PEWARTAAN YUNUS :
DARI TEPI SAMPAI PUSAT NINIWE
Homili
Rabu 20 Februari 2013
Yun
3:1-10; Luk 11 : 29 – 32
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Nabi Yunus misionaris Tuhan pergi mewartakan Pertobatan kepada
bangsa Niniwe dari rakyat hingga berpuncak pada Raja Niniwe di Istana Karajaan
Niniwe.
Mengapa Yunus mewartakan Pertobatan kepada bangsa Niniwe itu berpuncak
pada Raja di Istana Kerajaan Niniwe?
Karena misi Yunus mewartakan pertobatan mempunyai strategi yang
hebat. Yunus sebagai utusan Tuhan yang cukup cerdas dalam mewartakan Pertobatan
kepada bangsa Niniwe. Prinsip Yunus jelas bahwa dengan pertobatan Raja Niniwe
memudahkan proses pertobatan seluruh rakyat bangsa Niniwe. Raja mempunyai massa
yaitu rakyat yang dipimpinnya. Pertobatan Raja maka akan mudah pertobatan
Rakyat Niniwe.
Paradigma misi Yunus itu tepat sekali. Mula-mula Yunus mewartakan pertobatan kepada
sejumlah rakyat Niniwe. Rakyat Niniwe diberi
kesempatan hanya selama empat
puluh hari lagi untuk bertobat. Kalau waktu itu tidak dugunakan maka Tuhan akan
menurunkan hukuman kepada bangsa Niniwe.
Kesempatan itu adalah tinggal empat puluh hari. Bangsa Niniwe
perlu retret agung seperti Yesus retret agung di Padang Gurun selama empat
puluh hari sebagai persiapan sebelum memulai karya misi perutusan untuk
menyelamatkan dunia. Kesempatan istimewa itu digunakan secara positif oleh
seluruh bangsa Niniwe mulai dari rakyat di periferi sampai raja di pusat Istana
Kerajaan. Bahkan rakyat sendiri menanggapi pewartaan Yunus dengan memerintahkan
seluruh makluk di Niniwe bertobat dengan mengenakan pakain berkabung dan duduk
di atas debu sebagai tanda pertobatan mereka selama empat puluh hari.
Pertobatan seluruh Rakyat selama empat puluh hari itu diterima
Tuhan. Pada hari penghukuman yang telah ditentukan tiba, Tuhan menarik kembali
atau membatalkan kembali hukuman itu. Tuhan memberikan berkat kepada bangsa
Niniwe karena mereka sungguh berjalan
meninggalkan kegelapan dosa masa lalu menuju Jalan terang Tuhan yang
menyelamatkan mereka. Tuhan memberkati
setiap orang yang bertobat. Bertobat berarti berjalan meninggalkan dosa menuju
hidup dan berjalan di atas jalan keselamatan Tuhan.
Para misionaris SVD di Indonesia yang mulai di Lahurus tanah
Timor melaksanakan misi Tuhan dengan Strategi misi seperti Yunus. Kalau Yunus
mewartakan khabar Gembira Tuhan sampai di Istana Raja Niniwe maka para
misionaris awal pun mewartakan Injil di tanah Timor dari umat sederhana sampai
berpuncak di istana Kerajaan di masing-masing wilayah di Tanah Timor. Misi SVD
demikian membawa pertobatan Raja – Raja Pulau Timor dan dengan demikian Raja
yang bertobat juga menyampaikan kepada bawahannya untuk juga bertobat mengikuti
teladan pertobatan Raja. Dalam waktu yang tidak lama seluruh Raja dan Rakyat
menjadi umat di Gereja Katolik. Mereka menjadi rakyat sekaligus menjadi umat.
Pertobatan Raja itu tidak serta merta dalam waktu singkat
terjadi. Seperti Yunus mempertobatkan
Raja juga tidak secara langsung, tetapi melalui orang-orang dekat Raja melalui
dialog dan diplomasi yang membutuhkan waktu
dalam proses mencapai pertobatan. Para misionaris SVD di Timor membangun
dialog dan diplomasi dengan Raja melalu juru bicara dari pihak Raja dan dari
Pihak Gereja atau misionaris.
Jurubicara itu adalah orang setempat yang mengetahui aturan main
sebagai seorang jurubicara. Mereka itulah menjadi jembatan yang menghubungkan
Pihak Raja dan Pihak Misionaris. Seperti titik air yang terus jatuh menetesi Batu yang
keras-lama-lama Batu keras itu bisa luluh juga. Demikian juga para Raja yang
awalnya keras hati untuk menerima pewartaan para misionaris tetapi karena
misionaris menggunakan spiritualitas tetes air tadi maka dalam waktu yang tidak
lama Raja menerima pewartaan Injil dan berjalan dari masa lalu raja yang belum
terima Injil menjadi menerima Injil, dari masa lalu yang masih diliputi dengan
cara hidup lama yang jauh dari Injil menjadi dekat dengan Injil yang diwartakan
misionaris.
Kehadiran SVD di dalam tugas perutusan sebagai misionaris yang
mewartakan Injil, selalu diinspirasi pendekatan Yunus yang hebat dalam
mewartakan Kehendak Allah di Niniwe dari Periferi sampai pusat Istana Raja.
Misionaris SVD sejagat diinspirasi pendekatan misi “dari atas ke bawah” dan “dari
bawah ke atas” agar kebaikan bersama yang diharapkan bersama dapat dialami di
dalam hidup bersama. Misionaris adalah jembatan antara rakyat dan Raja, antara
umat dengan pemerintah. Dengan demikian Rahmat yang Tuhan titipkan melalui
Pimpinan Sipil maupun Pimpinan Religius terus mengalir kepada rakyat maupun
umat.