Selasa, Maret 05, 2013

Homili Selasa 5 Maret 2013


Buka Pintu Hulu – Hilir Aliran Ampun

Homili Selasa 5 Maret 2013
Dan 3 : 25. 34 – 43
Mzm 25 : 4bc-5ab.6-7bc.8-9
Mat 18 : 21 – 35

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD


Buku Air Mata Bola mengemukakan ke permukaan bahwa permainan bola kaki mendatangkan hiburan tetapi juga mendatangkan sakit hati bagi manusia. Pihak yang kalah dihina, dilecehkan bahkan ditindas dengan sikap, kata dan ekspresi dari mereka yang menangn atau pendukungnya. Pihak yang menang tertawa puas bahagia dan sukacita di antara sakit hati mereka yang kalah.
Pernyataan dalam Buku Air Mata Bola itu membenarkan pengalaman saya ketika saya bermain bola pada waktu pesta Famili. Kami bermain pada saat musim hujan sehingga lapangan berlumpur. Ketika saya menendang bola, kaki saya mencapai wajah dan bahu seorang lawan sehingga wajah dan bahunya penuh lumpur. Teman itu marah saya, jengkel bahkan dendam saya. Saya menanggapinya dengan tulus menyatakan minta maaf  kepadanya. Tetapi reaksinya agak berbeda. Dia berteriak berkata : “sampai kucing bertanduk pun saya tidak akan mengampuni.” Saya pun berusaha mengihindari amarahnya terhadap saya.  Saya sudah berusaha secara tulus memberi maaf tetapi saat itu dia belum siap menerima maaf malah mengatakan sampai kucing bertanduk pun tidak akan memberi maaf. Saya bermain demikian bukan jengkel atau marah terhadap dia. Peristiwa itu terjadi dalam permainan secara kebetulan atau spontan.
Injil hari ini berbicara tentang pengampunan kepada sesama tanpa batas. Seorang pengikut Yesus mengampuni seperti Yesus yang mengampuni tanpa batas. Pintu pengampunan seorang pengikut Yesus, selalu terbuka. Pintu hulu pengampunan dalam diri selalu terbuka menerima aliran ampunan Tuhan kepada diri yang berdosa.  Pintu hilir pengampunan dalam diri juga senantiasa terbuka memberi ampunan kepada sesama dan menerima ampunan dari sesama. Artinya seorang pengikut Yesus sesungguhnya tidak menyimpan dendam kepada sesama walaupun ada banyak orang yang mendendam dirinya. Seorang pengikut Yesus senantiasa mengampuni sekalipun orang lain tidak mau mengampuninya. Seorang pengikut Yesus senantiasa mencintai sesama lintas batas walaupun banyak orang yang memusuhinya.

Sejarah Suku Laimea dalam Ritus Adat "Sigiwitar Pak"




