bacaan Pertama hari ini menampilkan misi kenabian Paulus di Korintus. Ia berkarya berdasarkan petunjuk janji Tuhan, yang muncul di dalam suatu penglihatan:”Jangan Takut! Teruskan memberitakan Firman Allah dan Jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.
Paulus memegang teguh pada janji Tuhan itu sebagai kekuatan utama di dalam misinya di Korintus. Ketika orang Yahudi  hendak mematahkan karya misi Paulus, upaya mereka itu sia-sia belaka. Gubernur Galio yang berkuasa pada saat itu, mengusir orang-orang Yahudi yang datang menjatuhkan atau menggagalkan misi Paulus di Korintus. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mengandalkan Allah, mengandalkan Roh Kudus Allah, senantiasa mengalami sukacita dan keberanian dalam mewartakan Firman Allah untuk menyelamatkan bukan menghancurkan. Semua kekuatan yang menghancurkan ditundukan di hadapan Allah yang Paulus wartakan.
Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus hari pertama pada hari ini. Dasar Kitab Suci Novena kepada Roh Kudus adalah Kisah Para Rasul 1:12-14, yang mengingatkan kita akan masa sesudah kenaikan Kristus ke Surga, ketika para rasul, atas nama Yesus, kembali ke ruang atas dan tinggal di sana, dalam doa bersama Ibu Yesus dan saudara-saudari yang terhimpun dalam komunitas awal, yang merupakan inti pertama dari Gereja.
Setiap tahun sesudah Hari Raya Kenaikan, Gereja menjalani novena perdana ini, novena kepada Roh Kudus. Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan bahwa Para Rasul berhimpun di ruang atas bersama Bunda Kristus, memohon penggenapan janji yang disampaikan kepada mereka oleh Kristus yang telah bangkit, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku”.
Novena perdana kepada Roh Kudus yang dilaksanakan oleh Para Rasul itu merupakan model dari Novena Kepada Roh Kudus yang kita laksanakan dalam Gereja pada kesempatan ini. Tujuan Novena Roh Kudus adalah agar kita hidup berdasarkan kehendak Roh Kudus yang menyelamatkan dan membawa sukacita yang sejati yang tidak dapat diambil oleh orang lain atau oleh siapapun dari diri kita. Kita mengadakan novena bukan untuk Roh Kudus menuruti kehendak kita yang egois yang menyalibkan sesama. Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus agar Roh Keberanian Allah dan Roh Kenabian Allah bertumbuh dan berkembang serta lahir dalam pewartaan dan kesaksian hidup kita.


Novena kepada Roh Kudus Hari Pertama
Jumat 10 Mei 2013 di RKZ Surabaya
Kis 18 : 9 – 18
Mzm 47 : 2–3.4-5.6-7
Yoh 16 : 20 - 23

