MEMBERSIHKAN
SALURAN AIR RAHMAT
Homili
Senin 4 Maret 2013
2Raj
5 : 1 -15a
Mzm
42:2.3;43:3.4
Luk
4 : 24 – 30
P. Benediktus Bere Mali, SVD
Waktu sekolah di SMU saya tinggal di asrama. Ada ratusan anak asrama tinggal di asrama
itu. Salah satu yang dibutuhkan anak asrama adalah air yang cukup. Suatu ketika
terjadi kekeringan bak-bak di kamar mandi dan kamar WC karena aliran air dari
sumber air melalui pipa menuju asrama tidak mengalir. Bisa dibayangkan betapa
tidak sedapnya masuk kamar WC yang tidak ada air.
Seksi air pergi ke sumber air yang jauhnya kurang lebih enam
kilo meter. Seksi air itu tiba di sumber air dan melihat air berlimpah-limpah. Persoalannya
bukan pada kekurangan air di sumber air. Halangan dipastikan pada pipa dari
sumber menuju asrama kami. Barangkali pipa di tengah jalan putus. Barangkali
juga ada sumbatan dalam pipa. Seksi air menelusuri pipa air yang letaknya di
permukaan tanah. Ditemukan bahwa tidak ada pipa yang bocor.
Seksi air pun mulai membongkar kembali setiap pipa air itu.
Ternyata di dekat sumber air itu, ada yang memasukkan pasir dan batu serta rerumputan
ke dalam lubang pipa sehingga aliran air menuju asrama terhalang. Setelah pipa
itu dibersihkan dari kotoran yang ada di dalam pipa itu, anak asrama kembali
menerima air berkelimpahan.
Tuhan adalah sumber
Rahmat. Manusia adalah pipa rahmat. Setiap saat Allah mengalirkan rahmatNya
kepada manusia. Tetapi tidak semua manusia menjadi pipa bersih yang senantiasi
menjadi penyalur rahmatNya itu kepada sesama, maupun kepada dunia sekitar yang
sama membutuhkan rahmat Tuhan itu. Hanya segelintir orang yang setia
membersihkan pipa dirinya untuk menerima air rahmat Tuhan bagi dirinya maupun
terus mengalirkan air rahmatNya itu kepada sesama dan dunia sekitar yang
membutuhkanNya.
Naaman adalah panglima Raja Aram. Ia sedang sakit
kusta. Pelayan
isterinya memperkenalkan
Nabi Elisa di Israel yang dapat menyembuhkan sakit kustanya. Betapa
senangnya Naaman
mendengar berita itu. Naaman pergi kepada Raja meminta izin tertulis
datang ke
Raja Israel untuk menyembuhkan Naaman yang sakit kusta. Naaman bersama
pasukannya tiba di istana Raja Israel. Mereka menyerahkan surat izin
tertulis dari
Raja Aram kepada Raja Israel. Isi surat itu adalah untuk menyembuhkan
sakit kusta Naaman. Raja Israel
kaget dan mengoyakkan bajunya karena merasa tidak layak dan tidak
pantas. Nabi
Elisa merekam kejadian itu dan menanggapi Raja Israel dengan meminta
Naaman
bersama pasukannya datang kepadanya untuk menyembuhkan sakit kusta
Naaman. Pasukan Naaman pun datang kepada Elisa dan tiba di kediaman Nabi
Elisa. Proses penyembuhan pun disampaikan kepada Naaman. Nabi Elisa
menyuruh Naaman turun ke Sungai Yordan untuk mandi sebanyak tujuh kali.
Usai mandi tujuh kali di Sungai Yordan, Naaman sembuh dari sakit
kustanya. Naaman terbuka dan rendah hati kepada Rahmat kesembuhan Allah
yang disalurkan melalui sesama yaitu pelayan isteri Naaman dan nabi
Elisa. Keterbukaan dan kerendahan hati Naaman melahirkan perubahan di
dalam diri Naaman. Naaman lama adalah yang sakit kusta dan masih
samar-samar mengenal Allah Israel. Naaman Baru adalah yang sudah sehat
berkat mujizat penyembuhan dari Allah Israel dan memastikan pemahaman
dan pengenalan akan Allah Israel yang sejati. Nabi Elisa mengalirkan
rahmat kesembuhan Tuhan kepada Naaman. Nabi Elisa pula yang membuka
pintu iman Naaman yang tertutup menuju mengimani Allah Israel yang menyembuhkannya.
Bersama Pemazmur, Naaman pun boleh berdoa. “Jiwaku haus akan Allah, akan
Allah yang hidup. Aku boleh datang di Israel melihat Allah”.
Allah Isreal mengutus Elisa dan Elia
kepada orang yang bersedia terbuka menerima aliran rahmat Tuhan bukan kepada
orang yang menutupi pipa hatinya terhadap datangnya aliran rahmat Tuhan. Allah
menghendaki kerja aliran rahmatNya kepada manusia itu semestinya bekerja secara
efektif dan efisien. Ketika kelaparan hebat di Israel, Elia diutus bukan kepada
Israel tetapi kepada seorang Janda Sarfaat di Sidon, yang terbuka terhadap
aliran rahmat Tuhan. Ketika banyak orang
kusta di Israel, Allah tidak mengutus Elisa kepada mereka tetapi kepada Naaman
orang Siria yang membuka diri menerima aliran rahmat kesembuhan Tuhan melalui
sesama yaitu nabi Elisa.
Bertobat berarti menggunakan kunci yang
kita pegang untuk membuka hulu pipa hati kita kepada sumber air rahmat dari
Tuhan sehingga kita disegarkan oleh aliran RahmatNya yang menyelamatkan diri
kita, sekaligus kita membuka hilir pipa hati kita yang terus mengalirkan aliran
air rahmat Tuhan yang menyegarkan dan menyelamatkan sesama dan dunia. Tentu
saja berdosa itu sebaliknya.