Senin, Maret 04, 2013

Homili Senin 4 Maret 2013

MEMBERSIHKAN SALURAN AIR RAHMAT

Homili Senin 4 Maret  2013
2Raj 5 : 1 -15a
Mzm 42:2.3;43:3.4
Luk 4 : 24 – 30

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Waktu sekolah di SMU saya tinggal di asrama. Ada ratusan anak asrama tinggal di asrama itu. Salah satu yang dibutuhkan anak asrama adalah air yang cukup. Suatu ketika terjadi kekeringan bak-bak di kamar mandi dan kamar WC karena aliran air dari sumber air melalui pipa menuju asrama tidak mengalir. Bisa dibayangkan betapa tidak sedapnya masuk kamar WC yang tidak ada air.
Seksi air pergi ke sumber air yang jauhnya kurang lebih enam kilo meter. Seksi air itu tiba di sumber air dan melihat air berlimpah-limpah. Persoalannya bukan pada kekurangan air di sumber air. Halangan dipastikan pada pipa dari sumber menuju asrama kami. Barangkali pipa di tengah jalan putus. Barangkali juga ada sumbatan dalam pipa. Seksi air menelusuri pipa air yang letaknya di permukaan tanah. Ditemukan bahwa tidak ada pipa yang bocor.
Seksi air pun mulai membongkar kembali setiap pipa air itu. Ternyata di dekat sumber air itu, ada yang memasukkan pasir dan batu serta rerumputan ke dalam lubang pipa sehingga aliran air menuju asrama terhalang. Setelah pipa itu dibersihkan dari kotoran yang ada di dalam pipa itu, anak asrama kembali menerima air berkelimpahan.
 Tuhan adalah sumber Rahmat. Manusia adalah pipa rahmat. Setiap saat Allah mengalirkan rahmatNya kepada manusia. Tetapi tidak semua manusia menjadi pipa bersih yang senantiasi menjadi penyalur rahmatNya itu kepada sesama, maupun kepada dunia sekitar yang sama membutuhkan rahmat Tuhan itu. Hanya segelintir orang yang setia membersihkan pipa dirinya untuk menerima air rahmat Tuhan bagi dirinya maupun terus mengalirkan air rahmatNya itu kepada sesama dan dunia sekitar yang membutuhkanNya.
       Naaman adalah panglima Raja Aram. Ia sedang sakit kusta.  Pelayan isterinya memperkenalkan Nabi Elisa di  Israel yang dapat menyembuhkan sakit kustanya. Betapa senangnya Naaman mendengar berita itu. Naaman pergi kepada Raja meminta izin tertulis datang ke Raja Israel untuk menyembuhkan Naaman yang sakit kusta. Naaman bersama pasukannya tiba di istana Raja Israel. Mereka menyerahkan surat izin tertulis dari Raja Aram kepada Raja Israel. Isi surat itu adalah untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Raja Israel kaget dan mengoyakkan bajunya karena merasa tidak layak dan tidak pantas. Nabi Elisa merekam kejadian itu dan menanggapi Raja Israel dengan meminta Naaman bersama pasukannya datang kepadanya untuk menyembuhkan sakit kusta Naaman. Pasukan Naaman pun datang kepada Elisa dan tiba di kediaman Nabi Elisa. Proses penyembuhan pun disampaikan kepada Naaman. Nabi Elisa menyuruh Naaman turun ke Sungai Yordan  untuk mandi sebanyak tujuh kali. Usai mandi tujuh kali di Sungai Yordan, Naaman sembuh dari sakit kustanya. Naaman terbuka dan rendah hati kepada Rahmat kesembuhan Allah yang disalurkan melalui sesama yaitu pelayan isteri Naaman dan nabi Elisa. Keterbukaan dan kerendahan hati Naaman melahirkan perubahan di dalam diri Naaman. Naaman lama adalah yang sakit kusta dan masih samar-samar mengenal Allah Israel. Naaman Baru adalah yang sudah sehat berkat mujizat penyembuhan dari Allah Israel dan memastikan pemahaman dan pengenalan akan Allah Israel yang sejati. Nabi Elisa mengalirkan rahmat kesembuhan Tuhan kepada Naaman. Nabi Elisa pula yang membuka pintu iman Naaman yang tertutup menuju mengimani Allah Israel yang menyembuhkannya. Bersama Pemazmur, Naaman pun boleh berdoa. “Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Aku boleh datang di Israel melihat Allah”.
       Allah Isreal mengutus Elisa dan Elia kepada orang yang bersedia terbuka menerima aliran rahmat Tuhan bukan kepada orang yang menutupi pipa hatinya terhadap datangnya aliran rahmat Tuhan. Allah menghendaki kerja aliran rahmatNya kepada manusia itu semestinya bekerja secara efektif dan efisien. Ketika kelaparan hebat di Israel, Elia diutus bukan kepada Israel tetapi kepada seorang Janda Sarfaat di Sidon, yang terbuka terhadap aliran rahmat Tuhan. Ketika  banyak orang kusta di Israel, Allah tidak mengutus Elisa kepada mereka tetapi kepada Naaman orang Siria yang membuka diri menerima aliran rahmat kesembuhan Tuhan melalui sesama yaitu nabi Elisa.
       Bertobat berarti menggunakan kunci yang kita pegang untuk membuka hulu pipa hati kita kepada sumber air rahmat dari Tuhan sehingga kita disegarkan oleh aliran RahmatNya yang menyelamatkan diri kita, sekaligus kita membuka hilir pipa hati kita yang terus mengalirkan aliran air rahmat Tuhan yang menyegarkan dan menyelamatkan sesama dan dunia. Tentu saja berdosa itu sebaliknya.