Homili Jumat 10 Mei 2013



BERMISI DI “TEMPAT” SULIT : Takut vs Berani
*P. Benediktus Bere Mali, SVD*

Kita bisa diutus di tempat misi yang gampang atau di tempat misi yang sulit. Ketika kita diutus ke tempat yang gampang, karya misi berjalan bagaikan kendaraan berjalan di atas jalan tol. Pribadi kita maupun komunitas kita memperlancar aliran karya misi Allah dan kendaraan misi Allah dapat berjalan lancar. Pribadi sesama, baik itu umat, pemerintah atau penguasa sipil dan penguasa agama-agama lintas batas mendukung karya misi Allah sehingga kendaraan misi Allah berjalan bagaikan berjalan di atas jalan tol. Sebaliknya ketika kita diutus dan berada di daerah misi  yang sulit, kita bisa semakin berani untuk bermisi atau semakin takut untuk bermisi.
Kesulitan itu bisa datang dari internal pribadi atau internal komunitas kita sebagai titik awal kepergian kita keluar untuk bermisi. Kesulitan itu juga bisa datang dari luar diri kita sebagai pribadi, atau juga berasal dari luar diri komunitas kita. Kesulitan dari dalam diri kita itu berupa kesaksian hidup pribadi yang semakin mengalami kejatuhan, yang dapat menyebabkan menyalibkan sesama atau menjadi batu sandungan bagi sesama. Atau kesulitan dari dalam itu bisa berupa ketidakharmonisan dalam komunitas karena "SARA" di balik jubah biara yang menghalangi misi keluar komunitas dan juga misi ke dalam sebagai basis untuk misi ke luar komunitas. Kesulitan itu juga bisa datang dari atasan kita yang kurang bijaksana di dalam mengambil keputusan-keputusan untuk karya misi yang berjiwa kemanusiaan dan keimanan.
Menghadapi kesulitan berwajah ganda itu kita dapat melahirkan kedua kemungkinan ini. Kita bisa membangkitkan Roh keberanian atau Roh Kenabian mewartakan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, kebaikan, atau kita bisa mematikan atau menenggelamkan Roh Keberanian atau Roh Kenabian di dalam aneka kesulitan itu sehingga kita tampil sebagai seorang pribadi yang berwarna “abu-abu” seperti seorang politisi, atau tampil sebagai “bunglon” hanya untuk sekedar mencari keamanan diri, yang hanya memberikan sukacita sesaat saja, tidak memberikan sukacita sejati dan abadi yang hanya dapat ditemukan di dalam Roh Kudus Roh Kristus seperti yang diwartakan di dalam Injil hari ini.
Bacaan Pertama hari ini menampilkan misi kenabian Paulus di Korintus. Ia berkarya berdasarkan petunjuk janji Tuhan, yang muncul di dalam suatu penglihatan:”Jangan Takut! Teruskan memberitakan Firman Allah dan Jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.
Paulus memegang teguh pada janji Tuhan itu sebagai kekuatan utama di dalam misinya di Korintus. Ketika orang Yahudi  hendak mematahkan karya misi Paulus, upaya mereka itu sia-sia belaka. Gubernur Galio yang berkuasa pada saat itu, mengusir orang-orang Yahudi yang datang menjatuhkan atau menggagalkan misi Paulus di Korintus. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang mengandalkan Allah, mengandalkan Roh Kudus Allah, senantiasa mengalami sukacita dan keberanian dalam mewartakan Firman Allah untuk menyelamatkan bukan menghancurkan. Semua kekuatan yang menghancurkan ditundukan di hadapan Allah yang Paulus wartakan.
Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus hari pertama pada hari ini. Dasar Kitab Suci Novena kepada Roh Kudus adalah Kisah Para Rasul 1:12-14, yang mengingatkan kita akan masa sesudah kenaikan Kristus ke Surga, ketika para rasul, atas nama Yesus, kembali ke ruang atas dan tinggal di sana, dalam doa bersama Ibu Yesus dan saudara-saudari yang terhimpun dalam komunitas awal, yang merupakan inti pertama dari Gereja.
Setiap tahun sesudah Hari Raya Kenaikan, Gereja menjalani novena perdana ini, novena kepada Roh Kudus. Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan bahwa Para Rasul berhimpun di ruang atas bersama Bunda Kristus, memohon penggenapan janji yang disampaikan kepada mereka oleh Kristus yang telah bangkit, “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku”.
Novena perdana kepada Roh Kudus yang dilaksanakan oleh Para Rasul itu merupakan model dari Novena Kepada Roh Kudus yang kita laksanakan dalam Gereja pada kesempatan ini. Tujuan Novena Roh Kudus adalah agar kita hidup berdasarkan kehendak Roh Kudus yang menyelamatkan dan membawa sukacita yang sejati yang tidak dapat diambil oleh orang lain atau oleh siapapun dari diri kita. Kita mengadakan novena bukan untuk Roh Kudus menuruti kehendak kita yang egois yang menyalibkan sesama. Kita mengadakan Novena kepada Roh Kudus agar Roh Keberanian Allah dan Roh Kenabian Allah bertumbuh dan berkembang serta lahir dalam pewartaan dan kesaksian hidup kita.


Novena kepada Roh Kudus Hari Pertama
Jumat 10 Mei 2013 di RKZ Surabaya
Kis 18 : 9 – 18
Mzm 47 : 2–3.4-5.6-7
Yoh 16 : 20 - 23