Minggu, Maret 03, 2013

Allah Bermedia Menyatakan DiriNya kepada kita


ALLAH YANG BERMEDIA MENYATAKAN DIRI
HOMILI MINGGU 3 MARET 2013

KEL 3 : 1 – 8A. 13 - 15
MZM 103 : 1 – 2 . 3 – 4. 6 – 7. 8.11; UL 8A
1 KOR 10 : 1 – 6 . 10 - 12
LUK 13 : 1 – 9

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

                                                                            
Adik saya mengajar anak TK di sebuah sekolah ternama. Anak-anak balita yang sekolah di TK itu menerima pengajaran yang mudah dimengerti. Caranya adalah guru mengajar dengan pengajaran bermedia. Banyak alat peraga yang digunakan pendidik dalam mengajar sehingga anak-anak TK menangkap maksud dan arti dari proses belajar mengajar tersebut.
Allah bermedia menyatakan dirinya untuk membebaskan manusia bukan menindas manusia. Allah menyatakan diri kepada Musa dalam semak duri yang terbakar tetapi tidak hangus. Ketika Musa mendekat, Allah menyapanya, tanggalkan kasut dari kakimu karena tempat dimana kakimu injak tanah adalah tempat kudus. Tanggalkan kasut adalah tanda menanggalkan manusia lama yang masih dilumuri dosa. Allah yang menyatakan diri kepada Musa adalah Allah Abraham-Ishak-Yakub.  Allah menyatakan diri kepada Musa dan mengutus Musa untuk membebaskan Bangsa Israel dari Perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji.
          Allah menyatakan diri dalam tiang awan kepada bangsa Israel yang dipimpin Musa di padang Gurun. Mereka dituntun di padang gurun menuju tanah terjanji dalam tuntunan tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Mereka yang setia pada tuntunan itu selamat. Mereka yang memiliki hati yang jahat terhadap Yahwe mengalami kematian. Berjalan menurut pedoman dan arahan Tuhan adalah ciri orang yang bertobat. Sebaliknya mereka yang berjalan menurut hatinya yang jahat dan ditewaskan adalah orang yang mati karena dosanya sendiri.
          Allah menyatakan diri kepada  manusia dalam perumpamaan Pohon Ara. Allah adalah pemilik kebun. Pengurus kebun adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Pohon ara adalah umat yang Tuhan percayakan kepada pengurus. Ketika Tuhan mendapati pohon tidak berbuah berturut-turut selama tiga tahun, Tuhan meminta pengurus kebun untuk memotong pohon ara itu. Tetapi pengurus kebun khususnya pohon ara itu menyadari bahwa barangkali kesalahan dan kelalaian pengurus untuk memberi perhatian yang lebih kepada pohon ara itu sehingga selama tiga tahun berturut-turut tidak menghasilkan buah. Maka pengurus itu meminta kepada Pemilik Kebun itu untuk memberikan kesempatan setahun lagi bagi pengurus itu untuk lebih memberikan perhatian kepada yang tidak berbuah itu. Barangkali dengan gemburkan tanah di sekitar pohon ara, pemupukan dan serta pengairan yang baik selama setahun, akan menghasilkan buah.
          Peluang perlu diciptakan bagi sesama yang berkembang baik maupun yang kurang baik, agar kesempatan yang dibangun itu dapat dimanfaatkan oleh yang berkembang baik dan yang belum baik atau tidak berkembang, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dan dalam kontrol dan evaluasi yang rutin, buah-buah yang diharapkan bisa dipetik pada waktunya.  Dengan adanya peluang dan mengisi peluang yang ada, kemudian dengan agenda dan evaluasi yang baik, hasil yang diperoleh menjadi sebuah hasil yang diperoleh dari gerakan bersama, sehingga tidak saling mempersalahkan satu dengan yang lain. Kalau dalam sebuah organisasi yang terdiri dari anggota dan pemimpinnya, atasan tidak menyalahkan bawahan atau sebaliknya kalau hasil yang diperoleh tidak diharapkan. Atau keberhasilan yang diraih, tidak hanya merupakan sebuah apresiasi kepada yang meraihnya secara personal, tetapi merupakan apresiasi kepada atasan maupun bawahan karena hasil itu dalam proses pencapaiannya melalui sebuah gerakan atasan – bawahan atau gerakan bersama.

Homili Minggu Prapaskah III-C-I, 3 Maret 2013


ALLAH YANG BERMEDIA MENYATAKAN DIRI
HOMILI MINGGU 3 MARET 2013

KEL 3 : 1 – 8A. 13 - 15
MZM 103 : 1 – 2 . 3 – 4. 6 – 7. 8.11; UL 8A
1 KOR 10 : 1 – 6 . 10 - 12
LUK 13 : 1 – 9

P. BENEDIKTUS BERE MALI, SVD

                                                                            
Adik saya mengajar anak TK di sebuah sekolah ternama. Anak-anak balita yang sekolah di TK itu menerima pengajaran yang mudah dimengerti. Caranya adalah guru mengajar dengan pengajaran bermedia. Banyak alat peraga yang digunakan pendidik dalam mengajar sehingga anak-anak TK menangkap maksud dan arti dari proses belajar mengajar tersebut.
Allah bermedia menyatakan dirinya untuk membebaskan manusia bukan menindas manusia. Allah menyatakan diri kepada Musa dalam semak duri yang terbakar tetapi tidak hangus. Ketika Musa mendekat, Allah menyapanya, tanggalkan kasut dari kakimu karena tempat dimana kakimu injak tanah adalah tempat kudus. Tanggalkan kasut adalah tanda menanggalkan manusia lama yang masih dilumuri dosa. Allah yang menyatakan diri kepada Musa adalah Allah Abraham-Ishak-Yakub.  Allah menyatakan diri kepada Musa dan mengutus Musa untuk membebaskan Bangsa Israel dari Perbudakan Mesir menuju Tanah Terjanji.
          Allah menyatakan diri dalam tiang awan kepada bangsa Israel yang dipimpin Musa di padang Gurun. Mereka dituntun di padang gurun menuju tanah terjanji dalam tuntunan tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Mereka yang setia pada tuntunan itu selamat. Mereka yang memiliki hati yang jahat terhadap Yahwe mengalami kematian. Berjalan menurut pedoman dan arahan Tuhan adalah ciri orang yang bertobat. Sebaliknya mereka yang berjalan menurut hatinya yang jahat dan ditewaskan adalah orang yang mati karena dosanya sendiri.
          Allah menyatakan diri kepada  manusia dalam perumpamaan Pohon Ara. Allah adalah pemilik kebun. Pengurus kebun adalah orang yang beriman kepada Tuhan. Pohon ara adalah umat yang Tuhan percayakan kepada pengurus. Ketika Tuhan mendapati pohon tidak berbuah berturut-turut selama tiga tahun, Tuhan meminta pengurus kebun untuk memotong pohon ara itu. Tetapi pengurus kebun khususnya pohon ara itu menyadari bahwa barangkali kesalahan dan kelalaian pengurus untuk memberi perhatian yang lebih kepada pohon ara itu sehingga selama tiga tahun berturut-turut tidak menghasilkan buah. Maka pengurus itu meminta kepada Pemilik Kebun itu untuk memberikan kesempatan setahun lagi bagi pengurus itu untuk lebih memberikan perhatian kepada yang tidak berbuah itu. Barangkali dengan gemburkan tanah di sekitar pohon ara, pemupukan dan serta pengairan yang baik selama setahun, akan menghasilkan buah.
          Peluang perlu diciptakan bagi sesama yang berkembang baik maupun yang kurang baik, agar kesempatan yang dibangun itu dapat dimanfaatkan oleh yang berkembang baik dan yang belum baik atau tidak berkembang, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan dan dalam kontrol dan evaluasi yang rutin, buah-buah yang diharapkan bisa dipetik pada waktunya.  Dengan adanya peluang dan mengisi peluang yang ada, kemudian dengan agenda dan evaluasi yang baik, hasil yang diperoleh menjadi sebuah hasil yang diperoleh dari gerakan bersama, sehingga tidak saling mempersalahkan satu dengan yang lain. Kalau dalam sebuah organisasi yang terdiri dari anggota dan pemimpinnya, atasan tidak menyalahkan bawahan atau sebaliknya kalau hasil yang diperoleh tidak diharapkan. Atau keberhasilan yang diraih, tidak hanya merupakan sebuah apresiasi kepada yang meraihnya secara personal, tetapi merupakan apresiasi kepada atasan maupun bawahan karena hasil itu dalam proses pencapaiannya melalui sebuah gerakan atasan – bawahan atau gerakan bersama.

Homili Minggu 3 Maret 2013


MEMBANGUN PELUANG
UNTUK BERKEMBANG

Homili Minggu 3 Maret 2013
Kel 3 : 1 – 8a. 13 – 15
1 Kor 10 : 1 – 6. 10 -12
Luk 13 : 1 – 9

P. Benediktus Bere Mali, SVD

Semakin banyak jumlah sisiwa atau mahasiswa dalam sebuah sekolah unggul atau sebuah perguruan tinggi yang berkualitas, semakin ketat persaingan untuk menjadi yang terbaik. Pasti sekolah unggul atau universitas berkualitas senantiasa memberikan peluang yang seluas-luasnya dengan berbagai sarana yang disediakan bagi siswa atau mahasiswa untuk mencapai hasil studi yang terbaik. Setiap siswa atau mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan yang disediakan untuk menjadi pribadi yang berkualitas.  Perolehan kualitas pendidikan yang dimiliki memudahkan lulusan mencari pekerjaan untuk mebangun hidup dan masa depan yang diharapkan.

Anggota Serikat Sabda Allah, dapat disejajarkan dengan  sebuah universitas ternama atau sebuah sekolah uggul.  Para anggota datang dari berbagai latar belakang menjadi anggota Serikat Sabda Allah. Anggota SVD memiliki tujuan yang pasti yaitu pewarta Sabda Allah dalam tugas perutusan. Keunggulan itu pertama-tama didasarkan Sabda Allah. Setiap SVD membaca Kitab Suci setiap hari. Setiap anggota SVD merenungkan Kitab Suci setiap hari. Setiap anggota SVD menulis homili setiap hari. Setiap SVD harus mensharingkan Kitab Suci setiap hari berdasarkan kalender tahun liturgi. Setiap anggota SVD hidup berdasarkan Kitab Suci. Setiap anggota SVD kreatif mencari cara-cara alternatif membaca dan merenungkan Kitab Suci dan hasil tulisan homili itu dibawakan dalam Perayaan Liturgi dengan menarik inspiratif bagi umat atau konfrater di dalam komunitas dan atau umat yang dilayani.

Pemimpin dalam komunitas karya, komunitas formasi menciptakan peluang bagi setiap anggota yang dipimpinnya untuk berkembang dan mengembangkan diri dalam Sabda Allah. Semakin mencintai Sabda Allah dan hidup di dalam Sabda Allah setiap anggta semakin mencintai panggilannya dan panggilannya tetap kokoh karena dikuatkan oleh Sabda Allah.

Lingkungan yang tercipta dengan baik, membantu setiap anggota SVD untuk berkembang dan mengembangkan diri.  Peluang yang tercipta dengan baik, dengan prosedurnya yang tertata rapi di dalam pelaksanaan, dan evaluasi rutin, maka hasil yang berbobot secara perlahan tapi pasti akan tercapai. Hal ini datang dari Sabda Injil hari ini. Ketika pemilik kebun melihat pohon arah tidak berbuah tiga tahun berturut-turut, dia meminta kepada pengurus kebun itu untuk memotong pohon arah itu. Tetapi pengurus kebun itu berkata kepada pemilik kebun itu demikian: “Tuan biarkanlah dia tumbuh selama setahun lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak tebanglah!” Kata-kata pengurus kebun ini sangat mendukung permenungan tentang penciptaan peluang yang baik dan sangat mendukung seseorang yang kelihatan punya kemampuan untuk berkembang maju dan berbuah banyak dalam karya pelayanannya.  

Pemilik kebun adalah Tuhan sendiri. Kita SVD adalah para pengurus kebun Tuhan. Ada banyak umat yang berkembang dalam menerima pelayanan kita. Ada banyak umat juga yang kurang berkembang dalam menerima pelayanan kita. Secara ke dalam, ada anggota SVD  yang dapat berkembang ke depan dalam tugas perutusannya. Ada anggota SVD yang berjalan mundur dalam tugas dan karya pelayanannya. Kepada yang berkembang barangkali kita sebagai pengurus dalam hal ini pemimpin senantiasa memberikan lingkungan yang sangat mendukung bagi perkembangan mereka. Tetapi mereka yang kurang berkembang barangkali karena kekurangan perhatian kita sebagai pemimpin yang adalah pengurus, kepada mereka yang berada di bawah kepemimpinan kita. Kalau demikian kita semestinya menggemburkan tanah di sekitar  pohon arah diri manusia, dan memberikan pupuk semangat yang mendorong pribadi untuk lebih kreatif progresif membangun diri menuju diri yang lebih berkualitas. Barangkali kemajuan mereka yang dipimpin kurang berkembang sekalipun sudah diberi peluang untuk berkembang, karena sistem kontrol dan evaluasi yang kurang jalan atau bahkan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dalam perencanaan yang matang.

Saya memahami dan menemukan bahwa unsur pertobatan yang mau digariskan dalam masa prapaskah ini sebetulnya terletak di dalam sebuah perubahan yang menuju profesionalisme di dalam karya pelayanan kita. Perubahan itu mulai dari diri sendiri. Kita sendiri mau maju berjalan menuju profesionalisme sesuai dengan panggilan kita sebagai SVD. Masing-masing SVD yang mau maju dan berkembang senantiasa dalam koridor Serikat Sabda Allah. Sabda Allah sebagai asal dan tujuan SVD. Berkembang maju dalam Sabda Allah. Sabda Allah menjadi sumber kekuatan bagi SVD untuk kreatif progresif menuju profesionalisme dalam tugas perutusan sebagai pewarta Sabda Allah.   

Anggota SVD banyak. Ada anggota ada pemimpinnya. Sebagai sebuah organisasi, SVD memiliki pemimpin untuk melayani. Pemimpin menciptakan peluang yang tepat sasar bagi anggotanya untuk berkembang maju, dalam sebuah perencanaan seperti pohon arah yang diberi kesempatan lagi setahun untuk hidup dan berbuah, didukung dengan bantuan pengurus yaitu menggemburkan tanah di sekeliling, memberi pupuk, dan tidak kalah penting pengurus memberikan perhatian yang telaten kepada pohon arah untuk berbuah. Pemimpin juga menentukan batas waktu tertentu bagi anggota untuk berkembang maju dan meraih hasil yang diharapkan. Pemimpin dalam proses perkembangan anggota, ada evaluasi rutin, untuk memperbaiki yang belum mantap dalam perjalanan menuju hasil yang bebrobot yang diharapkan.  Dengan demikian, hasil akhir yang diperoleh memberikan kepuasan atau pun kegagalan dalam proses yang sudah dilalui bersama, sehingga bawahan tidak mempersalahkan atasan dan atasan juga tidak mempersalahkan bawahan.